Improving Quality Of Life

Visitor 15.795

Hits 8

Online 3

KATALOG KARYA
2011.528 - 27.ANY
Cerita Bersambung - Cinta © 2011-04-07 : 09:15:03 (4762 hari -09:01:28 lalu)
The Power to be your best ternyata tak ku duga, di sini mulai cerita
KRONOLOGIS KARYA » KASTIL CINTA EPS 2 ± Cerita Bersambung - Cinta © Anynomous. Posted : 2011-04-07 : 09:15:03 (4762 hari -09:01:28 lalu) HITS : 2202 lyrict-lagu-pilihan-lama Editor
RESENSI : Sementaraitu,dirumahBuEvy.
BuEvysedangberdoadidepanaltarnyayangdipajangpadaruangandepan

Sementara itu, di rumah Bu Evy.

Bu Evy sedang berdoa didepan altarnya yang dipajang pada ruangan depan pintu masuk.
Dengan menggenggam 3 batang Hio yang mengepul yang ditempatkan tepat di atas dahinya,ia menunduk laksana tidak sanggup memandang Patung Sang Buddha dan Dwi Kuan-Im yang dipajang di atas altarnya.

Mulutnya berguman membacakan paritha yang diyakini dapat memberi jalan keselamatan dan keberkahan hidupnya.

Kemudian, Bu Evy mengacung-ngacungkan genggaman Hio-nya sebanyak tiga kali dan selanjutnya Hio itu diletakan di altar pada tempat hio yang telah disiapkan.

Bila kita perhatikan, di atas altar selain terdapat Patung Buddha dan Dewi Kwan Im,juga terdapat suguhan berupa buah jeruk, buah apel, dan buah pear serta ada enam cangkir kecil berwarna merah berisi air putih.

Sementara itu, diantara kedua patung, terpasang dua buah bola lampu listrik kecil berwarna merah yang tidak pernah dipadamkan sebagai pengganti nyala lilin.

Setelah selesai berdoa, Bu Evy menuju ruang tengah lalu menyalakan TV saluran Korea. Tidak ada tanda-tanda kesibukan persiapan untuk kegiatan esok hari.

"Bi...". Bu Evy mmanggil pembantunya dengan sebutan bibi.


"Iya Non..". Jawab sang pembantu dengan semprotan cairan setrika masing ditabngannya. Karena memang bibi sedang menyetrika pakaian. Mungkin pakaian yang sedang disiapkan untuk tujuan bersok.

"Tolong Bi kupasin buah naga. Ini kaya panas
dalam Bi..".

"Oh baik Non...". Seraya bibi menuju tempat setrikaan untuk mencabut saluran listrik untuk Setrika.

Kemudian,bibi menuju kulkas dan memilih buah naga yang menurutnya paling berkualitas diantara buah naga-buah naga yang ada.

Selesai memilih, lalu bibi memotongnya secara melintang dengan ketebalan rata-rata 1.5 cm-an.

Lempengan-lempengan bulat buah naga kemudian dipotong-potong lagi dalam delapan sudut potongan, sehingga buah naga telah berbentuk potongan-potongan segitiga dengan kulit merahnya masih melekat di bagian luar.

Bibi mengambil dua garpu buah, satu dipegang tangan kiri dan satunya dengan tangan kanan. Kemudian dengan kedua garpu itu bibi membuang kulit buah naga satu persatu dengan perasan dan tanggungjawab kebersihan buah yang akan dihidangakn untuk Bu Evy selaku tuannya.

Aku mengenal Bu Evy kurang lebih 8 tahun lalu. Waktu itu, Aku sedang mebangun ruang lobby bisnisku yang menyatu dengan rumah tinggalku yang kubangun di atas tanah seluas 2000 m2.

Bu Evy adalah anak tunggal dari Ko Ochin pedagang bahan bangunan "Toko Bangunan Gunung Mulya". Semua kebutuhan bahan bangunan dipenuhi Ko Ochin dalam suatu ikatan kontrak kerja sama pengadan Bahan Bangunan yang memakan waktu kurang
lebih sampai 9 bulan.

Inilah awal kenalnya aku dengan Bu Evy yang sekarang memegang Divisi Keuangan di perusahanku.

Waktu itu, Bu Evy masih kuliah baru pada semester 7 Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia.

Kenalan dengan Bu Evy yaitu pada waktu Ko Ochin (begitulah biasa aku memanggilnya), membawa beberapa contoh model lampu hias yang akan dipasang pada sudut-sudut ruang lobby.

Waktu itu aku sedang duduk mengawasi pekerja yang sedang memasang system tata suara dalam format 7.1. Dalam proses ini, aku harus betul-betul yakin bahwa proses pemasangan, tata letak, jarak, dan sudut pandang arah antara masing-masing speaker harus tepat.

Ketika pemasangan telah siap, aku melakukan test dengan memutar lagu-lagu mandarin dari album Teresa Teng. Lalu, aku mengatur kompoisi suara dengan perangkat yang telah kami siapkan.

"Wah... mantap sekali BOS..". Begitulah sambutan Ko Ochin waktu itu bersama Anak Tunggalnya Bu Evy.

"Hi... Ni Hao Ma...". Sambutku dengan semangat.


"Tapi jangan dijawab soalnya aku hanay bias Ni Hao Ma sama Hao I Ni saja Ko...". Terioaku dengan keras.

Ko Ochin hanya mengekeh lalu menjabat tanganku.

"Oh iya, Oe kenalkan ini anak Oe punya...".

Bu Evy waktu itu langsung memberi hormat mengangkat dua tangannya dengan posisi jari jamari tangan kanan mengepal jari jemari tangan kirinya dan sedikit membungkukkan badan.

Aku mengikuti caranya sebgai balasan rasa hormatku pula.

"Ini oe anak punya. Sekarang baru semester 7
Fakultas Ekonomi UI.. ". Katanya dengan logat Tionghoanya yang masih tampak. Lalu, Ko Ochin memangil supirnya untuk membawa barang bawaannya yaitu contoh lampu-lampu hias yang akan dipasang di dinding atau sudut-sudut dinding ruang lobbyku.

"Ini Oe bawa contoh ya. Lampu-lampu hias yang artistic. Tapi Oe juga bawa Oe Anak untuk membantu memilihkan yang cocok untuk ruangan Bapak..".

"Hmm... bagus kalau begitu". Jawabku singkat.

Tak lama supir Ko Ochin membawa dua kardus berisi contoh-contoh lampu dinding yang menurutku semuanya bernilai seni tinggi.

Lalu,Bu Evy serta merta memandang sekitar ruangan yang dibangun melingkar dengan salah satunya datar untuk layar presentasi.

"Yang ini akan sangat cocok untuk dipasang pada dua sisi layar sebelah kiri dan kanan... coba mas tempelkan yang ini di sana dan di sana". Bu Evy layaknya seorang professional tata dekor lampu hias di ruang lobbyku dan lagsung menyuruh sopirnya untuk menempelkan contoh lampu yang kan dipasang.

Sang supir langsung menempelkan contoh lampu pada dinding sebelah kiri dan sebelah kanan sisi tempat layar presentasi.

Nampaknya pemasangan itu begitu sangat mudah dan memang sangat mudah karena sudah dipersiapkan sejak awal oleh Ko Ochin sebagai lambang professionalisme ko Ochin dalam bisnisnya.

Aku manggut-manggut. Pemasangan lampu hias
dengan motif kaca bergaris lurus pada sisi-sisi layar presentasi memang menambah kesan focus pada object diantara kedua lampu.

"Bagaimana pendapatku Pak...?". Tanya Bu Evy waktu itu padaku yang masih terkagum akan kedalaman rasa seni dari Bu Evy atau yang disebut dengan istilah sence of art .Begitu kata orang barat.

"OK itu sangat cocok. Aku suka". Jawabku spontan.

Kemudian,Bu Evy terus memandangi ruang sekitarnya penuh dengan perasaan. Tak lama, memanggil supirnya untuk memasang contoh-contoh lampu pada posisi-posisi tertentu sesuai dengan sence of artnya Bu Evy.

Setelah selesai dipasang, kami memandang sekeliling ruangan dan ternyata tata letak yang tepat dan jenis yang pas dapat meningkatkan pencintraan suatu kesan.

Jujur ya.., aku sangat setuju dengan salah satu iklan di televise yang menyatakan yang penting kesan pertama. Fikiran semacam inlah yang aku terima saat ini,dimana tata letak lampu yang tepat telah meningkatkan pesona kesan pertama yang sangat luar biasa.

Aku membei applause kegembiraan. Bu Evy bengong seperti bingung sementara Ko Ochin manggut-manggut dan tersenyum bangga.

"Great... benar-benar artistic. Kalau begitu kapan barang-barang ini didatangkan.. untuk segera dipajang..?". Tanyaku tak sabar ingin menatap dan memandang pesona tata lampu ruangan lobbyku yang akan kujadikan sebagai tempat dalam pemenangan-pemenangan proyek atau tender.

"Kalau hari ini sudah sepakat, Minggu depan baru sampai di Singapore. Jadi pemasangannya kurang lebih 10 hari dari sekaranglah ya...". Jawab Ko Ochin dengan semangat.

"OK Deal.!". Jawabku singkat.

Setelah berbasa-basi akhirnya Ko Ochin pamit dan seperti ketika datang Bu Evy memberi hormat dengan cara yang sama.

Aku benar-benar gembira saat ini karena menemukan relasi bisnis yang dapat saling mengisi dan memperkuat sesuai jalurnya sendiri-sendiri.

Akhirnya aku kembali melakukan test dan uji coba Sound Systemku agar benar-bnar menjadi salah satu bargaining power dalam negoisasi-negoisasi kedepan.

Setelah pekerjaan pembangunan ruang lobby selesai, aku segera menggelar acara pertama yaitu acara syukuran sekaligus acara gunting pita sebagai pertanda peresmian beroperasinya ruang lobby bisnisku.

Aku mengundang semua relasiku termasuk Instansi / dinas terkait termasuk Ko Ochin dan Bu Evy.

Satu Tahun setelah ruang lobby beroperasi dan telah memberikan banyak manfaat dalam menunjang bisnisku, Satpam ku mengabariku bahwa aku kedatangan tamu seorang wanita berdarah Tionghoa dengan membawa satu map bermotif batik dengan Nama Bu Evy.

Cukup lama aku menjawab informasi dari Satpam. Aku mencoba mengingat relasi atau kenalan wanita Tionghoa. Hm.. tak ada juga yang kuingat. Tapi, setidaknya dia kenal aku barangkali perlu dicoba.

Berfikir seperti inilah akhirnya aku mengijinkan tamu itu bertemu aku di ruang tamu.

Ketika aku sampai di ruang tamu, Wanita Tionghoa itu telah duduk di meja tamu dan berdiri membei hormat mengangkat kedua tangannya di depan dada dengan posisi jari-jenari tangan kanannya menggenggam penuh jari-jemari tangan kirimya dengan bungkukan kecil.

Aku membalasnya dengan cara yang sama tetapi hatiku bertanya karena merasa pernah mengenalnya.

"Hemm... sapa ya... Sebentar aku ingat-ingat dulu.. ". Kataku masih dalam posisi berdiri dengan kedua tangan masih di dada sebelum dia sempat menjawab.

"Kita pernah ketemu ya...? Hm.. dimana ya...". Tanyaku... pelan...dan hati-hati.

"Kurang lebih Tahun Lalu ketika pemasangan contoh lampu dinding ruang lobby..." Jawabnya dengan lembut masih dalam poisi yang sama.

"Ya Tuhan, ini anak ko Ochin ya..?". Jawabku dengan semangat dan gembira. Lalu saya mempersilahkan duduk.

"Bagaimana khabar Papamu...?". Tanyaku.

"Baik dan sehat. Ya seperti biasa Papa tetap
di Toko". Jawabnya.

"Hm.. ya.. ya.. Oh ya.. Biasa minum apa..? Suka Copy..?". Tanyaku.

"Sudah cukup air ini sudah cukup". Jawabnya sambil memandang gelas air minum yang telah disiapkan pelayanku.

"Ya.. ya. Bagaimana atau apa yang dapat saya
bantu nich..". Tanyaku untuk memulai pada pokok persolan.

"Begini Pak. Kebetulan saya telah lulus tiga bulan lalu. Saya bermaksud ingin melamar kerja di tempat Bapak.. Kalau Bapak membutuhkan tenaga keuangan atau administrasi. Ini data-data saya Pak...". Jawabnya dengan membuka isi file dalam map bermotif batiknya.

"Tidak salah nich..?". Jawabku setengah mengukur tekadnya.

"Iya Pak saya serius. Jika Bapak mau mencoba
dulu selama 3 bulan juga tidak apa-apa Pak". Jawabnya sangat lantang.

Sungguh dalam hatiku sangat bersyukur dia datang dimana perusahaan kami memang sedang membutuhkan seseorang yang mampu menangani keuangan dan perpajakan. Tapi, tak mungkin toh akulangsung menerimanya begitu saja..?

"Hm..begini saja ya.. Data-data saya pegang ya.... Nanti biar bagian kepegawaian yang akan menindaklanjuti. Apakah setuju..?".


"Setuju Pak. Saya mengikuti yang terbaik dalam perusahaan Bapak.". Jawabnya dengan yakin.


Setelah kesepakatan akhirnya calon Divisi Keuanganku pamit. Aku mengantarkannya sampai depan kendaraan ACCORD merahnya. Dan setelah melambaikan tangan, aku kembali ke dalam lalu iseng-iseng membuka filenya yang sekarang ada ditanganku.

Satu bulan kemudian disaat yang tepat akhirnya Bu Evy saya jadikan bagian dari teamku dalam menjalankan bisnis IT ku.

Demikianlah waktu terus berjalan sampai akhirnya Bu Evy telah menunjukkan dedikasi, loyalitas, dan kejujuran kerjanya selama 5 tahun dan telah memberiku satu isyarat bahwa aku sudah bisa menyerahkan system keuangku padanya.

Maka, pada hari ulang tahun perusahanku yang ke-17 system Keuanganku termasuk mengurus perpajakan aku serahkan pada Bu Evy.

Berbeda dengan Pak Eka. Pak Eka adalah adik
kelas berbeda dua tingkat denganku. Makanya, gelar kesarjanaamya telah mengacu dalam system penulisan kesarjaan berbahasa Indonesia.

Petemuan pertama dengan Pak Eka adalah ketika saya memenuhi undangan Temu Nasional di Rejang Lebong Bengkulu yang digelar oleh Empat Kementerian waktu itu Menteri Perindustrian, Menteri Pertanian, Menteri Koperasi, dan Menteri Pemuda dan Olah Raga. Sedangkan pertemuan kedua, yaitu ketika dalam Seminar di Jakarta yang diselenggarakan oleh Menteri Perindustrian dengan melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Badan Pemberitan Nasional.

Cukup bagiku dari dua kali pertemuan itu aku benar-benar tertarik dari cara Pak Eka memandang suatu persolan sekaligus dalam mencoba memberikan solusinya.

Pada akhir acara itulah aku mulai berupaya membajaknya untuk menjadi bagian dari kekuatan perusahaan yang sedang aku kembangkan dan aku bangun dari mimpi-mimpiku masa lalu.

Dalam hal ini aku jadi teringat akan satu fakta bahwa ternyata masa tua seseorang merupakan hasil cipta mimpi-mimpinya semasa muda. Dan, memang demikian adanya bagaimana mungkin seseorang mampu membangun masa depannya tanpa kepemilikan rancangan-rancangan akan masa depannya. Dengan singkat kata, mimpi saja tidak bisa bagaimanamungkin mewujdkannya. Atau, dengan kata lain terbayangpun tidak akan masa depannya bagaimana mungkin merencanakannya.

Hanya dalam waktu dua minggu saja, akhirnya Pak Eka datang menemuiku dan menyatakan siap berjuang untuk membesarkan bisnisku.

Jabat Erat pun akhirnya dimulai pada saat itu hingga kini.

Sementara itu, Ir. Sandok adalah kenalan Pak Ashwin yang menurut Pak Ashwin karena konsep kerjanya terlalu bagus dan terlalu jujur maka selalu menghadapi problema-problema dalam ruang lingkup kerjanya.

Pak Ashwin sendiri adalah teman bermain olah raga baik di Golf maupun Tennis. Kebetulan, walaupun berbeda marga dimana Pak Ashwin adalah marga dari batak sedangkan aku dari jawa, namun memiliki kesamaan Hobby dan Pandangan dalam Sence Of Bisnis, maka akhirnya menjadi teamku dan untuk mewakiliku manakala aku tidak dapat melakukan sesuatu kegiatan atau aktivitas.

Kembali kepada posisi Bu Evy yang sedang menimati buah naganya, teleponnya bordering.

"Ya hallo". Awab Bu Evy singkat.

"Ya... Mah... aku sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk besok. Tapi, aku akan pulang balik saja Ma..". Lanjut Bu Evy. Rupanya telpon itu dari Mamanya yang menanyakan kesiapan perjalananya besok.

"Iya Mah, Mas-nya suruh agak pagian ya Mah..?".

Rupanya pembicaran antara Bu Evy dan Mamahnya seputar supir dan persiapannya.

"Mkasih ya Ma..". Jawaban terakhir Bu Evy sambil meletakkan gagang telepon.


Share


Jawa Tengah, 2011-04-07 : 09:15:03
Salam Hormat
Anynomous

Anynomous mulai gabung sejak tepatnya Jumat, 2011-01-21 12:51:31. Anynomous mempunyai motto Untuk memulai biasanya lebih sulit walau ada yang lebih sulit lagi
Filsafat : 16 Karya
Puisi : 164 Karya
Prosa : 1 Karya
Lyrict : 5 Karya
Berita : 10 Karya
Cerita Bersambung : 4 Karya
Novel : 1 Karya
Opini : 21 Karya
Surat dari Hati : 9 Karya
Total : 231 Karya Tulis


DAFTAR KARYA TULIS Anynomous


Isi Komentar KASTIL CINTA Eps 2 528
Nama / NameEmail
Komentar / Comment
BACK




ATAU berikan Komentar mu untuk karya KASTIL CINTA Eps 2 528 di Facebook



Terimakasih
KASTIL CINTA KU ,



CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Orang yang tidak memiliki tujuan akan selalu bekerja untuk orang yang memiliki Tujuan
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti