mungkinkah cinta adalah nafas,
jika cinta ibarat oksigen,yang dapat menyegarkan insan,ketika cinta itu terpenuhi suatu harapan.
tapi,
apakah cinta itu sebagai nafas,
jika cinta menjadi keharusan sebagai literatur kehidupan masa.
dan,
akankah cinta seperti nafas,
manakala semua harapan terbentuk satu kebahagiaan,
ketika cinta itu berhasil di penuhi dengan impian yang dikabulkan.
mungkin,
cinta itu seraya nafas,
ketika semua kendala berhasil dilumpuhkannya.
ku semat segala kain ke cintaan.
membelit sebidang ketenangan malam.
terkadang gusar,
terkadang takut akan seperah putihmu yang hilang.
bersambut,
sampul menimang sanjak.
sandi terucap tertulis misteri.
sanjung harap penyerta buih,
aku terseret pelita hati.
dengan sampan kecil ini,
maka ku kayuh sampai lelahku tak terasa lagi,
sarung pun ikut mengiringi distiap gayung yg ku dayuh bersama hatikuh.
sanjung samudra
melambai ombak beserta desirnya.
jelagapun menggaluh tetap tenang ku iringi...
asal satu yang kuingin engkau,
tak benci mengundang tsunami.
walau kau yang memilihku,
tuk bersama mengarungi laut biru,
dan menghempaskanku,
ketika harapan sudah ku antar,
sebagai butiran akhiran yang halus.
sadaru'lkalam,,,
menyadik atas sadir dimanaku tersanggah...
nadir ini menyaji lapis hatiku,,,
menunjukmu membenarkan pelana.
agar sekecil saga cinta ini,
terpilih dalam hatimu,
lelahku kepakan sayap sakat sakinat namun bahagia.
sayang,
semua indah tentangku,
kau hempaskan bersama syair lagu kemesraan yang lain.
lelahku,,,kini,
seraya,
republik cinta.
bak intan...
permata cantik meranumku.
kufikir...!
resah dipangkunya asa merentik.
realis di dalam hati,,,
meredaksi kabar bergulir tentang rindu.
redut singgung redaktur cinta,
merembang tinggi titik dilangit...,....,...,?
rindu ini tak bertepi.
aku berakhir dengan lagu.
bahasa bathin ku hanya satu.
bagai sunyi sunting bisikmu.
mendayu dipenghujung waktu.
tiada ilusi perpisahan panjang.
dan kamu tetap pergi...!
padahal,
kamu yang memilihku...!hiks.