Improving Quality Of Life

Visitor 16.002

Hits 143

Online 8

KATALOG KARYA
2012.3596 - 63.NAT
Filsafat - Keimanan © 2012-04-02 : 15:31:12 (4407 hari -13:16:01 lalu)
The Power to be your best ternyata tak ku duga, di sini mulai cerita
KRONOLOGIS KARYA » JANGAN PERNAH MENYERAH ± Filsafat - Keimanan © Nata. Posted : 2012-04-02 : 15:31:12 (4407 hari -13:16:01 lalu) HITS : 1297 lyrict-lagu-pilihan-lama () kumpulan puisi mutiarasukma14
RESENSI : putaran Detak Waktu, menoreh kisah hidup, satu kisah yang tak akan terulang, karena perjalanan waktu tak pernah pulang.. kisah tercatat dalam catatan energi, yang tidak akan musnah oleh kehancuran bumi,
"Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, kamu pasti akan menemuinya," (QS al-Insyiqaq [84]: 6). - "Hey human, you really have to work seriously towards your Lord, youwill definitely see him," (Surat al-Insyiqaq [84]: 6).

adalah fitrah kita ingin menjadi yang lebih baik dan sempurna, bukankah Allah telah menyediakan beragam jalan bagi kita hamba-Nya agar kita mau berusaha dan semakin dekat kepada-Nya. Islam secara lugas menggaris bawahi bahwa segala hasil yang diraih oleh kita adalah terpulang dengan usaha dan jerih payah kita. Kita yg tak pernah menyerah yang selalu berusaha (bekerja) dengan sungguh-sunguh karena Allah semata, Insya Allah akan menuai hasil usahanya itu.

Terlepas dari ikhtiar ada satu bagian penting yg tak boleh kita tinggalkan yaitu Doa. Berdoa berarti mengetahui bahwa Allahlah yang menentukan segala usaha kita. Doa bisa diartikan sebagai satu permohonan dan pujian dalam bentuk ucapan dari kita hamba yang rendah kedudukannya pada Rabb Yang Mahatinggi. Kita yang tidak mau berdoa kepada Allah bisa dikatakan orang yang takabur (sombong) karena tidak menempatkan Allah sebagai penentu segalanya (QS al-Mu'min [40]: 60). "Allah sangat murka kepada orang yang tidak mau berdoa kepada-Nya," (HR Ibnu Majah).

Berdoa akan meningkatkan kedekatan diri kepada Allah dan jalan bagi kita untuk muhasabah diri. Ibn Atha'illah menjelaskan, "Bagaimana kita menginginkan sesuatu yang luar biasa, padahal kita sendiri tak mengubah diri kita dari kebiasaan kita? Kita banyak meminta dan berharap pada Allah, tetapi sibuknya meminta kadang membuat kita tak sempat menilai diri sendiri. Padahal, kalau kita meminta (doa) sembari berusaha untuk mengubah diri (ikhtiar), yakinlah Allah akan memberikan apa yang kita minta karena doa itu hakikatnya adalah pengiring agar kita bisa mengubah diri kita."

Ada satu kisah dari seorang teman yg patut menjadi bahan perenungan bagi kita. Seorang santri yang sangat rajin mengaji di sebuah surau di satu kampung Ranah Minang sana memiliki satu mimpi dan mimpi itu terus saja menyambanginya, nyaris setiap hari dia ingin berhaji, berhaji dan berhaji! Dalam benak dan akal sehatnya, konsep mampu bukan berarti finansial atau keuangan semata, tetapi juga mampu dalam hal potensi. Dia berpotensi dan telah berusaha menuntut ilmu agar ilmu itu dapat membimbingnya dalam beribadah, termasuk berhaji. Dia pun sangat yakin bahwa Allah akan menolong hamba-Nya yang berdoa dan bersungguh-sungguh kepada-Nya. Dia pun dengan tekun mempelajari berbagai ragam bahasa.

Dia pelajari pula berbagai keterampilan hidup, seperti memasak dan mengenal adat istiadat berbagai bangsa. Tak luput, pula dia pelajari ilmu berniaga dan berwirausaha. Akhirnya, pada usia yang kedua puluh dua tahun, waktu yang dinantinya pun tiba: dia akan memulai perjalanan hajinya. Banyak orang mencibir, bahkan pihak keluarga pun turut mempertanyakan tekadnya itu. Maklum, mereka menyadari bahwa mereka bukanlah keluarga yang berkecukupan. Apakah dengan bekal yang seadanya itu dia akan dapat mencapai Tanah Suci sesuai dengan yang diharapkan?
Diiringi keraguan kaum kerabat, ninik mamak, dan handai taulan, dengan mengucap basmallah berangkatlah dia menuju Malaka, sebuah negeri di Semenanjung Malaysia. Dia menghabiskan waktu dua tahun untuk bekerja dan berwirausaha. Lalu, dia berpindah kenegeri India dan berusaha disana, kemudian Pakistan, Afghanistanpun dijelajahinya, dan akhirnya tibalah dia di Teheran, ibu kota Iran. Seorang gadis Parsi dinikahinya dan bersama, mereka mencari peruntungan di Isfahan Taheran. Pada tahun kesepuluh, setelah keberangkatannya dari terminal Batu Sangkar, Subhanallah tibalah dia di gerbang Kota Mekah. Subhanallah mimpinya terwujud, Labbaik, Allahumma labbaik, labbaika laa shariika laka labbaik, innal hamda wanni’mata laka wal mulk, laa shariika lak.

Jadi mengapa kita masih meragukan bantuan Allah, tidak ada hal di dunia ini yang tidak mungkin. Syaratnya lillahi ta'ala, berdoa, dan berusaha. Indahnya doa yg mengiringi ikhtiar kita, bukankah dengan doa kedamaian dapat diraih, semangat hidup dapat ditingkatkan, dan emosi dapat dikendalikan. Dengan doa, ada harapan yang terbentang. Doa juga menjadi penyejuk pada saat menghadapi musibah. Doa adalah tempat kembalinya kita setelah seharian penat melakukan usaha (ikhtiar). Bisa jadi menurut kita tak terlihat hasilnya, namun tak boleh kita lelah berdoa. Doa harus terus mengalir laksana air sungai yg tak pernah berhenti mengalir, karena di balik doa tersimpan rahasia Allah yang amat mengagumkan.

Seorang ibu ditanya anaknya yang sedang sakit, "Mengapa doa ibu tidak dikabulkan?" Sang ibu kemudian menjawab, "Barangkali Allah ingin memberi pahala lebih banyak kepadamu karena orang yang sedang dicoba Allah dengan penyakit berat, ia bersabar dan berdoa kepada Allah, akan diberinya pahala, atau dosanya diampuni-Nya. Bacalah doa yang masih kita hafal, ayat singkat, atau mohon dengan bahasa kita sendiri." "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, (jawablah) bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku," (QS Al-Baqarah 186).

Kita yang bersimpuh di hadapan Allah, menundukkan hati kita lalu memohon dengan penuh kekhusuan dan keterpautan hati yang dalam dengan Allah, sesungguhnya kita sedang berjalan dan melangkah untuk mendapatkan kecintaan dan kedekatan dari-Nya. Ketika kita mengangkat tangannya lalu berkata: "Ya Allah, ya Rabb", maka pada saat itu terjadilah hubungan langsung antara diri kita dengan Allah. Di saat-saat seperti itu, Allah akan membuka pintu-pintu keutamaan dan kebaikan bagi kita, mendengarkan dan menyertai kita dalam do'a-do'a yang kita lantunkan. Bukankah di dalam sebuah hadits qudsy dijelaskan bahwa Allah sangat menyukai dan mencintai hamba-hamba-Nya, yang banyak mengingat-Nya dan datang kepada-Nya dengan ibadah, membawa kebaikan dan amal-amal saleh serta memohon ampun dan bertobat atas dosa dan kesalahan yang dilakukannya.

"Berfirman Allah:"Aku berdasarkan prasangka hamba-Ku terhadap-Ku. Dan Aku akan bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku di dalam dirinya, maka Aku kan mengingatnya di dalam diri-Ku. Jika ia menyebut-Ku di di tengah-tengah orang banyak, maka aku akan menyebutnya di tengah-tengah orang-orang yang lebih baik dari itu. Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku akan mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku kan datang kepadanya dengan berlari." (HR. Muslim)
Disisa umur yg dianugerahkannya ingatlah bahwa apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi dan apa-apa yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan terjadi. Jangan lelah berikhtiar dengan seluruh kemampuan, dengan penuh keikhlasan dan kesabaran diiringi doa. InsyaAllah terbuka jalan meraih keridhaan-Nya.

Share


Sumatra, 2012-04-02 : 15:31:12
Salam Hormat
Nata Heriadi

Nata Heriadi mulai gabung sejak tepatnya Rabu, 2012-03-28 07:41:31. Nata Heriadi mempunyai motto
Filsafat : 31 Karya
Surat dari Hati : 1 Karya
Opini : 1 Karya
Resensi : 1 Karya
Total : 34 Karya Tulis


DAFTAR KARYA TULIS Nata Heriadi


Isi Komentar JANGAN PERNAH MENYERAH 3596
Nama / NameEmail
Komentar / Comment
BACK




ATAU berikan Komentar mu untuk karya JANGAN PERNAH MENYERAH 3596 di Facebook



Terimakasih
KASTIL CINTA KU ,



CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Orang sukses tidak meremehkan hal kecil
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti