Improving Quality Of Life

Visitor 14.926

Hits 321

Online 2

KATALOG KARYA
2011.864 - 64.MIS
Berita - Technologi © 2011-04-17 : 15:28:22 (4729 hari 01:58:38 lalu)
The Power to be your best ternyata tak ku duga, di sini mulai cerita
KRONOLOGIS KARYA » MEMPERBAIKI KETURUNAN EDISI I ± Berita - Technologi © MIS. Posted : 2011-04-17 : 15:28:22 (4729 hari 01:58:38 lalu) HITS : 2539 lyrict-lagu-pilihan-lama kumpulan puisi mutiarasukma18
RESENSI :


DalamEditorialkaliini,mutiarasukmainginsharedalammemperbaikiketurunandalamrangkamengapresiasianak-anakpenyandangThalasemiayangmerupakansalahsatusifatgenetikyangdiwariskan. 


Dalam Editorial kali ini, mutiarasukma ingin share dalam memperbaiki keturunan dalam rangka mengapresiasi anak-anak penyandang Thalasemia yang merupakan salah satu sifat genetik yang diwariskan.  Maksud dan tujuannya adalah, mempersiapkan sedini mungkin upaya-upaya dalam mempersiapkan pasangan hidup bagi putra-putri penyandang Thalasemia.

Untuk itu redaksi ingin menampilkan beberapa catatan, artikel, atau cerita pengalaman yang diperoleh dari beberapa media untuk menambah panorama dalam pembahasan MEMPERBAIKI KETURUNAN kemudian. Oleh karena itu, ULASAN MEMPERBAIKI KETURUNAN akan dimuat dalam beberapa Edisi

Semoga bermanfaat

Redaksi mutiarasukma



Inilah Tulisan Pertama tentang Perkawinan yang diperoleh dari  Filsafat Perkawinan oleh Bisyri Ichwan.

#Case I :

Perkawinan menjadi hal yang sangat urgen bagi kelangsungan hidup manusia di bumi. Tuhan sengaja tidak menciptkan manusia sebagaimana Dia menjadikan setan yang tidak bisa mati hingga kiamat tiba, Dia menjadikan manusia dengan umur yang sudah ditentukan ketika seorang manusia lahir, namun Dia memberikan sebuah syari’at pernikahan agar gelar khalifah fil ard tetap berada pada pundak manusia dan keberadaannya tetap eksis.
Jodoh dalam pernikahan memang menjadi salah satu takdir yang sudah ditulis oleh Tuhan selain rezeki dan kematian. Tetapi sebagai manusia normal yang memilki naluri seksual, tentu setiap orang akan tetap berusaha dan berjuang untuk mendapatkan pasangannya yang tebaik dan ideal, sehingga dari usaha dan perjuangan inilah masalah-masalah akan muncul dengan cerita yang berujung dua kemungkinan; menjadi istri atau suami ataupun ditendang dan mencari pasangan lain yang dirasa cocok.
Banyak anak muda yang belum menikah termasuk saya juga terkadang sibuk memikirkan pernikahan ini hingga terkadang lupa dan mengabaikan tugas lain yang seharusnya segera dikerjakan seperti kuliah. Tetapi ketika dihadapkan langsung dengan seorang perempuan dan ditantang untuk segera menikah, nyali sering kali ciut, diantaranya karena alasan nafkah.
Rasulullah Saw sendiri pernah mengatakan dalam haditsnya : “man istatho’a minkumul baah fal yatazawwaj !”, “barang siapa dari kamu yang merasa cukup untuk menikah maka menikahlah !”. Waktu saya di pesantren dulu, kyai saya menjelaskan maksud dari hadits ini dengan penafsiran yang sederhana. Kata “baah” yang berarti “cukup” itu diartikan dengan ketika ‘anu’ seorang lelaki masih berfungsi secara normal dan tidak mengalami gangguan. Sehingga orang yang ‘anu’nya masih bisa ‘berdiri’ walaupun tidak memiliki apa-apa, sudah diperbolehkan untuk menikah.
Keadaan ekonomi dan ketiadaan pekerjaan yang mapan sering menjadi alasan seseorang untuk mundur dan menunda pernikahan. Sering sekali saya mendengarkan komentar dari seorang teman :”bojomu opo arep mbok pakani karak” yang kurang lebih berarti “istrimu apa mau kau kasih makan nasi kering yang sudah basi?!” sebagai ekspresi ketidaksiapan dirinya.
Saya juga kadang mendengar alasan : “kalau urusan perut dan makan-memakan, Tuhan sudah pasti mencukupi, ibarat burung yang telah ditanggung hidupnya oleh Tuhan dengan tetap bisa makan setiap harinya entah dari mana makanan itu, masalahnya istri itu bukan burung yang hanya makan, dia itu manusia yang butuh perhiasan, butuh kalung, butuh gelang, butuh baju untuk mejeng dan membanggakan dirinya dihadapan para sahabatnya”.
Memang banyak sekali alasan seseorang untuk tidak segera menikah selain dua alasan di atas. Namun, jika kita menengok sedikit saja dalam ajaran agama islam, kita akan melihat salah satu ayat al Qur’an dalam surat Annur ayat 32 yang sangat mengapresiasi pernikahan yang dalam penggalannya kurang lebih begini “….jika kamu termasuk orang-orang yang fakir, (dengan menikah) kamu akan menjadi orang-orang yang kaya. Allah maha luas lagi maha mengetahui”. Dengan adanya firman Tuhan ini, tentu sangat beralasan kenapa islam menjunjung tinggi sebuah pernikahan bahkan kemiskinan bukan dianggap halangan.
Salah satu contoh nyata bahwa pernikahan akan membuat seseorang cukup adalah orang tua saya. Ayah dan ibu saya dulu sebelum menikah tidak pernah dan tidak tahu menahu sama sekali, bertemu saja juga tidak pernah, proses bisa menuju pernikahan juga sederhana sekali, tidak seribet proses pernikahan seperti yang dialami oleh anak-anak muda sekarang ini. Waktu itu ayah adalah seorang santri yang di salah satu pesantren di Banyuwangi.
Suatu hari ayah dipanggil oleh kyai untuk menghadap, ketika sampai di dalam rumah kyai, ayah saya langsung di tembak dengan pertanyaan yang sebelumnya tidak ada aba-aba sama sekali, “awakmu tak rabekne karo santri wedok gelem gak?”, “kamu saya nikahkan dengan santri putri mau gak?”, kata kyai. Umur ayah saya waktu itu memang sudah saatnya untuk nikah, sehingga walaupun sebenarnya belum siap dan karena menghormati dan taat kepada perintah guru, ayah saya langsung mengiyakan tanpa syarat.
Proses pernikahannya juga sederhana, setelah pagi hari dipanggil kyai dan mengiyakan untuk menikah, ayah langsung pulang ke Jember untuk memberitahu orang tua dan kyai juga pergi ke rumah ibu saya untuk meminta izin, besoknya resepsi pernikahan dilaksanakan di pesantren dengan sederhana. Prosesnya cuma seperti itu, sederhana sekali. Saya juga tersenyum dan heran dengan kisah pernikahan orang tua saya yang ternyata seperti itu.
Tetapi walaupun dengan proses yang sederhana, hingga saat ini ayah saya mampu memberikan nafkah cukup dan bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai perguruan tinggi.
Namun, ada juga efek negatif dari perjodohan ayah dengan ibu yang sederhana itu, hampir satu tahun lebih setelah pernikahan, ayah dan ibu saya masih saling malu-malu dan sulit untuk berkomunikasi secara terbuka, tapi saya tidak tahu apakah komunikasi dalam segala hal atau ada pengecualiannya.
Teman saya satu kelas juga mengalami cerita yang hampir mirip dengan orang tua saya, bedanya mereka sebelumnya sudah menjalin hubungan pacaran. Ketika meminta izin untuk bertunangan kepada kyai saya, malah disuruh menikah, padahal keduanya pada waktu itu sedang sibuk-sibuknya menggarap skripsi sarjana dan tidak memiliki pekerjaan tetap. Namun, ternyata saat ini saya dapat kabar mereka sudah sejahtera dan mampu menghidupi keluarga.
Mungkin benar kata orang, “menikah itu gampang-gampang susah”. Banyak orang mencari istri, seleksinya hingga sampai bule-bule dari luar negeri, ternyata gak taunya mendapatkan tetangga sebelah teman sepermainan yang dulu sama-sama masih ingusan. Ada juga yang sudah menikah berkali-kali namun tetap gagal tidak mendapatkan istri sejati atau suami setia.
Dari catatan ini, saya kembali mengingatkan kepada sahabat kompasianer, ternyata menikah itu tidak sulit walaupun tentu tidak gampang, ia hanya membutuhkan dan terletak pada kata “baah” yang berarti “cukup” yang dalam pandangan kyai saya berarti ‘anu’ yang masih normal, jadi mari bagi para sahabat yang belum menikah mencoba untuk merubah cara pandang pernikahan dengan sederhana. Zaman sekarang ini sudah sulit, jadi tidak usah dipersulit lagi dengan mempersulit diri dengan tidak menikah.
Kata KELONI mungkin juga tepat untuk semakin menyemangati para sahabat yang belum menikah. KELONI adalah kependekan dari Kumpulan Lajang Nyari Istri, walaupun agak kurang tepat, tapi paling tidak sudah mewakili maknanya. Bagi yang ingin menikah dan belum dapat istri, saya dan anda bisa bersama-sama saling berbagi di sini untuk mendapatkannya..:)
#####
Catatan ini saya persembahkan kepada sahabat saya di Aceh yang kebelet menikah dengan sahabat saya di Bandung, semoga bisa memberi sedikit angin segar untuk membulatkan langkah dan tekadnya..:)
Juga dipersembahkan kepada senior saya yang terhormat : Mariska Lubis yang melahirkan seorang gadis cantik Maitreya Ananda Manisha.
Salam Kompasiana



Share


Jawa, 2011-04-17 : 15:28:22
Salam Hormat
MIS Mutiara Sukma

MIS Mutiara Sukma mulai gabung sejak tepatnya Minggu, 2011-04-24 21:23:51. MIS Mutiara Sukma dilahirkan di Bandung mempunyai motto Jadikan diri sebagai haadiah bagi kebaikan untuk sesama.
Berita : 242 Karya
Resensi : 30 Karya
Opini : 33 Karya
Puisi : 81 Karya
Cerita Pendek : 6 Karya
Sejarah : 2 Karya
Cerita Bersambung : 3 Karya
Laporan : 15 Karya
Prosa : 3 Karya
Biografi : 12 Karya
Wacana : 2 Karya
Filsafat : 48 Karya
Kisah Nyata khusus Privacy : 4 Karya
Pantun : 1 Karya
: 4 Karya
Lyrict : 1 Karya
Surat dari Hati : 68 Karya
Kisah Nyata non Privacy : 1 Karya
Total : 556 Karya Tulis


DAFTAR KARYA TULIS MIS Mutiara Sukma


Isi Komentar MEMPERBAIKI KETURUNAN Edisi I 864
Nama / NameEmail
Komentar / Comment
BACK




ATAU berikan Komentar mu untuk karya MEMPERBAIKI KETURUNAN Edisi I 864 di Facebook



Terimakasih
KASTIL CINTA KU ,



CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Ingat yang perlu diingat, Lupa dengan apa yang harus dilupakan, Mengubah apa yang dapat diubah, terimalah apa yang tidak mungkin diubah.
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti