Improving Quality Of Life

Visitor 6.991

Hits

Online 0

KATALOG KARYA
2011.1999 - 62.SYA
Filsafat - Keimanan © 2011-08-10 : 05:09:09 (4890 hari 01:09:23 lalu)
The Power to be your best ternyata tak ku duga, di sini mulai cerita
KRONOLOGIS KARYA » URGENSI SHALAT ± Filsafat - Keimanan © syarah. Posted : 2011-08-10 : 05:09:09 (4890 hari 01:09:23 lalu) HITS : 2878 lyrict-lagu-pilihan-lama () kumpulan puisi mutiarasukma25
RESENSI : Shalat adalah hadiah terindah dari Allah kepada orang-orang beriman.
“Sungguh, Aku ini adalah Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QSTh aha, 20: 14) Shalat adalah hadiah terindah dari Allah kepada orang-orang beriman. Demikian istimewanya sehingga untuk menyampaikan perintah shalat fardu, Allah Swt. mengundang langsung Rasulullahsaw. ke langit. Hal ini berbeda dengan perintah-perintah lainnya, semisal perintah zakat, saum Ramadhan, dan ibadah haji. Semua perintah ini diturunkan Allah Swt. lewat perantaraan Malaikat Jibril. Maka dari itu, jangan heran apabila ada banyak keistimewaan dari shalat yang tidak terbantahkan lagi kesahihannya, di antaranya adalah sebagai berikut. Pertama, shalat adalah tiang agama. Rasulullah saw. mengatakan bahwa shalat itu tiang agama (Islam). Siapa yang mendirikan shalat, sama artinya dengan mendirikan bangunan agamanya. Sebaliknya, siapa yang meninggalkan (serta menyia-nyiakan) shalat, sama artinya dengan meruntuhkan bangunan agamanya. Itu pula sebabnya kehancuran umat akan benar-benar terjadi ketika orang-orang yang mengaku muslim sudah berani meninggalkan shalat tanpa alasan yang dibenarkan. Kedua, shalat adalah amalan pertama yang diperintahkan Allah Swt. kepada Rasulullah saw. tidak lama setelah beliau diangkat menjadi rasul. “Wahai orang yang berselimut (Muhammad)! Bangunlah (untuk shalat) pada malam hari kecuali sebagian kecil, (yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu, atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu. Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan di waktu itu) lebih berkesan.” (QS Al Muzzammil: 1 – 6)
Sebenarnya, sebelum disyariatkan kepada Rasulullah saw., para nabi dan rasul sebelumnya pun sudah menjalankan shalat walaupun mungkin caranya tidak sama. Ketiga, shalat adalah sarana menggugurkan dosa-dosa. Dari riwayat Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, “Tahukah kalian sekiranya ada sungai di depan pintu (rumah) salah seorang di antara kalian lalu dia mandi di dalamnya setiap lima kali, apakah masih ada yang tersisa dari kotorannya?” Mereka menjawab, “Tidak ada yang tersisa sama sekali.” Nabi saw. bersabda, “Yang demikian itu adalah perumpamaan shalat lima (waktu). Allah menghapuskan dosa-dosa dengannya.” (HR Al Bukhari, Muslim, At Tirmidzi, An Nasa’i, dan Ibnu Majah) Keempat, shalat adalah amal yang pertama kali dihisab di akhirat. Rasulullah saw. menegaskan, “Amal yang pertama kali akan diperhitungkan dari seorang hamba pada hari Kiamat adalah shalat. Jika baik shalatnya, baik pula semua amalnya; dan jika rusak, rusak pulalah seluruh amalnya.” Dalam hadits lain, diungkapkan pula, “Pangkal segala urusan adalah Islam (sikap pasrah kepada Allah), tiang penyangganya adalah shalat, dan puncak ketinggiannya adalah berjihad di jalan Allah.” Selain hal tersebut, beberapa ayat Al Qur’an menyebutkan pula beberapa fungsi shalat, di antaranya sebagai pembeda antara seorang muslim dan kafi r (QS At Taubah ayat 11); kunci kesuksesan dan kebahagiaan hidup (QS Al Mu’minûn ayat 2); pencegah seorang muslim dari perbuatan keji dan munkar (QS Al Ankabût ayat 45); pengundang datangnya pertolongan Allah (QS Al Baqarah ayat 45 dan 153); pemupuk rasa persamaan, persatuan, dan persaudaraan (QS An Nisâ’ ayat 102); sarana efektif mendisiplinkan diri (QS Hûd ayat 114); sarana untuk menjaga kebersihan diri (QS Al Mâidah ayat 6); peredam rasa gelisah dan keluh kesah (QS Al Ma‘ârij ayat 19). Shalat pun menjadi momen yang teramat istimewa bagi seorang hamba. Ketika shalat, dia bisa ingat, dekat, dan berkomunikasi langsung dengan Rabb-nya (QS Al Mâidah ayat 12 dan QS Th aha ayat 14).
Bayangkan, seorang hamba yang teramat kecil di hadapan-Nya, yang tiada memiliki apa-apa, yang tercipta dari air yang hina, bisa berhadapan dan berkomunikasi langsung dengan Zat Yang Serba- Maha. Bukankah hal ini adalah sebuah keistimewaan dan anugerah yang tiada tara? Tidak hanya itu, penelitian ilmiah menunjukkan pula bahwa shalat memiliki segudang manfaat, baik secara fi sik maupun psikologis, termasuk kemampuannya dalam menangkal dan menyembuhkan beragam penyakit fi sik, mengurangi stres, menumbuhkembangkan mental yang sehat, dan tentu saja menyembuhkan beragam penyakit rohani, mulai dari ujub, riya, takabur, dengki, sum’ah, hingga penyakit malas. Ketika seseorang mampu melaksanakan shalat secara istiqamah, khusyuk, dan tuma‘ninah, dia pun berpeluang mendapatkan penga laman rohani tertinggi (peak experience) serta bangkitnya kesadaran puncak (altered states of conciousness) sebagai hasil konkret dari ketersambungan dengan yang Mahatinggi. Itulah sebabnya, ada yang mengatakan bahwa shalat itu adalah ”mikraj orang-orang beriman”. Ketika shalat, roh kita terbang menghampiri Zat Yang Mahatinggi, bertemu dan berdialog dengan-Nya. “Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku.”(QS Th aha, 20: 14)
KEUTAMAAN SHALAT
Dari Ubadah bin Ash Shamit, bahwa dia pernah men dengar Rasulullah saw. bersabda, ”(Ada) lima shalat yang diwajibkan Allah kepada para hamba. Siapa yang menger jakan nya dan sama sekali tidak menyia-nyiakan serta tidak meremehkan kewajiban salah satunya, baginya janji Allah untuk memasukkan dia ke dalam surga. Siapa yang tidak mengerjakannya, dia tidak mendapatkan janji di sisi Allah. Jika suka, Dia menyiksanya atau memasukkannya ke dalam surga.” (HR Malik, Abu Dawud, An Nasa’i, dan Ibnu Hibban)
Mengapa shalat dimaknai dengan sedemikian penting, sampai-sampai dalam kondisi ekstrem sekalipun shalat harus tetap dilaksanakan? Setidaknya, ada sebelas hal yang melatar belakangi nilai strategis shalat sebagai berikut.
a. Shalat adalah tiang agama;
b. Shalat adalah amal yang pertama kali dinilai Allah Swt. pada hari Akhir;
c. Shalat adalah amal pertama yang diwajibkan;
d. Shalat adalah amal yang paling besar pahalanya;
e. Shalat adalah amal yang menjadi ajaran para rasul sebelum Nabi saw.;
f. Shalat adalah sebuah amal yang apabila ditinggalkan berimplikasi dosa besar;
g. Shalat adalah tanda utama dari orang-orang ber takwa, saleh, dan bahagia;
h. Shalat adalah wasiat terakhir yang disampaikan Nabi saw.;
i. Shalat adalah rukun Islam yang kedua setelah syahadat (ketauhidan);
j. Shalat adalah pembeda antara muslim dan kafir; serta
k. Shalat adalah ajaran paling pertama kepada anak-anak.
Prof. Dr. K.H. Miftah Faridl

Share


, 2011-08-10 : 05:09:09
Salam Hormat
Siti Syarah Hayyung

Siti Syarah Hayyung mulai gabung sejak tepatnya Jumat, 2011-05-20 13:19:59. Siti Syarah Hayyung mempunyai motto
Puisi : 6 Karya
Berita : 3 Karya
Filsafat : 2 Karya
Total : 11 Karya Tulis


DAFTAR KARYA TULIS Siti Syarah Hayyung


Isi Komentar URGENSI SHALAT 1999
Nama / NameEmail
Komentar / Comment
BACK




ATAU berikan Komentar mu untuk karya URGENSI SHALAT 1999 di Facebook



Terimakasih
KASTIL CINTA KU ,



CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Melawan arah angin cocok untuk penerbangan, saya tidak takut puluhan ribu orang yang menghalangi saya, hanya kuatir saya sendirilah yang menyerah.
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti