|
Aku siapa? Adakah aku siapa siapamu? Rinjani terlahir di dunia, dia ada karena garisNya, bukan karena buah cinta atau sebuah patung kayu yang diberi mantra mantra. Kau tahu tentang Rinjani? Dia terlahir tidak untuk meminta. Senyumnya selalu menghias di sebuah wajah bulat, tetapi matanya terus terusan berkaca kaca. Hatinya selalu gelisah ketika kepalanya dihinggapi sebuah tanya. Hidup? Ya, kenyataannya sekarang Rinjani bernafas. Tapi ia tetap terdiam. Begitulah, diamnya Rinjani seperti pohon Puring ditengah kuburan. Tumbuh suci dalam sepi. Menghias kematian yang datang menghampiri.
Lagi lagi Rinjani tak mengerti, ketika seseorang yang dia kenal dengan sebutan mama, seolah olah hanya hidup didepan sebuah kaca jendela. Semalaman dia bisa betah berlama lama memandang bulan penuh. Adakah yang istimewa dengan rembulan? Kenapa dia tidak memandangku saja? Apakah karena aku hanya bisa meniru patung patung telanjang di tengah tengah kota Roma? Tetapi, ketika kulihat punggung mamaku bergetar, seolah hatiku juga ikut bergetar. Aku bisa merasakan apa yang dirasa mamaku, tetapi mamaku kurasa tak sepenuhnya mengerti perasaanku. Ia tak tahu, bahwa aku tahu akan segala peristiwa. Aku tahu tentang segala hati. Aku tahu tentang langit yang sedang menangis ketika hujan turun. Ketika mamaku asyik dengan kesendiriannya, begitu juga aku. Akupun asyik dengan duniaku. Pendengaranku saban hari selalu menerima kabar dari semua sudut langit. Tenyata mamaku bukan sendirian dalam kesedihanya. Banyak mama mama lain yang lebih sedih dari mamaku, dan itu membuatku lebih bersedih. Untuk menghibur diriku, tinggalah aku bermain sendiri. Merangkai manik manik air mata yang menetes perlahan dipangkuanku. Dan diantara gundukan gundukan merah ditanah kuburan, hanyalah pohon puring satu satunya yang selalu membelaiku dengan mesra. Selanjutnya membisikan kata kata penghiburan untukku “Tetaplah dalam duniamu Rinjani”.
Acch puring, kaulah pohon puring yang paling aneh ku kenal. Kenapa aku lebih dekat denganmu dari pada dengan mamaku? Apakah karena kau mengerti bahasaku dan aku juga mengerti bahasamu? Sedangkan mamaku hanya selalu menangis ketika ku ajak bicara dengan bicaraku. Dan ketika ada beberapa teman mama datang ke rumah, mereka tampak trenyuh berempati melihat keadaanku. Tapi kau tahu tidak, ketika ku jenguk hati mereka yang paling dalam, batin mereka berkata “jeritan anak ini lama lama menjadikan kupingku pekak”. Itulah manusia normal, bisa menutupi sekelam apapun hatinya, pohon puringku yang telah mengatakan padaku. “Rinjani, jangan kau hiraukan itu” pernah puringku memperingatkanku. “Kenapa?” Tanyaku. “Karena manusia normal masing masing mempunyai cara berpikir” lanjut puring. “Bukankah itu bekal natural dari Tuhan?” jawabku. “Benar Rinjani, tapi selain alam pikir, manusia diberi bekal yang lain” “Oh ya? Apa itu” “Hawa nafsu” “Apakah hawa nafsu juga yang membuat Rinjani ada didunia?” pertanyaanku bertubi tubi. “Sebagian besar iya” jawab puring tegas. Sampai disini ku tatap pohon puringku lekat lekat. “Kau bohong” “Tidak Rinjani” “Kata Tuhan aku tak terlahir dari hawa nafsu” Rinjani mengelak. “Itu kata Tuhan yang belum genap” jawab puringku. “Bagai mana genapnya” kejarku. “Genapnya kata Tuhan bukan untuk kita, tetapi untuk manusia manusia normal itu” “Kenapa begitu, setahuku Tuhan tak mempunyai sifat diskriminasi” “Benar katamu Rinjani, Tetapi ada ketetapanNya siapa siapa yang hendak Dia selamatkan” “Tuhan pilih kasih” selaku Tegas. “Jangan salah sangka Rinjani, Tuhan tak pernah pilih kasih, tetapi manusialah yang memilih jalanya sendiri, ketika Tuhan telah memberikan jalan bagi manusia untuk menuju kepadaNya, kebanyakan manusia tidak menuruti anjuranNya” puring tak lelah menjelaskan kepadaku. “Puring, ini sulit bagiku” “Aku tahu Rinjani, kau tidak akan pernah mengerti, karena kau berbeda dengan mereka” “Apa bedaku puring?” “Kau jenis manusia tanpa hawa nafsu”. Tersaruk saruk langkahku meninggalkan puringku, ketika kudengar mamaku memanggil manggil namaku. Hari ini puring terlalu berat bercerita kepadaku. Kembali kutinggalkan tanah kuburan, nisan nisan yang berjajar, juga puringku yang kembali terdiam dalam kesendirian. Dan kembali kuingat kenapa orang mati tak bisa bicara, ternyata supaya mereka tidak perlu bertengkar berebut surga.
Oh malam, mengapa kau datang tergesa Gelapmu penuh prasangka Seperti yang dirasa manusia Kecuali aku Karena bagiku tiada beda inilah aku takdirku sebagai bocah autista.
Jogja, 11~4~12.
Yogyakarta, 2012-04-11 : 14:09:44 Salam Hormat Gigih Santosa
Gigih Santosa mulai gabung sejak tepatnya Minggu, 2012-02-26 09:57:36. Gigih Santosa dilahirkan di Gunung mempunyai motto Hidup adalah jalan untuk kembali kepada Nya.
Cerita Bersambung : 9 Karya Cerita Pendek : 14 Karya Prosa : 1 Karya Puisi : 6 Karya Kisah Nyata non Privacy : 1 Karya Total : 31 Karya Tulis
DAFTAR KARYA TULIS Gigih Santosa
Isi Komentar RINJANI 3642
BACK
ATAU berikan Komentar mu untuk karya RINJANI 3642 di Facebook
Terimakasih KASTIL CINTA KU ,
CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Imajinasi adalah salah satu hak teristimewa yang dimiliki oleh setiap orang.
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti
|
|