|
Telah dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim tidak memiliki anak hingga di masa tuanya, lalu beliau berdoa kepada Allah : “Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. (QS Ash-Shafaat [37] : 100)"
Kemudian Allah memberikan kepadanya (Nabi Ibrahim yang menurut ahli sejarah telah berusia 86 Tahun) kabar gembira akan lahirnya seorang anak yang sabar, Ismail yang dilahirkan oleh Hajar. Ketika Ismail masih menyusu Nabi Ibrahim membawa Hajar dan Ismail ke Makkah. Pada saat itu di Makkah tidak ada seorang pun dan tanahnya tandus serta gersang tanpa air. Namun, kemudian Nabi Ibrahim meninggalkan mereka disana dengan meninggalkan geribah yang di dalamnya terdapat kurma serta bejana kulit yang berisi air. Ketika Nabi Ibrahim meninggalkan mereka, Hajar seraya berkata "Wahai Ibrahim, kemana engkau hendak pergi, apakah engkau akan meninggalkan kami sedang di lembah ini tidak terdapat seorang manusia pun dan tidak pula makanan apapun?” Pertanyaan itu diucapkan berkali-kali, namun Nabi Ibrahim tidak menoleh sama sekali, hingga akhirnya Hajar berkata kepadanya "Apakah Allah yang menyuruhmu melakukan ini?” “Ya.” Jawab Nabi Ibrahim
“Kalau begitu kami tidak disia-siakan.” Begitulah jawab Hajar dan setelah itu Hajar pun kembali. Ketika Nabi Ibrahim telah jauh sampai di Tsamiyah, beliau pun menghadapkan wajahnya ke Baitullah dan berdoa: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS Ibrahim [14] : 37)
Hajar yang ditinggalkan Nabi Ibrahim, menyusui Ismail dan minum dari air yang tersedia. Sehingga ketika air itu habis dan Ismail menangis, ia menuju Shafa yang merupakan bukit terdekat dengannya. Ia berdiri di atas bukit itu dan mencari seseorang yang mungkin dapat menolongnya tetapi ta ada satupun disana. Akhirnya ia turum kembali dari Shafa dan mendatangi bukit Marwah. Ia pun berdiri dengan maksud yang sama tetapi keadaanpun sama, tak ada seorangpun yang dilihatnya. Hajar melakukan ini dengan berlari-lari antara bukit Shafa dan Marwah berulang kali. Sehingga, pada satu kejadian setelah mendekati Marwah ia mendengar sebuah suara. Ia pun berkata, “Diam!” Maksudnya untuk dirinya sendiri. Kemudian ia berusaha mendengar lagi hingga ia pun mendengarnya. “Engkau telah memperdengarkan. Adakah engkau dapat menolong?” Tiba-tiba ia mendapati Malaikat, kemudian Malaikat itu menggali tanah dengan tumitnya sehingga muncullah air. Selanjutnya Ibunda Ismail membendung air (ir Zamzam) dengan tangannya dan menciduknya dan air bertambah deras.
Nabi Muhammad bersabda:“Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada Ibu Ismail, jika saja ia membiarkan Zamzam – atau Beliau berkata: ‘seandainya dia tidak menciduk airnya- niscaya Zamzam menjadi mata air yang mengalir.” Demikian akhirnya Zamzam menjadi sebuah sumur yang airnya tidak pernah kering sampai sekarang. Kemudian ibunda Ismail pun minum dari air itu dan menyusui anaknya
Allah melanjutkan kisahnya di dalam Al-Qur’an: “Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).” (QS Ash-Shafaat [37] : 103)
Nabi Ibrahim lalu membaringkan anaknya di atas pelipisnya (pada bagian wajahnya) dan bersiap melakukan penyembelihan dan Ismail pun siap menaati perintah ayahnya. Lalu ketika hendak menyembeli Nabi Ismail, Allah memanggil Nabi Ibrahim:“Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS Ash-Shafaat [37] : 104:107)
Allah menguji Nabi Ibrahim dengan perintah untuk menyembelih anaknya tercinta, dan Nabi Ibrahim dan Ismail pun menunjukkan keteguhan, ketaatan dan kesabaran mereka dalam menjalankan perintah itu.
Lalu Allah menggantikan dengan sembelihan besar, yakni berupa domba jantan dari Surga, yang besar berwarna putih, bermata bagus, bertanduk serta diikat dengan rumput samurah. Wallahu a’lam.
"perjuangan - ketulusan - berserah diri - keyakinan" merupakan aanak kunci keihlasan
Jawa, 2011-11-05 : 05:15:44 Salam Hormat MIS Mutiara Sukma
MIS Mutiara Sukma mulai gabung sejak tepatnya Minggu, 2011-04-24 21:23:51. MIS Mutiara Sukma dilahirkan di Bandung mempunyai motto Jadikan diri sebagai haadiah bagi kebaikan untuk sesama.
Berita : 242 Karya Resensi : 30 Karya Opini : 33 Karya Puisi : 81 Karya Cerita Pendek : 6 Karya Sejarah : 2 Karya Cerita Bersambung : 3 Karya Laporan : 15 Karya Prosa : 3 Karya Biografi : 12 Karya Wacana : 2 Karya Filsafat : 48 Karya Kisah Nyata khusus Privacy : 4 Karya Pantun : 1 Karya : 4 Karya Lyrict : 1 Karya Surat dari Hati : 68 Karya Kisah Nyata non Privacy : 1 Karya Total : 556 Karya Tulis
DAFTAR KARYA TULIS MIS Mutiara Sukma
Isi Komentar JEJAK KEIHLASAN 2826
BACK
ATAU berikan Komentar mu untuk karya JEJAK KEIHLASAN 2826 di Facebook
Terimakasih KASTIL CINTA KU ,
CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Kekuatan terhebat yang dimiliki seseorang adalah kekuatan untuk memilih.
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti
|
|