|
Tulisan ini sebenarnya hanya sekedar mengisi waktu ketika terjadi kemacetan dipersimpangan jalan raya yang mempertemukan Jl. Agus Salim - Jln. RS. Mekar Sari serta beberapa jalan tikus yang bermuara pada jalan utama.
Kemacetan tidak hanya hari ini, tetapi hampir terjadi setiap pagi. Akan tetapi, entah mengapa ada satu keinginan dalam hati untuk berhenti sejenak. Lalu, hati dan fikiran bersahutan mencoba memahami fenomena kemacetan pada pagi ini.
Bising klakson kendaraan sudah biasa, dan aku menikmatinya seperti tata irama gejolak jiwa manusia pada pagi ini. Belum lagi, teriakan-teriakan preman jalanan yang menggantikan posisi POLISI LALU LINTAS dalam membantu memperlancar laju kendaraan roda empat dan mengusir kendaran-kendaraan kecil dan Abang Beca demi rupiah.
Sementara,
banyak pengendara speda motor, abang beca, dan pejalan kaki terus mendesak celah-celah jalan yang ada seperti mempraktekan pelajaran aji mumpung dalam memanfaatkan setiap kesempatan.
Kemacetanpun semakin tidak terhindarkan, tak ada satu celahpun untuk bergerak. Mampet pet! seperti saluran-saluran air di Jl. Kartini sehingga airnya selalu meluap ke komplek-komplek perumahan dengan membawa aneka sampah busuk dan bangkai tikus yang menjijikan masuk ke rumah-rumah. Tak peduli rumah mewah atau rumah sikecil. Semua memperoleh kesempatan yang sama.
Premanpun,
akhirnya pergi melenggang,
tak ada harapan sebungkus nasi padang.
Inikah gambaran bangsa ini...?
lalu,
adakah yang kita persalahkan...?
kalau ada,
dimana pokok kesalahan...?
lalu,
dengan cara apa kesalahan dapat diperbaiki...?
Orang jawa bilang, hidup adalah sawang sinawang atau saling memandang. Si kecil memandang si kaya hidup bahagia dan sentosa. Pengangguran menilai pesibuk dan pekerja laksana kestatria bermahkota. Si kaya menilai abang beca dan pengguna spedamotor penyebab kemacetan jalan raya. Lalu abang beca dan ojek teriak...! Kalau tidak begini, makan apa anak isteriku di rumah...? Anakku perlu sekolah dengan biaya yang tidak murah. Dan beribu teriakan alasan yang dikumandangkan....
Apakah mungkin bangsa ini adalah bangsa yang kaya dengan alasan...? Demi ini demi itu, setiap kesepatan harus dimanfaatkan tak peduli dengan hak-hak orang lain..? Inikah AKHIR CERITA DI BUMI PERTIWI TERCINTA.. seperti dalam AKHIR CERITA BUNG NANDAR IRWANSYAH...
Jawa, 2011-07-26 : 07:35:18 Salam Hormat MIS Mutiara Sukma
MIS Mutiara Sukma mulai gabung sejak tepatnya Minggu, 2011-04-24 21:23:51. MIS Mutiara Sukma dilahirkan di Bandung mempunyai motto Jadikan diri sebagai haadiah bagi kebaikan untuk sesama.
Berita : 242 Karya Resensi : 30 Karya Opini : 33 Karya Puisi : 81 Karya Cerita Pendek : 6 Karya Sejarah : 2 Karya Cerita Bersambung : 3 Karya Laporan : 15 Karya Prosa : 3 Karya Biografi : 12 Karya Wacana : 2 Karya Filsafat : 48 Karya Kisah Nyata khusus Privacy : 4 Karya Pantun : 1 Karya : 4 Karya Lyrict : 1 Karya Surat dari Hati : 68 Karya Kisah Nyata non Privacy : 1 Karya Total : 556 Karya Tulis
DAFTAR KARYA TULIS MIS Mutiara Sukma
Isi Komentar CONTOH ATAU MENCONTOH 1932
BACK
ATAU berikan Komentar mu untuk karya CONTOH ATAU MENCONTOH 1932 di Facebook
Terimakasih KASTIL CINTA KU ,
CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Jangan remehkan hati nurani. Jangan remehkan perbuatan baik sekecil apapun.
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti
|
|