|
BARIDIN DALAM CERITA KLASIK TARLING CIREBONAN Tarling adalah seni tradisionil daerah Indramyu-Cirebon yang terdiri dari Gitar dan Suling. Seni ini disusun dalam mengiringi cerita daerah yang dibawakan dalam bentuk komunikasi dialog lagu sepertihalnya sebuah opera. Tarling di hidangkan pada umumnya sebagai pengiring dalam hajatan baik dalam acara khitanan maupun resepsi pernikahan. Namun sayang, pada saat ini tarling tradisionil dalam bentuk dialog lagu / opera ini sudah sulit ditemui karena Tarling pada akhir-akhir ini telah berorientasi dengan seni modern seperti dalam lagu dangdutan maupun pop. Salah satu kisah drama yang dapat diabadikan mutiarasukma serta merupakan cerita menarik dan fenomenal adalah kisah cinta Baridin dan Suratminah yang digelar oleh H. Abdul Adjid dalam GROUP TARLING PUTRA SANGKALA. Kisah ini dikemas dalam tiga file yang akan ditayangkan dalam tiga waktu. Kisah ini meliputi WATAK KESOMBONGAN MANUSIA, KEKUATAN NIAT, PERSAHABATAN, BAKTI PADA ORANG TUA, DAN KEKUATAN DOA DALAM KEHIDUPAN. -----------------
Kisah BARIDIN diawali suasana keluarga miskin Janda Mbok Wangsih yang memiliki seorarng anak lelaki bernama Baridin yang pekerjaan sehari-harinya sebagai penggarap sawah MLUKU SAWAH (membajak sawah dengan kerbau). Keadaan dan suasana kemiskinan Mbok Wangsih dan Baridin ini dituturkan dalam bentuk komunikasi lagu yang dibawakan Baridin.
Bardin (prolog) : "Kalesan wis teka ning waktune, udan ngecek sewengi-wengi. mendung leliungan, gunung ora katon puncake .................." (Mungkin sudah waktunya, hujan terus menerus semalaman , Awan mendung gukung menggulung, gunungpun tak tampak puncaknya..........") Baridin (Nyanyi ): "Yen difikir sing sampai teliti, durung tinemu ning seneng ngelaloni urip dadi anake Mbok Wangsih, bapak siji wis mundur ning alam dunya. Maka-maka mbok wangsih mung munge siji kang dadi gantilane ati ya baridin ya mbok, kuwayangi ora bisa tunggu lawas, kang tak puja dina kelawan wengi anging doa ning kuasa keparingana panjang umur ............" (Kalu difikir sampai teliti, belum pernah mengalaami kebahagiaan sebagai anaknya Mbok Wangsih, Bapak sudah meninggal dunia, maka hanya tinggal Mbok Wangsih satu sebagai gantungan Hati Badirin, yang selalu dipuja tiap hari dan malam dengan doa kepada yang kuasa minta dipanjangkan umur ..........).
Demikianlah sekilas gambaran kedaan kemiskinan Keluarga Mbok Wangsih dan Baridin yang dituturkan dalam narasi lagu.
Selanjutnya Baridin akan membajak sawah milik Petani Kaya Bunawas. Suasana perjalanan menuju sawah dituturkan dalam lagu dengan pesan sukses pertanian melaui panca usaha tani.
Sahabat dan Teman Mutiarasukma, Pesan Panca Usaha Tani merupakan produk masa lalu yang dikemas dalam alunan apik H. Abdul Adjid sebagai pemeran utama dalam Baridin yang menggambarkan pula bahwa kehidupan utama masyarakat Indramayu - Cirebon adalah PERTANIAN. Dimana, Panca Usaha Tani dianggapnya sebagai ageme-agemi bapak tani (Jimat atau Pusaka para Petani). Ini lirictnya dalam aransement TARLING KLASIK CIREBONAN.
"yes wis pada dadi wong tani , priben carae ya sugih pari, dedalane usaha tani, kudu di ulik di ulati ana lima usaha tani bibite ngagngo bibit unggul c4 pb 5 contohe ambir pamrih aneke akeh pengen lemu kudu dipupuk umpane pupuk urea matak abot ning timbangane lan kang apik pengolahane alat modale ya kang waras sing teratu pengairannya tikus sundep iku kudu di berasntas menawa bae cukup beras iku panca usaha tani agem-ageme bapak tani bisa cukup sandang pangan ketemu kelawan wareg pangan" (Kalau jadi petani, harus mencari bagaimana supaya banayak padi, Jalannya melalui bertani, harus ulet dan dicari tahu. Ada Lima Usaha Tani, - Bibitnya bibit unggul, C4 PB 5 contohnya (waktu itu), agar anak padinya banyak. Supaya padinya gemuk harus dipupuk, misalkan urea supaya berat dalam timbangan hadilnya, serta apik dalam pengelolaannya (baik). Modalnya adalah SEHAT, dengan pengairan yang baik, tikus dan hama sundep (waktu itu) harus diberanatas, itulah PANCA USAH TANI. Pusaka bapak tani, untuk cukup sandang pangan dan tidak akan ada kekurangan pangan, .... terjehaman bebas).
tetapi ditengah perjalanan Baridin bertemu dengan Suratminah, Gadis tercantik dan terkaya. Baridin tertarik dengan Suratminah, maka terjadilah dialog dalam tutur lagu, debat lagu :
Ketika Baridin dalam perjalanan menuju Sawah Bunawas untuk membajak sawah, ia terpikat pada gadis Cantik dan Kaya Putri tunggal Bapak Dam orang terkaya. Maka, Baridin mondar-mandir dalam mencari perhatian Suratminah yang akhirnya ditegurlah oleh Suratminah dengan penghinaan pada Baridin sebagai orang yang sedang menjual Weluku dan orang miskin (Alat Bajak Sawah yang ditarik oleh Kerbau).
Baridin : lagi enak-enak tunggul mlaku ana bocah wadon ngomong kaku diarani bocah ganjen ora ngaku nyangka isun wong adol weluku yen isun iku aran Baridin urip lagi menderita bathin saban dina lagi nyandang isin sebabe durung ngalami kawin (sedang enak-enak jalan menunduk, ada perempuan bicara kaku, dikatakan perempuan genit tidak mengaku, menuduh aku pedagang Weluku, Aku ini Baridin, hidup sedang menderita bathin, setiap hari dirundung malu, sebab belum pernah kawin). Suratminah : arep kawin arep durung ora takon bonggan sapa kader akeh wadon kembang cinta iwak blanak wonge blesak ambune blenak anggur anggur kandah durung kawin dasar lanang ora weruh ngisin gawe geblok lagune pelog wonge goblog kaya jaka dolog (mau kawin atau belum tidak tanya, sebab siapa kan banyak perempuan, bunga cinta ikan blanak, orangnya jelek baunya tidak enak, tiba-tiba cerita belum kawin, dasar lelaki tidak tahu malu, bikin geblok (getuk) dengan irama pelog, orangnya goblok seperti jaka dolog).
baridin aja ngomong ganjen, aja nemen-nemen bokatan besuke demen (jangan bicara terlalu menghina, takut nantinya menjadi cinta)
Suratminah idih eman-eman temen (Idih sayang sekali -- menyayangi diri daripada mencintai Baridin)
Baridin aja njingkrak-njingkrak coba deleng urat tak kintil samapi akherat (jangan terlalu, coba lihatlah urat, tak ikuti sampai akhirat)
Suratminah emong sampeyan wong mlarat (Gak mau kamu orang melarat - miskin)
Baridin bagen mlarat Baridin lanang demen wadon iku wenang (Biarpun melarat - miskin, Baridin lelaki cinta peremuan adalah WENANG-HAK).
Suratminah mengkokon soten langkah apa lanange mengkokon soten wadonkan apa wadone wadone kula larang regane ora pantes Baridin jodone (Begitupun itu lelaki ya apa lelakinya, begitu juga perempuan ya apa perempuannya, perempuannya saya mahal harganya, tidak pantas Baridin menjadi Jodohnya).
Baridin yen beli kelakon isun bagen lara badane (Jika tidak terlaksana , aku lebih baik sakit badannya).
Suratminah lamon kelakon isunsih bagen edane (Kalau terlaksana aku lebih baik jadi Edan - Gila)
Baridin ngomong mengkonon apa temenan (Apakah bicara begitu dengan kesungguhan).
Suratminah gelem sumpah pitung turunan pancen baridin wong lanang beli weruh ngisin ngomong ning dalan beli dipikir dingin suratminah beli bakal mabok baridin saking baridin kepengen kawin (Mau bersumaph tujuh keturunan, dasar Baridin lelaki yang tak tahu malu, bicara di jalan taanpa dipikir panjang, Suratmunah tidak mungkin Mabok Baridin, dasar baridin pengen kawin).
Debat lagu yang ditata sangat apik dan penuh inspirasi.......
Akhirnya Baridin membatalkan untuk membajak sawah Bunawas dan kembali pulang ke rumah. Baridin menyampaikan maksudnya pada ibunya Mbok Wangsih untuk melamar Suratminah. Betapapun, Mbok Wangsih merasa berat untuk memenuhi keinginan Baridin tapi akhirnya Mbok Wangsih pergi memenuhi keinginan Baridin karena cintanya pada anak tunggaknya. Sementara itu, di rumah Bapak Dam - Suratminah, telah terjadi beberapa kali lamaran untuk Suratminah namun Suratminah masih terus menolak. Dialog antara Suratminah - Bapak Dam - dan Pelamar dilakukan melalui lantunan-lantunan lagu yang sangat apik dan menggambarkan sebagai Orang Tua yang bijaksana yang menyerahkan sepenuhnya keputusan pilihan jodohnya pada Suratminah dan santun terhadap Pelamar walau diselingi dengan lawakan ringan. Yang diakhiri dengan datangnya Mbok Wangsih dengan pakaiaan compang camping sebagai orang miskin dan dianggapnya sebagai pengemis. Sudah menjadi hukum sosial dimasyarakat, kita terlalu yakin dengan apa yang dilihat dengan mata dan telinga sehingga ketika Mbok Wangsih datang ke rumah Suratminah dan menyampaikan maksudnya melamar Suratminah, maka Mbok Wangsih ditolaknya mentah-mentah dengan cacian dan penghinaan. Mbok Wangsih akhirnya pulang dengan tangis dan malu, sementara keinginan Baridin yang begitu kuat menikahi Suratminah sudah membayangkan rencana pernikahannya, walau teman setianya si Gemblug menyadarkan niat Baridin. Mbok Wangsih yang terhina karena niatan Baridin yang melampaui batas, meluap emosinya dan mengusir Baridin pergi dari rumah. Tentu keadaan ini membuat Baridin sangat sakit hatinya, maka ia pun pergi dengan niat LEBIH BAIK MATI untuk menebus sakit dan malu Mbok Wangsih.... Setelah Baridin pergi meninggalkan Mbok Wangsih, sahabat Baridin (Gemblung) datang ke rumah Mbok Wangsih dan saat yang tepat ini Mbok Wangsih minta tolong agar mencari Baridin sampai ketemu.dan untuk membawa Baridin kebali ke rumah. Nuansa tangis Mbok Wangsih dalam latar belakang suara Baridin yang menangis dalam alunan tembang khas Cirebon yang menggambarkan kepedihan dan niatan atau tekad Baridin akan menyelusuri ujung kaki sampai dapat membalaskan sakit hati dan malu Mbok Wangsih.. Baridin menggambarkan nasibnya sebagai orang yang belum mati tapi ruh-nya telah melayang-layang karena tak ada satupun orang yang menolongnya. Akhirnya dia mau minta tolong sama Ayahnya yang telah meninggal. Sebenarnya, dahulu Baridin sudah minta dikubur bersama Ayahnya yang menggambarkan betapa hinanya hidup sebagai orang miskin. Sementara itu, Mbok Wangsih setelah kepergian Gemblung akhirnya berdoa mengiringi kepergian Baridin untuk dikuatkan Imannya. Singkat cerita, Baridin ditemui oleh Gemblung dan meminta Baridin pulang ke rumah terapi niat Baridin tidak tergoyahkan yang disampaikan dalam tutur lagu yang akhirnya mengatakannya pada Gemblung bagaiman caranya Gemblung bisa merasakan sakitnya hati Baridin dan Mbok Wangsih .Akhirnya Gemblung menceritakan bahwa ia diwarisi orang tuanya orang tuanya berupa satu DOA JARAN GUYANG, yaitu DOA pemikat yang akan membuat seseorang menjadi tergila-gila. Inilah DOA JARAN GUYANG yang dibawakan oleh Baridin dalam lantunan lagu :
"Niat ingsun arep maca Kemat Jaran Guyang, dudu ngemat ngemat tangga, dudu ngemat wong liwat ning dalan, sing ta kemat anake Bapak Dam Bocah Gembleng kang kaceluk arane Suratminah, Kang demen menjelajah desa dilakoni, yen lagi turu gage ngililira, yen wis ngelilir gage janggonga, yen wis njagong gage ngadega, yen wis ngadeg gage mlayua, brengengenga kaya jaran, teka welas teka asih, atine Suratminah welas teka asih ning badan ingsun..." (Niat saya membaca Kemat Jaran Guyang, bukan untuk ngemat tetangga, bukan untuk mengemat orang lewat di jalan, yang di kemat anaknya Bapak Dam Gadis Cantik yang terkenal dengan nama Suratminah. Yang mencintainya seluruh Desa. Jika sedang tidur maka ngelilir (terbangun), jika sudah terbangun segeralah duduk, jika sudah duduk segeralah berdiri, jika sudah berdri segeralah lari laksana kuda lari. Datang welas asih hatinya Suratminah welas asih sama pada badan ku).
Dalam cerita ini, Baridin diwajibkan tidak makan tidak tidur selama 40 hari dengan niat membalas penghinaan Suratminah terhadap Mbok Wangsih dengan targetnya Suratminah menjadi gila.
Jl. Ry Kopo 34, 2011-09-10 : 22:05:52 Salam Hormat Ayu Lestari Dwi
Ayu Lestari Dwi mulai gabung sejak tepatnya Minggu, 2010-11-28 08:09:24. Ayu Lestari Dwi mempunyai motto Jika kita enggan melakukan hal yang kecil manamungkin kita dapat melakukan tugas yang besar
Berita : 156 Karya Puisi : 81 Karya Novel : 2 Karya Cerita Pendek : 3 Karya Lyrict : 6 Karya Filsafat : 19 Karya Cerita Bersambung : 1 Karya Laporan : 3 Karya Opini : 10 Karya Surat dari Hati : 79 Karya Sejarah : 2 Karya Sajak : 1 Karya Biografi : 3 Karya Pantun : 2 Karya Resensi : 6 Karya Surat Cinta : 2 Karya Total : 376 Karya Tulis
DAFTAR KARYA TULIS Ayu Lestari Dwi
Isi Komentar KISAH CINTA FENOMENAL BARIDIN TANAH CIREBON 2279
BACK
ATAU berikan Komentar mu untuk karya KISAH CINTA FENOMENAL BARIDIN TANAH CIREBON 2279 di Facebook
Terimakasih KASTIL CINTA KU ,
CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Orang sukses berpikir dulu baru bertindak
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti
|
|