Improving Quality Of Life

Visitor 15.773

Hits 677

Online 3

KATALOG KARYA
2012.3566 - 63.NAT
Filsafat - Keimanan © 2012-03-27 : 21:54:04 (4406 hari -07:18:33 lalu)
The Power to be your best ternyata tak ku duga, di sini mulai cerita
KRONOLOGIS KARYA » BERSYUKUR ± Filsafat - Keimanan © Nata. Posted : 2012-03-27 : 21:54:04 (4406 hari -07:18:33 lalu) HITS : 1588 lyrict-lagu-pilihan-lama Akhirya Gigi (7125) kumpulan puisi mutiarasukma12
RESENSI : Sesungguhnya kita tidak menerima apa yang kita inginkan..., tetapi kita menerima apa yang kita butuhkan
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat “. (Al-Baqarah: 214).

Siapa sih yg menyukai musibah ??, bahkan Imam al-Qurthubi mengingatkan: “Musibah adalah segala apa yang mengganggu seorang Mu’min dan yang menimpanya”. “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, maka Dia timpakan bencana kepada-Nya“. (HR. Al-Bukhari). Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 155: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as Sa’di berkata, “Allah mengabarkan bahwa Dia akan memberikan berbagai ujian kepada para hamba-Nya, agar nampak jelas (diantara para hamba tsb) siapakah yang jujur (dalam keimanannya) dan siapa yang berdusta, siapakah yang selalu berkeluh kesah dan siapa yang bersabar. Demikianlah sunnatullah, karena manakala keadaan suka semata yang selalu mengiringi orang beriman tanpa adanya tempaan dan ujian, maka akan muncul ketidakjelasan dan ini tentunya bukanlah suatu hal yang positif, sementara hikmah Allah menghendaki adanya sinyal pembeda antara orang-orang baik (ahlu al-khair) dan orang-orang jahat (ahlu as-syar). Itulah fungsi dari tempaan dan ujian, bukan dalam rangka melenyapkan keimanan orang-orang yang beriman dan bukan pula untuk menjadikan mereka murtad. Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan keimanan para hamba-Nya yang beriman”.

Firman Allah surat Al-Hadiid ayat 22: “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”. Segala taqdir telah Allah tentukan sejak 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. “Allah telah menulis taqdir seluruh mahluk (pada kitab Lauh Mahfudz) 50.000 tahun sebelum menciptakan langit dan bumi“. (HR: Muslim). Tidak satupun diantara kita punya kemampuan untuk menahan atau mendapatkan kemaslahatan dan menolak segala kemadharatan meskipun memiliki kedudukan tinggi dan kekuasaan yang luas, karena itu tetap saja dikatakan fakir, lemah dan sangat bergantung (membutuhkan).

Ada seorang bapak tua berdiri di atas trotoar depan perkantoran sambil menjajakan kripik pisang jualannya. Dengan menggunakan sebuah ember yang berisi kripik pisang jualannya, ia berdiri di situ sambil terus bersuara menarik perhatian orang-orang yang lalu-lalang di sekitar situ. "Kripik pisang... kripik pisang!" begitulah teriakannya. Terlihat betapa bersemangatnya bapak tua itu tak pernah berhenti meneriakan kripik pisangnya. Betapa ikhlasnya dia menjalani hidup, sepertinya kesabaran selalu mengiringi hari-harinya. Namun satu hal yg membuat kita terkesima ternyata Bapak tua itu buta total. Bapak tua itu sejak kecil sudah di lahirkan dengan keadaan buta total. Ia bercerita bahwa entah sudah berapa lama ia menjadi penjual kripik pisang. Sejak ia menikah, istrinya juga sakit-sakitan. Akhirnya ia memutuskan berjualan kripik pisang untuk membiayai kehidupan hidup keluarganya. Istrinya dengan setia membuat kripik pisang dan ia sejak jam 6 pagi sudah berdiri di situ sampai jam 7 malam. Posisi berjualan pun tidak pernah berubah. Hujan, panas atau dalam keadaan apapun, ia tetap setia berdiri di situ, ia hanya beranjak meninggalkan tempat jualannya bila azan memanggilnya untuk menghadap Tuhannya.

Pengalaman di usir oleh petugas Satpol PP sudah terlalu sering ia alami. Mungkin karena kasihan dengan keadaannya, petugas akhirnya membiarkan ia tetap berjualan di situ. Bapak tua itu sambil tersenyum bercerita bahwa menjalani hidup dengan keadaan seperti ini tidak pernah ia sesali. Ia marah kalau ada orang melihat dia hanya karena kasihan. Ia mau menunjukan pada dunia bahwa keterbatasan fisik seperti ini, bukan penghalang untuk terus bertahan hidup. Kata –kata yang paling menyentuh hati dari bapak tua itu "Tuhan mengijinkan saya hidup dan saya bersyukur untuk itu!" Trima kasih Allah karena lewat bapak penjual kripik pisang sepatutnya kita sadar, bahwa mensyukuri hidup yang Allah sudah berikan secara cuma-cuma, jauh lebih berharga dari harta apapun di dunia ini - that celebrate life that God has given them for free, is far morevaluable than any treasure in this world.

Seringkali, perjuangan adalah sesuatu yang kita butuhkan dalam hidup ini. Jika Tuhan memperbolehkan hidup kita lalui tanpa cobaan, hal ini akan membuat kita lemah. Kita tidak akan sekuat seperti apa yang kita harapkan.
Kita meminta kekuatan... dan Allah memberi kita kesulitan untuk kita hadapi dan membuat hidup kita menjadi kuat.
Kita meminta kebijksanaan... dan Allah memberi kita masalah-masalah yang harus kita pecahkan
Kita meminta kemakmuran... dan Allah memberi otak dan kekuatan untuk bekerja
Kita meminta keberanian... dan Allah memberikan rintangan untuk kita hadapi
Kita meminta cinta... dan Allah memberikan orang-orang yang dalam kesulitan untuk kita bantu
Kita meminta pertolongan... dan Allah memberikan kita kesempatan

"Kita tidak menerima apa yang kita inginkan..., tapi kita menerima apa yang kita butuhkan"
"We do not accept what we want ..., but we accept what we need"

Mari kita intropeksi dimanakan sesungguhnya kedudukan kita dalam menghadapi persoalan kehidupan ini?.
Pertama: Marah, yaitu ketika menghadapi musibah kita marah dengan hati kita, seperti benci terhadap Rabb-nya dan marah terhadap taqdir Allah atas diri kita dan kadang-kadang sampai kepada tingkat kekufuran karena apa yang keluar dari perilaku kita itu. “Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi, maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat yang demikian itu adalah kerugian yang nyata“. (QS: Al-Hajj: 11)
Dengan lisan kita seperti menyeru dengan kecelakaan dan kebinasaan dan yang sejenisnya. Kemudian dengan anggota badan kita seperti menampar pipi, merobek baju, menjambak rambut, membenturkan kepala ke tembok, dan lainnya.

Kedua: Sabar, karena kita yang sabar akan melihat bahwasannya musibah ini berat dan kita memang tidak menyukainya, tetapi keimanan mengokohkan diri kita untuk tetap berada dalam jalur Islam selama musibah itu dan melindungi diri kita dari marah dan putus asa.

Ketiga: Ridha, ada atau tidak adanya musibah disisi kita sama ketika disandarkan terhadap Qadha dan Qadar (ketentuan Allah), walaupun bisa jadi kita bersedih karena musibah tersebut, bukan karena hati kita mati, tetapi karena kesempurnaan ridha kita kepada Allah sebagai Rabbnya. Bagi kita yang Ridha, ada ataupun tidak adanya musibah adalah sama karena kita melihat bahwasannya musibah tersebut adalah taqdir / ketentuan Rabbnya.
Jika suatu penderitaan menimpa seorang Mukmin, dia menerima dan mengalami penderitaan itu, namun dia siap dan ridha untuk menempuh semuanya, karena dia yakin akan mendapatkan balasan yang lebih baik, yaitu pahala dari Rabbnya.
Begitu pula kita yang bepergian jauh untuk tujuan tertentu yang menguntungkan, tentunya kita sudah sadar dan siap dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam mencapai tujuan kita, namun tekad membuat kita tetap senang melanjutkan apa yang diinginkan dari perjalanan kita karena betapa jelas tujuan yang terbayang dalam pikiran kita.

Keempat: Syukur, setiap musibah bagi kita lebih ringan daripada menimpa musibah yang tidak kita ketahui dibalik musibah tersebut, baik di dunia ataupun di akhirat. Kita merasa bersyukur karena musibah kita tidak lebih berat dari apa yang kita bayangkan bilamana kita harus menempuh semua musibah.

Sesungguhnya tidak ada musibah yang melebihi batas kemampuan kita sebagai hamba Allah, karena Allah lah yang Maha Mengetahui sebatas apakah iman hamba-Nya ketika kita diberi musibah, maka sebatas itulah Allah membebankannya “Tidaklah seorang muslim ditimpa kelelahan, sakit, sedih, duka, gangguan, gundah gulana (kerisauan), bahkan duri yang menusuknya, melainkan Allah akan hapuskan dengannya (musibah itu) kesalahan-kesalahannya“. HR. Bukhari. Rasulullah telah mengajarkan kita untuk mengucapkan apa yang telah diperintahkan Allah ketika menghadapi musibah seperti dalam firman-Nya: “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘lnna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’ “. (QS: al-Baqarah: 156). Karena itu Rasulullah melarang ucapan seperti dalam sabdanya: “…bersungguh-sungguhlah kepada apa-apa yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah, jangan lemah (putus asa). Bila sesuatu menimpamu jangan sekali-kali kamu berkata: “Kalaulah aku berbuat/tidak berbuat begini, maka hasilnya (pasti/tidak) begini dan begini”, tetapi katakanlah “Allah telah menaqdirkan perbuatan ini, dan tidaklah perbuatan ini terjadi tanpa kehendak Allah …“. HR: Muslim.

Salman al-Farisi ra, ia berkata Rasulullah bersabda: ‘Tidak ada yang mampu menolak Taqdir kecuali do’a“.

Siapapun kita yang mendapatkan cobaan dari Allah dan kita yakin kepada-Nya akan adanya balasan yang lebih baik, maka kita mendapatkan pahala dari kesabaran dan keridhaannya terhadap musibah, terlebih lagi jika ia mampu mensyukuri setiap nikmat yang bertambah atau pun berkurang darinya. Lain halnya dengan apa-apa yang menimpa kepada orang kafir, mereka sama sekali tidak mendapatkan kebaikan dari apa yang mereka kerjakan, karena itu setiap respon mereka dalam menghadapi musibah, baik yang benar ataupun yang salah, mereka tetap menjadi penghuni neraka jahannam.

Disisa umur yg dianugerahkan-Nya jangan kita lalai menjalani kehidupan ini dengan Iman dan Ikhlas bukankah orang-orang kafir sama sekali tidak beriman kepada Allah, maka itu Allah murka kepada mereka dan setiap musibah yang menimpa mereka itu menjadi adzabnya di dunia, sementara bagi pelaku maksiat dan orang-orang Fasiq. Sadarilah bahwa musibah merupakan peringatan bagi kita orang-orang yang beriman dan musibah menjadi ujian guna meningkatkan kualitas iman kita. Insya Allah terbuka jalan meraih keridhaan-Nya

Share


Sumatra, 2012-03-27 : 21:54:04
Salam Hormat
Nata Heriadi

Nata Heriadi mulai gabung sejak tepatnya Rabu, 2012-03-28 07:41:31. Nata Heriadi mempunyai motto
Filsafat : 31 Karya
Surat dari Hati : 1 Karya
Opini : 1 Karya
Resensi : 1 Karya
Total : 34 Karya Tulis


DAFTAR KARYA TULIS Nata Heriadi


Isi Komentar BERSYUKUR 3566
Nama / NameEmail
Komentar / Comment
BACK




ATAU berikan Komentar mu untuk karya BERSYUKUR 3566 di Facebook



Terimakasih
KASTIL CINTA KU ,



CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Tindakan dari orang-orang adalah pemahaman yang terbaik dari apa yang mereka pikirkan.
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti