bahkan angin itu pun berdusta
dalam risiknya ia hilir kepenjuru ragu,
gundah yang tabu saat badai berdenyut
sekumpulan debu membentuk bayang hitam
musim marah yang suram.
dalam takut ia berdesau
antara deru nafas sengau
mengendap-endap kebalik mati
lalu menikung galau hati.
sulit di percaya bahwa angin itu berdusta
ia risik disela-sela harap yang kecewa
sekarang ia jadi tunggangan durjana
mengertap rahang didada jelata.
medan, 19 03 2012
abdul malik