|
Malam ini pilu hatiku menggebu.
Kucoba raba setiap jengkal asa dalam
dadaku. Ahhhh... tak ada... tak ada.. gemuruh
Emm...
Kuraih buku catatan harianku disudut
rak buku kerjaku. "Oh... berat juga nih buku... ".
Gumanku perlahan.
"Menggapai Suksesku.
Menggapai Bahagiaku. Menggapai Citaku". Ini adalah judul
buku catatan harianku. Buku ini dibuat secara khusus ya sekitar 13
Tahun lalu. Buku ini sengaja dibuat dengan 4444 halaman dengan cover
warna emas.
Mungkin orang bilang
nganeh-nganehin. Ya seperti kawanku Andre, Thomas, Yosie,
dan Yanti yang mengatakan hal aneh dengan buku harianku itu. Tidak
salah sih mereka katakan, buku setebal ini akan merepotkan cara
mengisinya dan mau diisi apa begitu lho..? Hm.. seperti halnya aku
juga berfikir sama. Tetapi, ini mungkin yang membedakan
diriku dengan yang lain.
Aku buka halaman pertama, terus halaman
kedua, ketiga, dan terus halaman demi halaman. Ketika pada halaman ke
77 aku baca resume catatan harianku. Tak terasa aku tersenyum dan
berguman ketika sapai baris akhir dari resume catatan harianku :
"Emm ternyata setiap kejadian mengandung makna. Tak ada yang
sia-sia. Semua menjadi pelajaran untuk yang berfikir. Inilah aku yang
membuat beda dengan sahabat-sahabatku".
Tiba-tiba piluku kembali bergelora.
Dadaku terasa sesak dipenuhi lahar kepedihanku. Kubiarkan diriku
menangis walau pertanyaanku tak bertepi.
Kuraih pena biruku.
Kubuka lembaran catatanku
berrhalaman-halaman untuk menemukan halaman kosong dari buku
harianku.
Dan,
Mataku terbelalak manakala halaman
kosongku berada pada halaman terakhir dari buku harianku. Halaman ke
4444 dari Buku Harianku yang dibuat 13 Tahun silam.
Astagfirullah. Guamanku setengah
mendengung.
Ternyata buku harianku pada malam ini
sudah akan menjadi bagian buku yang hanya akan dipasang di dek
pustakaku. Maklum, sudah sekian lama aku tidak lagi menulis dalam
buku harianku.
Yah.. mungkin lagi tidak ada mut untuk
menuliskan kejadian demi kejadian keseharianku. Bisa jadi karena
kelelahan akibat kesibukan di akhir tahun ini.
Tiba-tiba jam di ruang tamuku
berdentang dua kali yang menandakan jam 01 lebih 45 menit dini hari.
Biasa, semua jamku diatur lebih cepat 15 menit dari standard jam
dunia.
Sesungguhnya, masih bingung apa yang
mesti kutuliskan dalam lembaran terakhir dari buku harianku. Bisa
jadi kutuliskan semua kenangan manis di pertengahan tahun ini atau
bisa jadi kutuliskan rencana-rencanaku untuk menyongsong hari esok.
Ah... tanganku kelu dan
malas.........
Aku coba memeluk relung hatiku.
Kucoba menangkap setiap getaran di
dadaku.
Tapi tak ada daya tanganku menguraikan
getaran-getaran itu.. Ah.. ada apakah gerangan dengan hatiku?
Aku bangkit dari kursi kerjaku. Aku
ingin bersujud. Aku ingin curhat. Aku hendak minta. Aku hendak
mengadu. Ah... aku ingin tahu.
Setelah bersuci aku biasa
mengenaikan kain sarung, lalu baju koko dan kopiah.
Aku menuju ruangan tempat biasa aku bersujud.
Sujud demi sujud aku lalui seperti
biasanya sampai pada suatu saat aku tersadar pada kesendirianku.
Jawa, 2010-10-17 : 18:44:13 Salam Hormat MIS Mutiara Sukma
MIS Mutiara Sukma mulai gabung sejak tepatnya Minggu, 2011-04-24 21:23:51. MIS Mutiara Sukma dilahirkan di Bandung mempunyai motto Jadikan diri sebagai haadiah bagi kebaikan untuk sesama.
Berita : 242 Karya Resensi : 30 Karya Opini : 33 Karya Puisi : 81 Karya Cerita Pendek : 6 Karya Sejarah : 2 Karya Cerita Bersambung : 3 Karya Laporan : 15 Karya Prosa : 3 Karya Biografi : 12 Karya Wacana : 2 Karya Filsafat : 48 Karya Kisah Nyata khusus Privacy : 4 Karya Pantun : 1 Karya : 4 Karya Lyrict : 1 Karya Surat dari Hati : 68 Karya Kisah Nyata non Privacy : 1 Karya Total : 556 Karya Tulis
DAFTAR KARYA TULIS MIS Mutiara Sukma
Isi Komentar CATATAN HARIANKU PADA LEMBAR KE 4444 205
BACK
ATAU berikan Komentar mu untuk karya CATATAN HARIANKU PADA LEMBAR KE 4444 205 di Facebook
Terimakasih KASTIL CINTA KU ,
CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Setiap kesuksesan pasti berasal dari suatu permulaan. Berani memulai baru akan menemukan kesuksesan.
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti
|
|