duhai pemilik waktu,
ku ukir pada malam hening bersama jemariku yang mungkin sudah rapuh,
pada malam pertama di hari baru,

tiada hendak memohon nikmat yang sudah terlalu banyak,
tiada kurang anugrah yang telah ku terima,
namun semakin ku berserah,
jiwa raga ini semakin resah,

jariku adalah lidah ku
lidah ku adalah hati ku
hati ku adalah milik -mu

maka

melalui jari ku ungkap hati,
walau kau sudah tahu pasti,
tapi karena aku masih ada di sini,
meskipun jarak sedekat nadi.

kini aku bersaksi,
benih cinta yang kau tanam dalam hati sebagai bukti,
pengendali diri yang maha sakti,

cinta yang kau tanam telah mengakar kesegenap jiwa,
melahirkan semua yang ku pandang seindah surga,
maka aku rela bertaruh nyawa,
demi kebahagiaannya,

tak hendak cinta menguasainya,
tak ingin pula raga jadi tautannya,
mudahkan wahai sang kuasa,
di malam pertama ini ku mulai melangkah,