Improving Quality Of Life

Visitor 19.669

Hits 125

Online 7

KATALOG KARYA
2011.2629 - 19.ARU
Berita - Kemanusiaan © 2011-10-18 : 23:12:21 (4787 hari -20:28:29 lalu)
The Power to be your best ternyata tak ku duga, di sini mulai cerita
KRONOLOGIS KARYA » PERNIKAHAN PUTRI BUNGSU HB X ± Berita - Kemanusiaan © Arum. Posted : 2011-10-18 : 23:12:21 (4787 hari -20:28:29 lalu) HITS : 5260 lyrict-lagu-pilihan-lama ()
RESENSI : SBY dan 20 Menteri Hadiri Akad Nikah Putri Sultan, Obama Berikan Ucapan Selamat
JOGJA - Jika semuanya berjalan lancar, prosesi akad nikah putri bungsu Raja Jogja Sultan Hamengku Buwono (HB) X, GKR Bendara, dengan KPH Yudanegara akan dilaksanakan pagi ini.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Boediono dijadwalkan hadir di acara yang akan dihelat di Masjid Pnepen, kompleks Keraton Jogja. Sedikitnya 20 menteri juga akan hadir.
Perhelatan royal wedding ala Jogja itu mendapat perhatian negara-negara lain. Buktinya, beberapa hari hingga kemarin menjelang hari H prosesi akad nikah, banyak ucapan selamat yang dikirimkan lewat e-mail ke Sekretariat Gubernur DIJ di Kepatihan. Ucapan tersebut, di antaranya, datang dari Jepang, Kerajaan Inggris, Norwegia, Jerman, Suriname, Slovakia, Aljazair, dan Kerajaan Belanda. ”Juga ada ucapan selamat dari Presiden AS Barack Obama,” kata Dra Kuskasriati dari media center pernikahan.
Sehari menjelang proses akad nikah, kedua calon mempelai kemarin (GKR Bendara dan KPH Yudanegara) telah menjalani prosesi siraman. Prosesi tersebut mengandung arti agar keharuman bunga siraman meresap ke tubuh calon pengantin sehingga kelak membawa keharuman nama keluarga.
Suasana hening terasa dalam prosesi siraman pengantin putri di Dalem Sekar Kedhaton. Prosesi menyucikan diri lahir batin diawali dengan kedatangan GKR Pembayun (kakak tertua) yang mengutus GKR Maduretno (kakak nomor tiga) bersama abdi dalem untuk membawa air dari tujuh sumber menuju Dalem Keputren.
Air tersebut berasal dari Dalem Bangsal Sekar Kedhaton, Dalem Regol Manik Hantoyo, Dalem Bangsal Manis, Dalem Regol Gapura, Dalem Regol Kasatriyan, Dalem Kasatriyan Kilen, dan Gadri Kasatriyan. Air tujuh sumber itu ditaburi kembang setaman yang terdiri atas mawar, melati, kanthil, dan kenanga.
Juga disiapkan konyoh (lulur atau bedak basah yang dibuat dari tepung beras dan kencur), manca atau panca, landa merang, santen kanil, air asam, dan dua butir kepala tua. Selain itu, ada daun-daunan yang terdiri atas daun kluwih, daun kara, daun apo-apo, daun awar-awar, daun turi, dan daun dadap srep. Juga ada alang-alang dan duri kemarung. Tidak lupa kendi atau klenting. Kendi berisi air bersih untuk menutup dan mengakhiri upacara siraman.
Siraman pertama dilakukan oleh GKR Hemas (sang ibunda) dengan menyiram bagian rambut GKR Bendara. Wakil ketua DPD itu melanjutkan siraman ke pundak putri bungsunya tersebut dan bagian tubuh yang lain. Siraman dilanjutkan oleh calon besan Hj Nurbaiti Helmi, diikuti kerabat keraton, seperti GBRAy Murdokusumo, BRA Puruboro, dan Nyai Kanjeng Raden Penghulu Dipodiningrat.
GKR Pembayun menuturkan, untuk upacara siraman, sebetulnya jumlah orang yang memandikan calon pengantin tidak dibatasi, asal jumlahnya ganjil. Meski begitu, tokoh yang melakukan siraman harus benar-benar orang terpilih, yaitu mempunyai budi pekerti yang dapat dijadikan teladan.
”Sebab, yang menyiram akan menjadi teladan bagi pernikahan pasangan,” ujar Pembayun. Siraman itu diakhiri juru rias atau sesepuh (orang yang dituakan) dengan memecah kendi atau klenting dari tanah liat.
Setelah siraman selesai, calon pengantin putri, GKR Hemas, dan rombongan menuju
Bangsal Kasatriyan untuk melaksanakan siraman calon pengantin pria. Sedangkan KPH Yudanegara –yang mengenakan setelan putih dan kain picis– menunggu di Gedong Sri Katon.
Prosesi siraman dimulai pukul 11.00 WIB di Gedung Pompa, Kasatriyan. GKR Hemas kembali memimpin prosesi dan melakukan siraman pertama kepada calon pengantin pria yang duduk di atas bangku berwarna hijau. Siraman berikutnya dilakukan oleh sang ibunda. Pria bernama asli Achmad Ubaidillah itu menggunakan air yang disiramkan sebagai air wudu.
Sesudah siraman, KPH Yudanegara kembali ke Bangsal Kasatriyan untuk meneruskan prosesi nyantri, sedangkan calon pengantin putri kembali ke Keputren untuk dipingit. Keduanya dilarang bertemu hingga ijab kabul yang akan dilaksanakan pagi ini, pukul 07.00 WIB.
”Dulu, kalau mau ngobrol pas dipingit, ya harus surat-suratan. Sekarang gampang, bisa SMS-an,” canda GKR Hemas.
Tadi malam juga dilakukan tantingan, yakni Sultan HB X bertanya kepada putrinya akan keyakinan, kemantapan, dan kesiapan hati untuk menikah. Acara tersebut disaksikan oleh ibu pengantin putri, GKR Hemas, beserta keluarga. Hadir pula petugas KUA Kecamatan Kraton serta para abdi dalem.
Setelah itu, digelar malam midodareni yang diiringi dengan tabuhan gamelan Nguyu-uyu dari Bangsal Srimaganti. Midodareni berasal dari kata widodari atau bidadari yang memiliki makna bahwa calon pengantin putri menunggu datangnya bidadari turun ke bumi. Tradisi itu berasal dari legenda Jaka Tarub dan Nawang Wulan.
Dalam prosesi tersebut, calon pengantin putri dibawa ke Bangsal Sekar Kedaton dengan didampingi GKR Pembayun dan harus terjaga hingga tengah malam. Saat akan melaksanakan midodareni, calon pengantin putri juga diberi petuah-petuah, nasihat, serta doa-doa.
Sementara itu, di sekitar keraton dan Bangsal Kepatihan, para bergodo dan abdi dalem memasang tarub untuk upacara panggih dan resepsi. Mereka memasang getepe, janur kuning, pisang, tebu, padi, dan uborampe lain untuk melestarikan tradisi.
KRT Yudohadiningrat selaku koordinator panitia helatan tersebut menuturkan, tarub merupakan hiasan janur kuning atau daun kelapa muda yang disuwir dan dipasang di depan pintu gerbang. Tarub menyimbolkan bahwa hajatan segera dilaksanakan.
Hari kedua prosesi pernikahan agung itu juga diwarnai berita duka. Minggu tengah malam (16/10), adik Sultan HB IX, Gusti Bendara Raden Ayu (GBRAy) Sumarman Suryo Diprojo, 87, tutup usia. Almarhumah adalah putri bungsu HB VIII dari istri ketiga. Kemarin pagi, jenazah telah tiba di Jogja dan telah disemayamkan di Dalem Benawan di lingkungan Keraton Jogjakarta.
Pengageng Purolakso Keraton Jogjakarta KRT Suryohadiningrat menyatakan, GBRAy Sumarman Suryo Diprojo meninggal sekitar pukul 22.00 WIB di kediamannya di Liga Mas, Jakarta. Dia menuturkan bahwa bibinya tersebut telah cukup lama sakit. Terakhir, bibinya itu sakit panas dan flu.
KRT Suryohadiningrat memastikan bahwa kabar duka itu tidak akan mengganggu prosesi pernikahan putri bungsu Sultan HB X. ”Besok pagi (hari ini, Red), almarhumah akan dimakamkan di makam keluarga raja di Kotagede,” ujarnya. (c9/leg/tya/jpnn/c11/kum)

Sumber : http://www.radarjogja.co.id/berita/utama/22747-sby-dan-20-menteri-hadiri-akad-nikah-putri-sultan-.html

Share


Madura, 2011-10-18 : 23:12:21
Salam Hormat
Arum Banjar Sarie Utomo

Arum Banjar Sarie Utomo mulai gabung sejak tepatnya Selasa, 2010-12-21 12:03:18. Arum Banjar Sarie Utomo dilahirkan di Madura mempunyai motto Mulailah dari apa yang bisa kamu lakukan
Berita : 31 Karya
Puisi : 19 Karya
Opini : 10 Karya
Surat dari Hati : 62 Karya
Filsafat : 1 Karya
Pantun : 1 Karya
Kisah Nyata non Privacy : 1 Karya
Surat Cinta : 1 Karya
Total : 126 Karya Tulis


DAFTAR KARYA TULIS Arum Banjar Sarie Utomo


Isi Komentar PERNIKAHAN PUTRI BUNGSU HB X 2629
Nama / NameEmail
Komentar / Comment
BACK




ATAU berikan Komentar mu untuk karya PERNIKAHAN PUTRI BUNGSU HB X 2629 di Facebook



Terimakasih
KASTIL CINTA KU ,



CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Orang yang Optimis menemukan kesempatan dalam bencana, Orang yang Pesimis hanya melihat bencana dalam setiap kesempatan
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti