Negara
(ANTARA)- Abrasi yang kian ganas menggerus pesisir Pantai Rening, Desa
Baluk, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana menyebabkan munculnya tulang
belulang manusia yang diduga sudah puluhan tahun terkubur di pantai
tersebut.
Beberapa warga sekitar pantai yang ditemui, Kamis mengatakan, soal
munculnya tulang manusia itu sudah biasa dilihat warga sejak abrasi
terjadi.
"Kami sudah biasa meliha tulang manusia berserakan setelah ombak
besar datang, jadi ya biasa-biasa saja rasanya," kata salah seorang
warga.
Bahkan, saking biasanya melihat tulang manusia, beberapa anak kecil
juga tidak takut melihat tengkorak justru malah menjadikannya sebagai
mainan seperti sepak bola.
Untung Suwono, salah seorang warga mengatakan, pihak desa sebenarnya
sudah pernah memasang buis untuk menghadang ombak namun dalam waktu
singkat sudah hancur.
"Mau memasang lagi biaya yang dibutuhkan cukup besar, apalagi
pemasukan dari pengunjung ke pantai ini tidak seberapa," katanya.
Dari Suwono diketahui, saat air laut pasang, puluhan tengkorak dan
tulang manusia bisa ditemui di pantai yang dijadikan Kabupaten Jembrana
sebagai salah satu objek wisata ini.
Abrasi yang melanda pantai ini memang cukup parah, bahkan sudah mulai menggerus jalanan aspal sekitar lima meter.
Kepala Desa Baluk, I Ketut Suasana mengatakan, pihaknya sudah tidak
kuat lagi untuk menangani abrasi ini karena butuh biaya yang besar.
Ia mengaku, untuk pemasangan buis guna melindungi Padmasana atau
tempat sembahyang di pantai tersebut, pihaknya sudah menghabiskan dana
hingga Rp 30 juta.
Menurut Suasana, dari objek wisata Pantai Rening, desa mendapatkan pemasukan kotor sekitar Rp56 juta per tahun.
"Dengan pemasukan segitu jelas tidak cukup untuk menangani abrasi seluruhnya di pantai tersebut," katanya.
Terkait dengan temuan tulang belulang manusia di lokasi itu, Suasana
mengatakan, masyarakat menyakini itu adalah tulang korban Gestapu.
Karena tidak tahu tulang tersebut siapa, pihak desa tidak melakukan mecaru.
"Warga sini sudah biasa melihat tulang muncul saat ombak besar datang, jadi ya biasa saja," ujarnya.
Sumber : www.id.berita.yahoo.com/tulang-manusia-berserakan-di-pantai-abrasi-095651962.html