|
~mengetuk cintamu~ histori hitungan pembalut hilir berhikmah cerita hikayat unik. aku diam diapun menyambut. aku menyambut dia pun terdiam. dingding ini begitu tebal, menawar musim, desakan hati yang tentram. mengetuk pintunya, disaat dia terdiam, mengetuk pintunya, disaat tenang terjamah damai. dia berkilau,seperti riuh yang tinggi nan gempita di pucuk awan. gerai gerai terbuka pelaminan balai, sungkan, sungkan, disaat dia menggentas pipih satu kepingan dilema. sungkan, sungkan, disaat dia menggenggam amarah dendam. ku ketuk cintamu, satu kali kalimat salam, ku ketuk cintamu, kedua kali dengan senyuman, ku ketuk cintamu, ketiga kali dengan sayang, ku ketuk cintamu, ke empat kali dengan belaian. ternyata gemulai berayun,tak gemerlap dengan gemersik. lantang,dia berdiri, merangkul beban dan sembunyikan loncengnya. ternyata gegas satu arti, membaluti resah gelisah, dengan gelintiran pasir kugengam. kau berhasil gelar harapan. aku senang, mengetuk cintamu, tiada akan berakhir dengan kesabaran. ikhlasku,sampai engkau gelembungkan bola mata. dimana amarah akan melejit turun beringsut. ku ukir garis garansi tentang setia. atas nama cinta, ku buat gelanggang jiwa. satu tempat sebagai cawan. sebagai janji suci kuketuk cintamu. tunggulah aku,dimana gapura megah. akan menyambutmu dengan gembira. ~pangerancinta~2011

Jawa Barat, 2011-10-26 : 22:43:03 Salam Hormat Puisi Pangeran Cinta
Puisi Pangeran Cinta mulai gabung sejak tepatnya Senin, 2011-10-10 10:51:41. Puisi Pangeran Cinta dilahirkan di Bogor mempunyai motto Tak gentar dalam mengukir disaat cinta memang tertulis
Sajak : 19 Karya Puisi : 99 Karya Kisah Nyata khusus Privacy : 1 Karya Cerita Bersambung : 4 Karya Total : 123 Karya Tulis
DAFTAR KARYA TULIS Puisi Pangeran Cinta
Isi Komentar ~Mengetuk Cintamu~ 2729
BACK
ATAU berikan Komentar mu untuk karya ~Mengetuk Cintamu~ 2729 di Facebook
Terimakasih KASTIL CINTA KU ,
CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Hidup ini bagaikan cuaca, dapat diramal, tetapi sering mendapatkan hasil yang tak terduga
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti
|
|