Improving Quality Of Life

Visitor 14.925

Hits 307

Online 6

KATALOG KARYA
2012.3907 - 63.NAT
Filsafat - Keimanan © 2012-07-23 : 13:52:31 (4266 hari 03:13:59 lalu)
The Power to be your best ternyata tak ku duga, di sini mulai cerita
KRONOLOGIS KARYA » LETAKNYA HATI ± Filsafat - Keimanan © Nata. Posted : 2012-07-23 : 13:52:31 (4266 hari 03:13:59 lalu) HITS : 1838 lyrict-lagu-pilihan-lama () Editor
RESENSI : Sekiranya kita amat gemar memandang keindahan, amat senang mendengar keindahan, niscaya hati kita akan terbebas dari perbuatan keji
 “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”QS.Ali Imran:7
Saudaraku yg dirahmati Allah.............................................
Bila berbicara mengenai perubahan, sebetulnya KITA MANUSIA termasuk alam seisinya, selalu melakukan perubahan setiap saat. Lihat saja, pagi hari ini, tatkala kita bangun saat sahur menanti suara adzan, udara begitu sejuk mengantar sang surya bangun dari peraduannya. Seiring dengan berjalannya waktu, sang surya mulai memancarkan sinar dan menebarkan panas untuk kemudian secara perlahan-lahan, kembali meredup dan digantikan kesejukan senja. Begitu pula bunga-bunga kuncup, berkembang mekar untuk kemudian layu dan gugur. Saking mudah dan biasanya perubahan itu terjadi tanpa kita sadari, seolah-olah demikianlah hukum alam.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berdoa; "Allahumma mushorrifal quluub shorrif quluubanaa ala thoatik" [Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu!. HR. Muslim. Itu artinya hati kita berada di antara dua jari dari sekian jari Allah yang Maha Pemurah. Allah memalingkan hati kita sesuai kehendak-Nya. Namun mengapa kita selalu lalai memohon pada Allah agar diberi hidayah dan keistiqomahan serta agar tidak menjauh dari jalan yang lurus?. Jika kita tahu bahwa hati kita ada diantara dua jemari-Nya, mengapa kita sebagai seorang hamba masih saja bergantung dan bersandar pada makhluk? Jika Allah mampu membolak balikkan hati kita mengapa kita kelihatan enggan menyerahkan segala usaha kita kepada Allah Taala, bahkan seringkali kita berpaling dari-Nya, tidak hanya sekejap mungkin sampai saat ini?
Masihkah juga di Ramadhan tahun ini kita tak juga bersegera memohon kepada Allah agar kita diberi keteguhkan hati dalam ketaatan dan tidak lagi terjerumus dalam maksiat atau kesesatan?.
Masihkah ramadhan tahun ini kita tak beranjak menjadikan momentum Ramadhan untuk mendesain hati karena jika hati itu baik, maka seluruh anggota badan lainnya juga ikut baik?.
Apa gerangan yang direncanakan Allah kepada kita, sungguh tidak pernah dapat kita bayangkan, begitu mudahnya hati kita terjungkir balik. Atau memang Allah sengaja menguji keimanan kita yang taat kepadaNya, sebagaimana sering kita dengar; semakin tinggi ketaatan seseorang kepada Allah, maka semakin besar pula ujian yang akan ditimpakanNya. Tetapi mengapa Allah menguji orang-orang yang taat dan membiarkan orang yang ingkar hidup dalam kemudahan duniawi?
Kita yang hanya melihat ke atas dalam urusan dunia, hatinya akan cepat kotor dan hancur. Sebaliknya, kita yg tunduk dalam melihat dunia dan menengadahkan pandangan dalam melihat keagungan serta kebesaran Allah, maka kita akan menjadi orang yang memiliki hati bersih yang selamat. Prof. Hamka pernah mengingatkan kita, "Mengapa kita manusia bersikap bodoh? Tidakkah kita menatap langit yang biru dengan awan yang berarak seputih kapas? Atau kita turuni ke lembah sehingga akan kita dapatkan air yang bening. Atau kita bangun di malam hari, kita saksikan bintang-bintang bertaburan di langit biru dan rembulan yang tidak pernah bosan kita menatapnya. Atau kita dengarkan suara jangkerik dan katak saling bersahutan.
Sekiranya kita amat gemar memandang keindahan, amat senang mendengar keindahan, niscaya hati kita akan terbebas dari perbuatan keji. Karena sesungguhnya keji itu buruk, sedangkan yang buruk itu tidak akan pernah bersatu dengan keindahan."Berbahagialah orang yang senang melihat kebaikan orang lain. Tatkala dia mendapat seseorang tidak balk kelakuannya, ia segera sadar bahwa manusia itu bukanlah malaikat. Di sebalik segala kekurangan yang dimilikinya pasti ada kebaikannya. Namun mengapa kita memalingkan perhatian kita dari kebaikan sehingga bagaimana mungkin akan tumbuh rasa kasih sayang di hati kita??. Walaupuni kita mendengar seseorang selalu berbicara buruk dan menyakitkan, tapi janganlah terlalu cepat kita memfonis kesalahannya, cobalah untuk berprangsangka baik dan siapa tahu dia segera sadar. Siapa tahu sekarang dia berbicara buruk, namun esok lusa dia mungkin berbicara yang baik bahkan mungkin lebih baik dari kita?.
Jalaluddin Rumi pernah berkata, "Orang yang begitu senang dan nikmat melihat dan menyebut-nyebut kebaikan orang lain bagaikan hidup di sebuah taman yang indah. Ke sini anggrek, ke sana melati. Kemana saja mata memandang yang kelihatan adalah bung-bunga yang indah dan harum mewangi. Dimana saja yang kelihatan hanyalah keindahan. Sebaliknya, orang yang gemar melihat aib dan kekurangan orang lain, fikirannya hanya diselimuti dengan aneka keburukan sementara hatinya hanya dikepung dengan prasangka-prasangka buruk. Kemana pun matanya melihat, yang kelihatan adalah ular, kala jengking, duri, dan sebagainya. Di mana saja ia berada senantiasa tidak akan pernah dapat menikmati indahnya hidup ini."
Sungguh berbahagialah kita yang pandai memelihara pandangannya karena kita akan senantiasa merasakan nikmatnya kebeningan hati. Allah Azza waIla adalah Zat Maha Pembolak-balik hati hamba-Nya. Sama sekali tidak sulit dan masalah baginya untuk menolong siapapun yang merindukan hati yang bersih dan bening sekiranya ia berikhtiar sungguh-sungguh
Diawal ramadhan ini jangan kita lelah untuk memohoan ampunan-Nya, memperbaiki diri memenuhi panggilan-Nya dengan meningkatkan iman dan takwa. 'Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Diinik' - “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu. 'Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Ta'atik' - “Wahai Dzat yg membolak-balikan hati teguhkanlah hatiku diatas ketaatan kepadamu” Allaahumma Musharrifal Quluub, Sharrif Quluubanaa ‘Alaa Tho'atika' - “Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepadamu. 'Rabbabaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idz Hadaitanaa wa Hab Lana Mil-Ladunka Rahmatan Innaka Antal-Wahhaab' - “Dan Allah lebih tahu atau Yang Maha tahu atau Maha Mengetahui)“ Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu alla ilaha illa Anta astaghfiruka wa atubu ilaik (Maha Suci Engkau ya Allah dan segala puji untuk-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah selain Engkau, saya meminta ampunan dan bertaubat kepada-Mu).”
”Ya Allah, Engkau Maha Pengasih. Telah Kau panggil kami dari kegelapan iman ke dalam terangnya Islam. Tentu atas kehendakMu jua bila saat ini kami acap kali berpaling dariMu. Engkau sang Pencipta. Engkau penguasa alam yang mampu membolak-balikkan hati kami yang lemah. Sesungguhnya kami dan alam diciptakan untuk tunduk kepada hukum dan ketentuan sang Pencipta, sang Dalang Utama. Dan kami sebagai ciptaanMu yang paling sempurna mempunyai akal dan pikiran untuk memilih. Karenanya jangan Kau tutup pintu hati kami, berikan kesempatan sekali lagi kepada kami untuk mencicipi hidayahMu Dan karenanya, berikanlah kemudahan dan kekuatan bagi kami untuk menapaki Ramadhan tahun ini dengan iman dan takwa demi menggapai keridhaan-Mu semata.
Wallahu 'alam

Share


Sumatra, 2012-07-23 : 13:52:31
Salam Hormat
Nata Heriadi

Nata Heriadi mulai gabung sejak tepatnya Rabu, 2012-03-28 07:41:31. Nata Heriadi mempunyai motto
Filsafat : 31 Karya
Surat dari Hati : 1 Karya
Opini : 1 Karya
Resensi : 1 Karya
Total : 34 Karya Tulis


DAFTAR KARYA TULIS Nata Heriadi


Isi Komentar LETAKNYA HATI 3907
Nama / NameEmail
Komentar / Comment
BACK




ATAU berikan Komentar mu untuk karya LETAKNYA HATI 3907 di Facebook



Terimakasih
KASTIL CINTA KU ,



CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Kekuatan terhebat yang dimiliki seseorang adalah kekuatan untuk memilih.
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti