Improving Quality Of Life

Visitor 6.991

Hits

Online 0

KATALOG KARYA
2012.3619 - 223.GIG
Cerita Bersambung - Legenda © 2012-04-07 : 08:51:55 (4642 hari 09:04:54 lalu)
The Power to be your best ternyata tak ku duga, di sini mulai cerita
KRONOLOGIS KARYA » FAJAR MENYINGSING DI BLORA. (CHAPSTER 3 : MASA SILAM YANG KELAM) BAG.2 ± Cerita Bersambung - Legenda © GigihSantosa. Posted : 2012-04-07 : 08:51:55 (4642 hari 09:04:54 lalu) HITS : 2145 lyrict-lagu-pilihan-lama
RESENSI : Cerita yang digali dari negeri sendiri, dimana sebuah kepahlawanan muncul dengan sendirinya, hanya berpegang sebuah keyakinan tentang kebenaran.
Winartipun mengangkat tubuh ki demang wijilan naik ke pembaringan. Masih tak sadarkan diri, kidemang wijilan ditinggalkan sementara oleh winarti. Sementara itu seseorang yang dikenal umum sebagai pembantu winarti itu ternyata bukan orang kebanyakan. Badan yang kelihatan lemah dan sudah berumur di atas setengah abad, sekali lentingan bisa menggapai genteng rumah gandok yang berada dilingkungan kademangan. Mata dan pendengaranya sangat tajam, hingga dia tahu apa yang terjadi didalam kamar itu antara kidemang wijilan dan asuhanya winarti. Wanita tua itu mengangguk angguk tanda setuju dengan apa yang dilakukan winarti. 
Selanjutnya winarti keluar kamar dan menemui beberapa orang yang sudah dikenalnya.
"Kang parto, lekas bangunkan bik warsi dan paman sagotra". Orang yang dipanggil kang parto oleh winarti segera melakukan perintah winarti cepat cepat. Tak beberapa lama orang yang dipanggil kang  parto itu telah menghadap winarti bersama sagotra dan warsi.
"Ada apa nduk....pasti ada hal penting yang ingin kau bicarakan" Tanya seseorang yang dipanggil paman sagotra oleh winarti.
"Betul paman, ada sesuatu yang ingin aku sampaikan" Selanjutnya winarti menceritakan apa yang terjadi. Tetapi ada yang sedikit dibelokan oleh winarti, bahwa kidemang wijilan rubuh tak sadarkan diri dikamarnya karena saking mabuknya, bukan karena totokan jari jarinya.
"Nah paman sagutra dan bik warsi ikutlah denganku dikamar yang disediakan untukku" ajak winarti selanjutnya.
Mereka segera mengikuti winarti masuk ke kamar dan dijumpainya oleh mereka ki demang wijilan yang sedang mengorok sesenggrokan tanda begitu nikmat dalam tidurnya. Tak ayal merekapun pada tersenyum melihat mulut kidemang yang menganga dan ada sedikit liur yang mengalir dari sudut mulutnya. Tapi mereka segera menahan rasa ingin ketawa itu disaat winarti sudah membangunkan ki demang wijilan.
"Ndoro demang" Winarti membangunkan sambil mengembalikan totokannya dipusat simpul saraf kesadaran.  Agak beberapa lama kidemang baru bisa membuka matanya.
"Hei...dimana aku?...winarti..winarti” Ki demang bangun dan masih nampak kebingungan.
"Ki demang...ki demang masih dikamarku" Jawab winarti. Selanjutnya mata ki demang wijilan melihat dikamar itu ada beberapa orang yang mengerumuninya.
"Siapa orang orang ini winarti" Tanya kidemang wijilan selanjutnya.
"Saya ketua rombongan tayub winarti ndoro demang, nama saya sagutro" Kisagutro memperkenalkan diri.
“Oh iya iya, aku tahu kamu ki” Jawab ki demang mempersingkat.
“Ki demang sudah siuman, segeralah kidemang kembali ke rumah induk” Lanjut winarti kemudian.
“iya..iya, aku segera kembali ke rumah induk, maafkan aku winarti, aku terlalu banyak minum” imbuh Ki demang. Dengan senyum yang misterius winarti hanya mengangguk. Segeralah kidemang wijilan kembali ke umah induk tanpa berpamit kepada semua orang yang berada dikamar winarti. Langkahnya pun masih gontai. Kembali yang ada diruangan itu pada tersenyum, walaupun hanya dikulum.
“Paman sagotra dan bik warsi, kembalilah kalian beristirahat” Kata winarti kemudian.
“Baik nduk, kami akan kembali ke pringgitan gandok ini” jawab seseorang yang dipanggil bik warsi.
“Kalo ada keperluan lain, panggil kami saja nduk, jangan menyuruh mbok dumilah, kasian mbok dumilah biarkan dia beristirahat sejenak, tadi siang mbok dumilah mengeluh pinggangnya kumat encoknya” Kata paman sagotra.
Benarlah demikian adanya bahwa seseorang wanita tua yang menjadi pembantu winarti dikenal dengan nama mbok dumilah. DI kenal sebagai seorang pembantu winarti yang setia. Kemanapun ndoronya pergi mbok dumilah selalu diikutkan serta.
Begitulah sesungguhnya yang terjadi, kepandaian olah kanuragan yang dimiliki mbok dumilah dan winarti masih tersimpan rapat, mereka melakoni perannya masing masing dengan sempurna.

Kembali kepada orang yang dipanggil mbok dumilah. Pembatu setia winarti yang nampak lemah dan sudah sakit sakitan. Wanita itu masih berada persis diatas kamar winarti, dia hanya duduk digenteng itu dengan santai, tapi matanya tetap seksama mengamati semua keadaan yang berada digaris maksimal kemampuan matanya memandang. Sambil bersila dia tangkubkan tanganya di depan dada, mengambil posisi seperti orang yang sedang bersemedi, mengumpulkan hawa murni sebanyak banyaknya untuk kesetabilan lahir dan batinya.
Wanita itu mengamati keadaan didalam kademangan itu sejenak, setelah dirasa semua berjalan normal, wanita itu segera turun. Didalam kamar winarti sudah tahu bahwa seseorang yang dipanggil dengan mbok dumilah sudah turun dan berada di balik jendela kamar itu, segera winarti membuka jendelanya.
“Masuklah mbok” kata winarti. Dengan sekali loncatan, mbok dumilah telah berada di kamar winarti.
“Bagus winarti, demang itu tidak merasa bahwa kau telah menghilangkan kesadarannya” kata mbok dumilah.
“Iya mbok, Ki demang ku beri sugesti bahwa ia hanya terlalu banyak minum, hingga dia tak sadarkan diri” Jawab winarti sambil tersenyum. Selanjutnya mereka berdua segera rebahkan diri. Biarpun raga mereka adalah raga raga yang terlatih dan juga kesinayungan tenaga dalam tingkat tinggi, sesungguhnya wadag atau raga secara alamiah butuh istirahat. 
Sebelum mereka benar benar ingin memejamkan diri, masa lalu mereka sekelebatan hinggap direlung relung pikiran mereka masing masing. Saat winarti kecil tergeletak pingsan dibibir jurang, dengan pakaian compang camping, banyak luka disana sini. Burung pemakan bangkai berseliweran menunggu sebuah kematian. Akan tetapi bila Shang Hyang Akaryo Jagad belum mengiginkan seorang hamba tuk menghadapNya, niscaya belum juga nyawa lepas dari raga.

Kembali pada 10 tahun yang lalu.
Kala itu Retno dumilah bersama suaminya Raden ronggo Penampen sedang berjalan pulang dari perjalanannya dari semarang. Raden ronggo penampen adalah seorang pujangga dimasa itu. Selain tarian banyak juga tembang tembang mocopat ataupun cerita babad tanah jawa hasil gubahanya. Dia mempunyai sebuah sanggar disemarang, akan tetapi dia biasa bolak balik antara purwadadi semarang dikarenakan dia mempunyai pasanggrahan di kademangan purwadadi. Sebagai tempat untuk sekedar mencari inspirasi ataupun untuk ketenangan diri. Sahdan waktu itu setelah mereka melewati beberapa bulak dan hutan jati, sampailah Retno dumilah dan suaminya di sebuah jalan yang pinggirnya ada jurang yang terkenal dengan nama jurang jero. Tak disangka mereka melihat sesosok tubuh kecil tegeletak tak sadarkan diri dengan keadaan yang memilukan hati. Segera mereka menghampiri tubuh kecil itu dan mengamati keadaannya.
“Masih hidup kangmas?” Tanya retno dumilah yang kala itu terkenal dengan julukan pendekar wanita dari sarangan.
“Masih diajeng” Jawab Raden ronggo Penampen.
“Akan tetapi keadaannya saat ini sedang kritis, bisakah diajeng alirkan hawa murni ke anak ini?” lanjut Raden ronggo Penampen.
“Baik kangmas” jawab retno dumilah kepada suaminya. Segera retno dumilah menempelkan tangannya ke dada gadis kecil yang tergeletak mengenaskan. Setelah beberapa lama hawa murni dari Retno dumilah mengalir ke tubuh gadis kecil itu. Gadis kecil itu tak sepucat tadi, tubuhnya mulai menghangat.
“Kita bawa ke pesanggrahan saja kangmas” Usul retno dumilah.
“Baik diajeng, kita bisa merawat gadis kecil ini lebih baik” jawab Raden penampen.
Dan sesunguhnyalah, bahwa hari itu winarti telah diselamatkan oleh suami istri yang bernama Raden ronggo Penampen, seorang sastrawan dan seniman mumpuni bersama istrinya Retno dumilah, yang terkenal dengan julukan pendekar wanita dari sarangan.









Share


Yogyakarta, 2012-04-07 : 08:51:55
Salam Hormat
Gigih Santosa

Gigih Santosa mulai gabung sejak tepatnya Minggu, 2012-02-26 09:57:36. Gigih Santosa dilahirkan di Gunung mempunyai motto Hidup adalah jalan untuk kembali kepada Nya.
Cerita Bersambung : 9 Karya
Cerita Pendek : 14 Karya
Prosa : 1 Karya
Puisi : 6 Karya
Kisah Nyata non Privacy : 1 Karya
Total : 31 Karya Tulis


DAFTAR KARYA TULIS Gigih Santosa


Isi Komentar Fajar Menyingsing di Blora. (chapster 3 : Masa Silam yang Kelam) bag.2 3619
Nama / NameEmail
Komentar / Comment
BACK




ATAU berikan Komentar mu untuk karya Fajar Menyingsing di Blora. (chapster 3 : Masa Silam yang Kelam) bag.2 3619 di Facebook



Terimakasih
KASTIL CINTA KU ,



CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Hal-hal yang mudah saat ini dulunya pun sulit.
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti