~langsirnya berita angin~
laksemi dipenghujung cinta,
kemana prakata itu,
bak lencana yg tergantung di kainku,
sang tepuk dipungung tangan,
melayat aku dipembaringan malam,
pantaskah,
pantaskah malam,
pantaskah,
ketika gaya memucatt layak yang kudapat,
andai bunga selagi segar,
tandang lumpuh pun tak terlihat,
hanya binar melakon tirai,
mencari tau layar berkembang.
rindu menjadi abu dilalu lintas malam,
seandai satu tungku yang sedang menyala,
melampir kisi kehangatan apii,
yang sempat melewati,
langsirnya berita angin.
serapih langka yang di cari insan,
serapih unik yang dicari lebih,
serapih lampau yg telah terlewat,
serapih masa yg melanda hati.
penawar,
semakin mengguncangkan landau terbesit,
terpungut berita berita panjang,
menggurat lahir,
ketepian batas akhir berpulang.
rindu lagi,
bak hantu yang menakutkan,
larasnya tinggi memuncak pesan,
terkadang tangis jika tak tersampai.
gugurlah jika nadir sudah tak mampu,
merepihkan mata,
bercakap seakan akan sendiri,
menutup indahnya,
berlapis emas menjadi pasrah.
induk malam,
seperempat mata terpejam,
berhembus dengan tarikan nafas,
mengatra cakra hati bicara,
berbaris do'a dalam serpihan,
menghaluskan kata,
diantara rindu-rindu terlunta,
mnyuburkannya kembali,
penuh simpuh mata hatiku menatap.
~pangerancinta~2012