|
Pada hari ini kami duduk berdua dengan seorang supir tembak tetanggaku. Kami duduk di kedai kopi. Dua cangkir kopi telah dihidangkan oleh pelayan kedai. Asapnya halus mengepul menebarkan aroma romantic yang seketika membuat keresahan hatiku.
"Hemm perasaanku...". Guman hatiku sambil nafas panjang.
"Maaf, kelihatannya emmm ada persoalan..?". Aku terhentak dengan pertanyaan yang tiba-tiba dari Supir Tembak. Terhentak bukan karena membangunkan keterlenaanku dalam RASA. Akan tetapi, lebih dari bobot pertanyaan seorang Supir Tembak yang baru kali ini aku bersamanya.
"Apa..? Oh.. tidak.. Begini Pak Anton, hidup ini khan gudangnya masalah. Jadi pastilah setiap manusia memiliki persoalan. Hmm.. mungkin hanya berbeda dari kadarnya saja." Jawabku pelan sambil meneguk kopiku.
"Ayo minum Pak Anton kopinya, selagi hangat!". Lanjutku.
"Oh iya makasih. Maaf pertanyaanku. Soalnya kita tetangga barang kali bisa bantu..". Jawabnya.
Kali ini benar-benar hilang keraguan terhadap Sang Supir Tembak yang selama ini aku ragukan. Ternyata, kita tidak boleh melihat seseorang manusia hanya dari satu sudut pandang.
Terngiang di tahun 1990-an. Seseorang pernah mengatakan bahwa bumi ini ada enam arah pandang. Kiri dan kanan, depan dan belakang, serta atas dan bawah. Dan kita ada ditengah sudut pandang itu. Maka, untuk mengambil satu sikap, pandanglah dari berbagai sudut pandang dengan menetralisir keadaan rasa kita. Menetralisir dari rasa suka, rasa benci, rasa marah, rasa cinta, rasa ingin, dan semua rasa sampai rasa kita berada pada titik NOL.
Memang, pandangan ini tidak selalu benar karena banyak hal yang terkadang kita tidak mengenali rasa kita sendiri.
"Oh iya, Pak Anton punya anak berapa?". Tanyaku.
"Alhamdulillah kami telah dianugrahi 3 orang anak dari Ibu yang kedua".Jawabnya.
"Aduh... memang Pak Anton punya Isteri Dua..?". Tanyaku sambil tersenyum.
"Maklum Pak. Yang pertama ada di kampung. Sementara, saya harus banting tulang cari nafkah di sini di Bekasi".Jawabnya setengah menyeringai.
"Memang Isteri Pak Anton tidak mau di bawa ke Bekasi untuk mengurus hidup Pak Anton..?". Tanyaku.
"Bukan tidak mau, tapi waktu itu saya berfikir untuk menyiapkan tempat tinggal dulu dan persiapan kebutuhan hidup. Karena, waktu itu anak saya sudah hampir masuk usia sekolah". Jawabnya setengah mengeluh.
"Tapi, setelah ada perbaikan kehidupan di Bekasi eh.. malah saya kejerat cinta kedua.. he..".Lanjutnya setengah malu.
Aku hanya mengangguk. Tak terasa secangkir kopi telah habis.
"Oh ya... kita lanjut perjalanan Pak Anton.. kita ngobrol saja sambil jalan". Kataku sambil memanggil pelayan kedai.
Sesaat kemudian pelayan kedai kopi menghampiri dan menyerahkan bon kopi sambil membungkuk dan menyapa dengan ramah.. "Sudah Pak..?".
"Oh iya... ". Jawabku sambil menyerahkan satu lembar uang seratus ribuan.
"Baik Pak... Sebentar..". Pelayan itu berbegas ke kasir dan tak lama kembali dengan menyerahkan uang kembalian padaku. "Mampir lagi nanti ya Pak..?". Sapanya dengan senyum manis.
"Insyaallah". Jawabku.
Setelah menerima uang kembalian, aku bergegas ke Mobil yang sudah berada di depan Kedai...
Untuk beberapa saat sepanjang perjalanan aku hanya berdiam diri menikmati perjalanan yang dikendarai oleh Pak Anton.
Pada perjalanan kali ini hatiku disinari oleh kondisi-kondisi manusiawi Pak Anton. Pak Anton sebagai manusia pada umumnya yang tidak mampu melepaskan diri dari ikatan-ikatan kondisi duniawi.
Beberapa kali, lahir mata-mata hatiku yang mengukur diriku dengan Pak Anton. Membandingkannya sebagai sesama mahluk yang bernama manusia.
Keinginan, cita-cita, nafsu, kesadaran, emosi, sedih, gembira merupakan unsur-unsur ramuan dalam kehidupan kita dan nikmatnya ramuan itu ternyata sangat terletak pada kesesuaian kadar ramuan dari masing-masing unsur tersebut.
INILAH yang membedakan satu manusia dengan manusia lainnya. Guman hatiku dalam kebisuan rasaku.
To be continued.......
Jawa, 2010-12-28 : 11:53:35 Salam Hormat MIS Mutiara Sukma
MIS Mutiara Sukma mulai gabung sejak tepatnya Minggu, 2011-04-24 21:23:51. MIS Mutiara Sukma dilahirkan di Bandung mempunyai motto Jadikan diri sebagai haadiah bagi kebaikan untuk sesama.
Berita : 242 Karya Resensi : 30 Karya Opini : 33 Karya Puisi : 81 Karya Cerita Pendek : 6 Karya Sejarah : 2 Karya Cerita Bersambung : 3 Karya Laporan : 15 Karya Prosa : 3 Karya Biografi : 12 Karya Wacana : 2 Karya Filsafat : 48 Karya Kisah Nyata khusus Privacy : 4 Karya Pantun : 1 Karya : 4 Karya Lyrict : 1 Karya Surat dari Hati : 68 Karya Kisah Nyata non Privacy : 1 Karya Total : 556 Karya Tulis
DAFTAR KARYA TULIS MIS Mutiara Sukma
Isi Komentar FILSAFAT SUPIR TEMBAK bag. III 322
BACK
ATAU berikan Komentar mu untuk karya FILSAFAT SUPIR TEMBAK bag. III 322 di Facebook
Terimakasih KASTIL CINTA KU ,
CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Orang Sukses berpendirian teguh
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti
|
|