Improving Quality Of Life

Visitor 19.675

Hits 190

Online 4

KATALOG KARYA
2012.3416 - 16.AYU
Biografi - Tokoh © 2012-02-25 : 17:42:46 (4657 hari -13:46:00 lalu)
The Power to be your best ternyata tak ku duga, di sini mulai cerita
KRONOLOGIS KARYA » DETIK-DETIK MENJELANG WAFATNYA RASULULLAH ± Biografi - Tokoh © Ayu. Posted : 2012-02-25 : 17:42:46 (4657 hari -13:46:00 lalu) HITS : 1735 lyrict-lagu-pilihan-lama ()
RESENSI : Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.. "Ya Allah!! Dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku..".
Ada sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya.
Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning,
burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap..
Pagi itu,
Rasulullah dengan suara terbatas memberikan khutbah..
"Wahai mumatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertaqwalah kepada-Nya.  Kuwariskan dua perkara pada kalian, Al-Qur'an dan sunnahku.  Barang siapa mencintai sunnahku, berarti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku
akan masuk syurga bersama-saama aku..".
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu..
Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca..
Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya..
Usman menghela nafas panjang
Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam,
Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba..
Rasulullah akan meninggalkan kita semua, keluh hati semua sahabat kala itu..
Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaiakan tugasnya di dunia..
Tanda-tanada itu semakin kuat
Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap rasulullah yang lemah dan goyah ketika turun dari mimbar..
Disaat itu,
kalau mampu,
seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu...
Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup..
Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya..
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam...
"Bolehkah saya masuk..?" Tanyanya...
Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,
"Maaf, ayahku sedang demam..". Kata Fatimah seraya membalikkan badan dan menutup pintu..
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah..
"Siapakah itu wahai anakku..?".
"Tak tahulah ayahku, aku baru melihatnya". Tutur Fatimah dengan lembut.
Lalu, Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah=olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang...
"Ketahuilah, dialah yang akan menghapus kenikmatan sementara. Dialah yang memisahkan pertemuan di dunia..Dialah malakul maut", kata Rasulullah.
Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya..
Malaikat maut datang menghampiri, tapi rasulullah menanyakan kenapa jibril tidak ikut sama menyertainya..
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini..
Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" tanya rasulullah dengan suara yang amat lemah..
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.  Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu", kata Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan..
"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?", tanya Jibril lagi..
"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak..?"
"Jangan khawatir wahai rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku, Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya", kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat,
saatnya izrail melakaukan tugas...
Perlahan ruh Rasulullah ditarik.  nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang...
"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini", perlahan Rasulullah mengaduh..
Fatimah terpejam,
Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka..
"Jijikkah kau melihatku hingga kau palingkan wajahmu Jibril..? tanya Rasulullah pada Malaikat penganatar wahyu itu..
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal..", kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tidak tertahankan lagi..
"Ya Allah!! Dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku..".
Badan rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu..
Ali segera mendekatkan telinganya, "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku - peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu".
Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan..
Fatimah menutuplkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir rasulullah yang mulai kebiruan...
"Ummatii, Ummatii, Ummatiii...".
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.........
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaih...

sumber : http://www.youtube.com/watch?v=xF1XIu3-Ckc


Share


Jl. Ry Kopo 34, 2012-02-25 : 17:42:46
Salam Hormat
Ayu Lestari Dwi

Ayu Lestari Dwi mulai gabung sejak tepatnya Minggu, 2010-11-28 08:09:24. Ayu Lestari Dwi mempunyai motto Jika kita enggan melakukan hal yang kecil manamungkin kita dapat melakukan tugas yang besar
Berita : 156 Karya
Puisi : 81 Karya
Novel : 2 Karya
Cerita Pendek : 3 Karya
Lyrict : 6 Karya
Filsafat : 19 Karya
Cerita Bersambung : 1 Karya
Laporan : 3 Karya
Opini : 10 Karya
Surat dari Hati : 79 Karya
Sejarah : 2 Karya
Sajak : 1 Karya
Biografi : 3 Karya
Pantun : 2 Karya
Resensi : 6 Karya
Surat Cinta : 2 Karya
Total : 376 Karya Tulis


DAFTAR KARYA TULIS Ayu Lestari Dwi


Isi Komentar DETIK-DETIK MENJELANG WAFATNYA RASULULLAH 3416
Nama / NameEmail
Komentar / Comment
BACK




ATAU berikan Komentar mu untuk karya DETIK-DETIK MENJELANG WAFATNYA RASULULLAH 3416 di Facebook



Terimakasih
KASTIL CINTA KU ,



CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Malu bertanya sesat di jalan
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti