|
Gelar pelaut ulung yang melekat di kalangan para pendahulu masyarakat Provinsi Sulawesi-Selatan, bukanlah sebuah isapan jempol atau sekedar retorika belaka. Hal ini kembali dibuktikan dari rekam jejak sejarah para pelaut masa lampau di Pulau Bonerate.
Sebuah gugusan pulau kecil paling terluar di semenanjung Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan yang popular dengan kepiawaian dan kemahiran warga masyarakatnya di dalam menyusun serta membangun beraneka ragam perahu berukuran variatif berdasarkan selera asal pemesannya.
Salah satu perahu ternama asal Pulau Bonerate yang pernah dikenal cukup lama mengarungi bahtera nusantara negeri ini adalah, “Perahu Lambo”. Perahu tradisional yang penamaannya pun, kini nyaris tak lagi pernah disebut-sebut.
Beberapa literatur menyebutkan, Pada masa lampau, nelayan Pulau Bonerate tercatat sebagai kelompok pelaut yang tergolong tangguh di dalam membelah samudera laut luas dengan hanya mengandalkan perahu kayu dan bantuan layar seadanya.
Kota Surabaya menjadi salah satu daerah yang paling banyak dijejali oleh para pelaut asal pulau terluar di Kabupaten Kepulauan Selayar ini. Terutama, disaat mereka akan berbelanja barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari.
Karena pada saat bersamaan, harga-harga kebutuhan pokok di Kota Surabaya, jauh lebih terjangkau, ketimbang harga kebutuhan pokok di Ibukota Kabupaten Kepulauan Selayar sendiri. Tak heran, bila warga masyarakat Pulau Bonerate lebih menjatuhkan pilihan belanja sehari-hari mereka ke kota Surabaya.
Meski untuk sampai ke kota Surabaya, mereka harus menghabiskan waktu selama kurang lebih dua puluh satu hari dengan membawa perbekalan jagung bersama alat penggilingnya.
Gilingan jagung sengaja dipasang secara patent di atas kapal untuk memudahkan proses pembuatan nasi jagung dan menghemat biaya selama dalam perjalanan laut sampai mereka tiba dengan selamat di kota tujuan.
Pada zaman itu, setidaknya terdapat ratusan unit kapal dan perahu tradisional Pulau Bonerate yang dilengkapi dengan alat giling jagung berbahan baku batu dan seng yang diikatkan pada salah satu tiang kapal untuk menghindarkan alat gilingan terlempar, di kala badai gelombang memukul lambung kapal atau perahu yang hanya mengandalkan layar tanpa bantuan mesin sama sekali.(fadly syarif)
Sulawesi-Selatan, 2013-02-01 : 09:54:31 Salam Hormat Fadly Sang Jurnalis
Fadly Sang Jurnalis mulai gabung sejak tepatnya Senin, 2011-10-03 12:12:28. Fadly Sang Jurnalis dilahirkan di Bulukumba mempunyai motto MERAH PUTIH JIWA RAGA KU
Berita : 85 Karya Puisi : 8 Karya Laporan : 2 Karya Cerita Bersambung : 4 Karya Total : 99 Karya Tulis
DAFTAR KARYA TULIS Fadly Sang Jurnalis
Isi Komentar Pelaut Pulau Bonerate Berlayar Sampai Jauh Dengan Perbekalan Jagung 4262
BACK
ATAU berikan Komentar mu untuk karya Pelaut Pulau Bonerate Berlayar Sampai Jauh Dengan Perbekalan Jagung 4262 di Facebook
Terimakasih KASTIL CINTA KU ,
CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Dalam Kehidupan manusia, tidak hanya ada rasa kepahitan, tidak ada kesakitan yang selama-lamanya; tidak ada lubang yang tidak bisa dilangkahi, tidak ada kesulitan yang tidak bisa dilewati
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti
|
|