|
Hari-hari berlalu sangat sepi. Budhi lebih berdiam diri pada kesunyian, sementara Ami tak pernah kering embun dimatanya. Apa daya semua telah terjadi tanpa dimengerti... Satu-satunya penyebab adalah ketika sempat terucap Budhi menuduh Ami Isterinya berselingkuh dengan fakta bahwa seluruh keluarga Budhi tidak ada yang mengidap kasus yang diderita anaknya yang pertama, Surya. Pertengkaran hebat pun tak terelakkan. Namun, akhirnya reda karena tangisan Fitri anak ke tiganya yang baru berusia 2 tahun. Setelah itu memilih untuk diam. Ada satu kalimat yang membuat reda dari Budhi adalah ketika Ami, Isterinya meminta dilakukan pemeriksaan dirinya dan suaminya karena Thalasaemia tidak mungkin muncul pada keturunan bila salah-satu pasangan itu bebas dari gen resesif Thalasaemia.
Seminggu kemudian Budhi dan Ami mendatangi Rumah Sakit untuk dilakukan pemeriksaan Gen pada kedua pasangan itu untuk memastikan kemungkinan semua anak-anaknya dan yang masih dalam kandungan disamping untuk pembuktian bahwa keduanya adalah pasangan yang menjaga kesucian rumah tangga.
Setelah menunggu akhirnya didapati bahwa keduanya positif mengandung gen resesif Thalasaemia. Dan, hal ini telah melegakan setidaknya perasaan Ami dari dugaan yang dicurigai Budhi suaminya dibalik kepedihan yang dalam karena ini memastikan bahwa semua anak-anaknya dan yang masih dalam kandungan adalah pengidap Thalasaemia yang sepanjang hidupnya sangat tergantung dari selang-selang darah..
Kebekuan telah dicairkan oleh kebenaran. Budhi mendekati Ami yang sedang mencuci piring. Ia berkata lirih.
"Mah aku minta ma'af. Aku sempat telah berburuk sangka pada Mamah". "Lupakan Pah! Yang kita fikirkan sekarang anak-anak kita. Masa depan dan antisipasi segala kemungkinan". "Papah jangan marah ya..?", lanjut Ami pada suaminya. "Tentang apa Mah..?". "Sempat berfikir dan bahkan berdo'a agar anak yang dikandungan ini digugurkan..". "Astagfirullah". "Ma'af ya Pah". "Satu niat baik dilipatganadakan himgga 10 X kebaikan. Dan satu niat buruk, belum memperoleh sangsi sebelum dilaksanakan. Jadi sudahlah tenang saja. Insya Allah nanti ada jalannya. Papah akan mencari tambahan untuk biaya anak-anak".
Berbeda di luar berbeda di dalam. Begitulah yang terungkap dalam pembincaraan keduanya yang sesungguhnya hanya sebagian kecil dari rasa yang menggulung seluruh hati Budhi pun Ami. Karena, nyatanya rasa itu hanya dapat disampaikan dalam do'a ketika waktu tiba.
"Ya Rabb. Nyatanya hidup ini tidak bisa memilih. Nyatanya hidup ini hanya tinggal menjalani dari apa yang telah Kau pilihkan untuk kami. Atau mungkin ini adalah caramu dalam memberi ampunan dosa-dosa kami masa lalu yang tidak kami ketahui..? Ya.. Rabb. Kuatkan kami dalam menjalani ini". Begitulah do'a yang sempat terikrarkan Budhi ketika usai Shalat berjamaah bersama Isterinya Ami.
Setelah selesai Shalat, Ami mencium tangan suaminya dengan linangan air mata. Dengan lirih berkata :"Pah, bila kau menghendaki keturunan yang lebih baik aku rela kau menikahi wanita lain".
Budhi tercengang. Lantas berkata :"Mah apakah kau ingin memiliki keturunan yang lebih baik..? untuk meneruskan cita-cita mu dan masa depan mu..? Papa rela melepasmu. Biarlah anak-anak bersama Papa". Biarlah papa akan urus mungkin untuk menebus dosa-dosa Papa masa lalu yang Papa tidak ketahui".
1 < Pertama -----> Bersambung
Jl. Ry Ciwidey No 77, 2012-03-11 : 15:17:15 Salam Hormat Ajeng
Ajeng mulai gabung sejak tepatnya , 2008-07-01 00:00:00. Ajeng dilahirkan di Bandung mempunyai motto Jangan pernah mengabaikan hal yang kecil
Berita : 25 Karya Cerita Pendek : 1 Karya Puisi : 20 Karya Sajak : 1 Karya : 1 Karya Opini : 2 Karya Biografi : 2 Karya Surat dari Hati : 15 Karya Filsafat : 1 Karya Kisah Nyata non Privacy : 1 Karya Resensi : 2 Karya Surat Cinta : 2 Karya Total : 73 Karya Tulis
DAFTAR KARYA TULIS Ajeng
Isi Komentar HIDUP ADALAH PILIHAN YANG SUDAH DIPILIHKAN 3492
BACK
ATAU berikan Komentar mu untuk karya HIDUP ADALAH PILIHAN YANG SUDAH DIPILIHKAN 3492 di Facebook
Terimakasih KASTIL CINTA KU ,
CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Bebaskan diri saat gagal, yang gagal itu peristiwanya, bukan Anda.
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti
|
|