telah tergaris bahwa kurusetra adalah padang pemisah
ajang perang saudara dengan darah yang harus tersimbah
luapan emosi dan kesedihan dengan tangis tertumpah
pun tipu daya diseling sumpah serapah
drupadi, kutuknya tak terelak oleh dursasana
drona pun meratap akan kematian aswatama
bima, harus rela memapah tetuko dengan sebah didada
sedang subadra dengan penyesalan mengapa harus tertidur ditengah cerita
lalu kisah cinta dan prahara...
banowati dipersimpangan luka dan lara
berharap setengah kemenangan duryudana
ataukah harap akan kemenangan cinta sang arjuna
sementara amba tengah menyelinap pada sukma srikandi
dan pada raganya dendam telah merapat menjadi kode dan sandi
hanya sang resi yang mampu menerjemah dan mengerti
jiwa tersalib raga pun serasa tiada berarti
satu sisi hati berperang melawan sisi lainnya
sang wara terkungkung dalam derita hatinya
meraung dibibir tenda, pasi meratapi dalamnya duka
sungguh batinnya tercabik namun hatinya membara dengan nganga luka
bhismaaaaaaaaaaa.............
telah kuputihkan mataku dan telah kurenggutkan cintaku,
aku meraung bersebadan dengan lukaku
lihatlah....lihatlah aku wahai resiku...
aku terhempas dipadang demurca, ternoda di kurusetra...
ingin kulaung seribu kali namamu,
ingin kuteriak pada selaksa mega...
bhismaaaaaaaaaa.............
lihatlah aku wahai resiku,
terlunta cintaku diatas hamparan jiwa-jiwa tanpa dosa
terhempas asaku pada sukma-sukma diregang gejolak nafsu angkara
sesungguhnya meronta nuraniku tanpa rasa
sungguh pula kutahan gelora api asmara
bhismaaaaaaaaa..............
telah kuhisap candu dari sulut api peperangan
kuhisap dalam-dalam racun dari arena pembantaian
angkuhmu sungguh melumat rasaku
dan kini singgasana kemenangan tengah pongah meliuk dimataku
bhismaaaaaaaa...............
tatap aku wahai sang resi,
mengapa harus tertunduk dan terdiam,
tidakkah sorotmu mampu menatap dalam kelam,
atau lukamu pun begitu dalam
hingga smaradhana hanya terlantun kala temaram
rembah telah memerah,
raga rebah memendam amarah,
terlarung jiwaku pada samudra tanpa tepian
gelisah sukmaku haus akan darah dan kematian
sedang ujung panah terlunta tak menuntas pada tujuan
bukan....bukan diammu yang aku harapkan,
tidak juga bungkammu yang menuntas peperangan,
namun kesumat kita yang berkepanjangan
sementara dalam hati masih berkumandang kidung katresnan....
kurusetra,
oooh kurusetra.......
hingarmu adalah amarahku,
dan diammu adalah jiwa resiku.....
nakula 14, 09.11.2011