|
PADA 3 hari lalu, supir pribadi antar jemput sekolah untuk anakku sakit. Ya, maklum sih cuaca sepertinya membuat dia sakit. Jadi, terpaksa pada hari ini aku akan melakukan tugasku tanpa supir.
Jam dinding bedenting menunjukkan tepat pukul 7.00 pagi. Setelah minum susu aku berkemas untuk menuju lokasi pembangunan gedung yayasan. Biasa aku bawa koper kecil berisi pakain ganti serta ya perlengkapan mandi dan shalat.
Ketika aku baru sampai pintu gerbang, seseorang menegurku.
"Ko selmat pagi..!". Sapanya
"Oh ya.. pagi". Dari mana nich pagi-pagi sodah jalan... ? Tanyaku.
"Oh iya, kok saya tidak lihat Pak Amir?.. Kemana Ko..?". Tanya-nya penuh perhatian.
Begitulah sekitar tetanggaku dan orang-orang baru yang kukenal selalu mmanggilku dengan sebutan "Engko" atau "Koko".
"Ini Pak, dia nganter anakku sekolah. Soalnya Pak Rachmat sakit. Jadi gak bisa nganter anakku ke sekolah..".
"Wah.. kalau gitu Engko Nyupir sendiri dong hari ini..?!". Ujarnya penuh perhatian dan seperti menunjukkan satu keinginan suatu harapan.
"Emmm... Pak Anton apa tidak narik hari ini?". Tanyaku.
"Kebetulan Kok, angkot yang biasa saya bawa hari ini masuk bengkel. Jadi hari ini nganggur di rumah kali...".
"Kalau gitu bisa anter saya dong ke luar kota?". Tanyaku penuh selidik.
"Kalau Engko percaya saya bisa. Soalnya pernah juga sih saya bawa Mobil seperti yang Engko Punya..".
"Ya udah... nich kuncinya...". Kataku sambil mernyerahkan kunci padanya.
Dia bergegas menuju dengan langkah yang menunjukkan ketenangan. Aku kembali ke rumah mengambil kacamata, laptop, dan seperankat modem untuk kerjaku.
Jam 7.15 menit aku meluncur ke luar kota hari ini bersama seorang supir tembak angkot. sebenarnya aku was-was. Maklum, yang namanya angkot dimanapun di Negeri ini ya... semrawut... ugal-ugalan... dan kasar..... Tapi, rasa iba dan perhatian Pak Anton telah meluluhkan rasa was-was dan ketenangan dia ketika masuk garasi membuat kepercayaan.
Beberapa saat aku mendiamkan diri. Bukan maksudku sebagai pemindai kepiawaian Pak Anton dalam mengendarai kendaraan khususku. Akan tetapi, memang aku sedang berkonsentrasi untuk memperoleh titik pencerahan bathinku untuk mengatasi suatu persoalan yang bergelora dalam dada.
Tapi, sejujurnya aku juga masih bisa merasakan kehalusan Pak Anton dalam berkendaraan. Yah, cukup menepis anggapanku Supir Angkot yang kasar, brutal, ugal-ugalan, dan sembrono. Dan, aku merasakan Pak Anton sudah terbiasa dengan kendaran-kendaraan khusus.
"Oh ya Pak Anton, nanti di rest area kita istirahat dulu".
"Rest Area yang mana Pak..?". Jawabnya.
"Mana saja, sekitar setengah jam lagi aja". Jawabku
Pak Anton hanya mengangguk tanda memahami yang aku maksudkan.
Pagi ini jalan tol sangat padat. Ya namanya Indonesia. Jalan Tol saja sudah macet. Pada saat-saat seperti ini, kesabaran pengendara amat sangat dituntut....
To be continued..
Jawa, 2010-12-17 : 07:58:28 Salam Hormat MIS Mutiara Sukma
MIS Mutiara Sukma mulai gabung sejak tepatnya Minggu, 2011-04-24 21:23:51. MIS Mutiara Sukma dilahirkan di Bandung mempunyai motto Jadikan diri sebagai haadiah bagi kebaikan untuk sesama.
Berita : 242 Karya Resensi : 30 Karya Opini : 33 Karya Puisi : 81 Karya Cerita Pendek : 6 Karya Sejarah : 2 Karya Cerita Bersambung : 3 Karya Laporan : 15 Karya Prosa : 3 Karya Biografi : 12 Karya Wacana : 2 Karya Filsafat : 48 Karya Kisah Nyata khusus Privacy : 4 Karya Pantun : 1 Karya : 4 Karya Lyrict : 1 Karya Surat dari Hati : 68 Karya Kisah Nyata non Privacy : 1 Karya Total : 556 Karya Tulis
DAFTAR KARYA TULIS MIS Mutiara Sukma
Isi Komentar FILSAFAT SUPIR TEMBAK 288
BACK
ATAU berikan Komentar mu untuk karya FILSAFAT SUPIR TEMBAK 288 di Facebook
Terimakasih KASTIL CINTA KU ,
CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Ingat yang perlu diingat, Lupa dengan apa yang harus dilupakan, Mengubah apa yang dapat diubah, terimalah apa yang tidak mungkin diubah.
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti
|
|