Improving Quality Of Life

Visitor 16.049

Hits 906

Online 5

KATALOG KARYA
2010.139 - 64.MIS
Cerita Bersambung - Cinta © 2010-07-16 : 23:42:53 (5033 hari -09:21:53 lalu)
The Power to be your best ternyata tak ku duga, di sini mulai cerita
KRONOLOGIS KARYA » KEPAK SAYAP MERPATI  ± Cerita Bersambung - Cinta © MIS. Posted : 2010-07-16 : 23:42:53 (5033 hari -09:21:53 lalu) HITS : 4566 lyrict-lagu-pilihan-lama ()
RESENSI : Gadis itu mengenakan baju rajutan ketat selutut berwarna hijau tua. Kakinya dibungkus legging hitam dan sepatu boot seperti yang biasa dikenakan penunggang kuda. Rambutnya yang diikat ke belakang menonjolkan dahi dan tulang pipinya. Penampakannya mengingatkan Ralf pada boneka lilin di Museum Madam Tussaud.
Pemilik sebuah galeri lukisan bernama Ralf meraba botol-botol sampanye dalam wadah perak, untuk memastikan apakah cairan berbusa tersebut cukup dingin untuk dihidangkan. Pria itu memandang sajian buffet di atas meja dengan puas. Ia dan asisten nya sudah menginvestasikan waktu dan tenaga untuk mempersiapkan perayaan satu dasawarsa galeri malam ini.

Ia tidak akan heran, jika malam ini hasil jerih payahnya akan memanen decak kagum pengunjung. Asistennya terlihat sedang berbincang-bincang dengan dua orang pengunjung pertama. Mereka mengamati lukisan gajah berwarna merah di tengah ruangan. Bila orang benar-benar memperhatikan, warna gajah itu dilukis dengan 24 warna merah yang berbeda.

Ralf berusaha mengingat daftar nama warna merah yang telah diberikan oleh pelukisnya. Merah magenta, merah fuchsia, merah maroon. Namun, selain ke-3 warna tersebut, tidak terlintas satu warna lain pun di pikirannya. Kehadiran seorang pengunjung yang baru memasuki ruangan telah mengganggu konsentrasinya.
Ralf meneliti gadis itu dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Ia yakin namanya tidak tercantum dalam daftar tamu undangan. Selain itu, penampilannya terlalu kasual untuk mengunjungi salah satu galeri lukisan bergengsi di pusat kota. Gadis itu mengenakan baju rajutan ketat selutut berwarna hijau tua. Kakinya dibungkus legging hitam dan sepatu boot seperti yang biasa dikenakan penunggang kuda. Rambutnya yang diikat ke belakang menonjolkan dahi dan tulang pipinya. Penampakannya mengingatkan Ralf pada boneka lilin di Museum Madam Tussaud.

Gadis itu mengitari ruangan seperti komidi putar. Langkahnya baru berhenti, ketika melihat jendela berbingkai kayu berwarna putih di salah satu sisi galeri. Ia mengamati pemandangan di luar, seperti layaknya seorang pengamat seni yang sedang menafsirkan makna sebuah objek lukisan. Bangunan dengan berbagai bentuk dan warna berdiri dilatarbelakangi langit senja. Sinar matahari yang meredup meninggalkan garis-garis cahaya berwarna merah dan oranye. Pemandangan itu mengingatkannya pada dekorasi perayaan ulang tahun anak-anak. Bulan yang mulai muncul tampak bersanding dengan matahari yang masih enggan terbenam.

Ralf membatalkan niatnya untuk mengikuti gadis itu, ketika mendengar pesawat telepon berdering. Belum sempat mengangkat gagang telepon, ia merasakan hawa dingin menyeruak di segala penjuru ruangan. Angin menerbangkan kertas-kertas di atas meja. Ralf bergegas menuju jendela yang sudah terbuka. Dari ambang jendela ia melihat gadis itu sudah berada di sisi luar tembok gedung, berdiri di atas balkon tanpa pagar selebar 30 sentimeter. Ia merapatkan tubuhnya di dinding.

Pemilik galeri itu tidak pernah menganggap balkon itu sebagai balkon. Ia lebih suka menyebutnya sebagai ornamen gedung bergaya baroque yang tidak ada gunanya selain menjadi toilet umum burung merpati. Sekarang Ralf tahu bahwa pendapatnya salah. "Nona apa yang kau lakukan di sana? Demi Tuhan, Dieter cepat hubungi polisi!" teriak Ralf kepada asistennya, sambil mengusap titik-titik keringat di dahinya.

Dengan perspektif seekor burung, gadis itu menatap pejalan kaki dan lalu lintas di bawah gedung. Ia mendengar suara sirene mobil polisi dan ambulans melengking silih berganti. Dari tempatnya berdiri, lampu sirene terlihat berkelap-kelip seperti bintang jatuh yang meluncur di jalan raya. Lalu lintas di depan gedung mulai merayap seperti aliran sungai yang tersumbat limbah. Orang-orang bergerombol di bawah gedung.

"Apa gadis itu tidak bisa memilih waktu lain untuk bunuh diri? Saat ini jamnya orang pulang kerja. Sedang ramai-ramainya. Mungkin sengaja untuk mencari perhatian," kata seorang penumpang di dalam sebuah taksi. Ia mendengus tidak sabar.

"Menurut Anda begitu? Saya sudah hampir 25 tahun jadi sopir taksi di Dortmund. Kejadian seperti ini sudah biasa. Krisis bisa terjadi kapan saja, di mana saja. Tidak kenal tempat dan waktu," jawab sopir taksi. Mulutnya terasa asam minta rokok. Ia mengambil kotak permen karet di dalam laci mobil dan menawarkannya ke penumpang yang duduk di belakangnya.

Suasana di jalan berubah menjadi gedung pertunjukan. Orang-orang yang tidak mengenal satu sama lain berkumpul dengan keinginan yang sama: mengetahui akhir sebuah cerita. Sekelompok anak muda ikut bergabung dengan orang yang berkumpul di badan trotoar. Suara mereka terdengar dominan.

"Aku bertaruh 50 euro, gadis itu bakal terjun bebas," kata seseorang yang hidungnya bengkok pernah patah.

"Kamu tidak pernah punya uang sampai 50 euro, bagaimana mau bertaruh?" sahut yang lain. "Kalau taruhannya 1 malam dengan pacarmu, aku mau ikut." Derai tawa mereka diikuti oleh tatapan tajam beberapa penonton setengah baya. Tatapan yang menyiratkan ketidakmengertian mengapa kemalangan orang lain bisa dijadikan bahan olokan.

"Hei, diam! Lihat, gadis itu kedatangan tamu. Pasti polisi preman," kata seorang penonton.

"Mana ada polisi preman? Maksudmu polisi sipil?" komentar yang lain.



Share


Jawa, 2010-07-16 : 23:42:53
Salam Hormat
MIS Mutiara Sukma

MIS Mutiara Sukma mulai gabung sejak tepatnya Minggu, 2011-04-24 21:23:51. MIS Mutiara Sukma dilahirkan di Bandung mempunyai motto Jadikan diri sebagai haadiah bagi kebaikan untuk sesama.
Berita : 242 Karya
Resensi : 30 Karya
Opini : 33 Karya
Puisi : 81 Karya
Cerita Pendek : 6 Karya
Sejarah : 2 Karya
Cerita Bersambung : 3 Karya
Laporan : 15 Karya
Prosa : 3 Karya
Biografi : 12 Karya
Wacana : 2 Karya
Filsafat : 48 Karya
Kisah Nyata khusus Privacy : 4 Karya
Pantun : 1 Karya
: 4 Karya
Lyrict : 1 Karya
Surat dari Hati : 68 Karya
Kisah Nyata non Privacy : 1 Karya
Total : 556 Karya Tulis


DAFTAR KARYA TULIS MIS Mutiara Sukma


Isi Komentar Kepak Sayap Merpati 139
Nama / NameEmail
Komentar / Comment
BACK




ATAU berikan Komentar mu untuk karya Kepak Sayap Merpati 139 di Facebook



Terimakasih
KASTIL CINTA KU ,



CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Jika kita enggan mengerjakan yang kecil bagaimana mungkin bisa menjadi besar?
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti