Improving Quality Of Life

Visitor 6.991

Hits

Online 0

KATALOG KARYA
2012.3664 - 223.GIG
Cerita Pendek - Romantis © 2012-04-17 : 18:09:17 (4632 hari 00:19:50 lalu)
The Power to be your best ternyata tak ku duga, di sini mulai cerita
KRONOLOGIS KARYA » PEREMPUAN DI BALIK CERMIN. (BAGIAN 1) ± Cerita Pendek - Romantis © GigihSantosa. Posted : 2012-04-17 : 18:09:17 (4632 hari 00:19:50 lalu) HITS : 1606 lyrict-lagu-pilihan-lama Editor
RESENSI : “Jangan kau merasa seperti siti nurbaya, yang merasa tersia sia dalam kehidupan dikarenakan perjodohan bodoh yang diikat oleh kedua orang tuanya, jadilah siti nurbaya yang lain, siti nurbaya yang setuju dengan pilihan orang tuanya karena pada dasarnya kita juga saling mencinta”
Perempuan itu takut pada sebuah kenangan. Ketika seseorang hadir nisbatkan sebuah cinta putih, perempuan itu terlalu merasa tersanjung.
Sebentar, apa katamu…cinta putih? Kau jenis manusia bodoh apa tolol sih?
Bila cinta seseorang kepada perempuan itu putih, kenapa harus kandas?
Lagi lagi perempuan itu hanya terdiam.
Pernah suatu hari perempuan itu meniru anak anak kecil berhujan hujan, apa maksud perbuatanya itu? Ternyata ketika dia memasuki hujan, dia bisa menyembunyikan air matanya yang turun lebih deras dari hujan.

                                _______oooooo00000000oooooo_______

Juga kebiasaan aneh dari perempuan itu adalah berbicara sendiri dengan cermin satu satunya yang ada dikamarnya.
Ketika dia berdiri dihadapan cermin, maka keluarlah bayangan yang sangat menyerupai dirinya, wajahnya, postur tubuh, gerak geriknya, bahkan pakaiannya.
“Hei kau yang mirip diriku, kapan pelangi warna warni mengisi hatiku?”
“Kelak, bila kau sudah tumbuh dewasa” angannyalah yang menjawab.
“ahayy..tak lama lagi ku kira” perempuan itu berbicara.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun.
Masih saja cermin dikamar selalu menjadi teman setianya.
“Nah, aku gadis ranum yang siap akan segalanya, apa tanggapanmu”
“hem, kau tumbuh sempurna, ku kira kau manusia tercantik yang pernah ada”
“Benarkah?.. bohong berdosa loh”
“Lantas apa lagi yang bisa ku katakan? Sumpah aku jujur!”
“Benarkah? Aku tak yakin”
“Yakinlah” jawab sosok dibalik Cermin.
Ada sebuah hati yang mulai bebunga bunga, ketika langit berwarna jingga.

Perempuan itu bergegas menuruni lereng sebuah bukit kecil yang berada dibelakang rumahnya. Bayangannya sendiri yang melompat ringan diatas batu batu kecil dan rerumputan perdu. Satu dua binatang terbang menemani langkahnya. Rambutnya yang panjang menghitam, tergerai gerai ditiup angin.
Desahan udara yang terbelah, seperti nyanyian angin dari negri dongeng. Menyanyikan lagu semesta jiwa. Dan lantunannya yang sangat merdu mampu membuat sepasang pipi ranum  semburat merona.
Apa yang terjadi? Benarkah perempuan itu telah menemukan pelangi warna warni dihatinya?
Jawabanya adalah, cerita ini ternyata sedang dimulai.

Perkebunan teh didaerah Bandung selatan. Tempat yang membuatmu membayangkan bukit bukit kecil yang diatasnya tumbuh pohon teh dengan ketinggian hampir sama, terhampar meluas sampai sejauh mata memandang. “Tempat terpencil” namun penuh kedamaian. Berbeda dengan pusat kota yang selalu mendesah karena geliat ambisiusnya. Disini kehidupan masih mampu berjalan dalam keseimbangan. Di sini juga tempat para dewa meluangkan waktu tuk mengusir penat ketika mereka letih oleh sebab takbiat manusia.

Seseorang pemuda dari kota, bersetelan putih dengan sepatu vantofel berwarna hitam mengkilat, sedang berjalan diiringi gadis nan ayu yang mempunyai mata biru.
Keduanya tampak bercakap cakap dan sesekali terdengar tawa mereka berdua. Tak lama mereka berjalan. Didepan mereka telah menunggu sungai kecil berair jernih serta kecipak air yang disebabkan ikan ikan liar yang hidup tenang di habitat aslinya.
“Inikah sungai yang kau ceritakan tadi?” tanya pemuda itu.
“Benar..bagai mana pendapatmu?” gadis itu balik bertanya.
“Ku kira kau berbohong ketika engkau bercerita tentang sungaimu ini Ambika”
“Hem, aku tak pernah berbohong”
“Iya aku juga tidak meragukanmu, hanya saja ketika kau bercerita tentang sungaimu ini, banyak sekali keindahan yang kau ceritakan seolah olah sungai ini bukan sungai biasa, tetapi sebuah sungai yang berasal dari surga. Ternyata kau berkata benar, sungai kecil ini memang sangat menakjubkan”
“Aku betah berlama lama disini dari masa kecilku sampai saat ini” Ambika bercerita.
“Om dan tante pun pernah bercerita kepadaku tentang kelakuanmu itu padaku” sahut pemuda itu.
“Oh ya? Apa lagi yang diceritakan papa dan mama lagi tentangku”
“Selain kecantikanmu, mereka juga sering bercerita tentang kenakalanmu”
“Begitukah, ehm..ternyata kita berat sebelah”
“hei apa yang berat sebelah?”
“Tentang kita, tentangmu dan tentangku”
“Kenapa bisa begitu?”
“Karena kau ternyata sudah sangat tahu akan diriku, sedangkan aku, yang aku tahu tentang dirimu tak lebih kau hanyalah seorang pemuda kota, anak dari Tuan Gunawan, sahabat papaku pada jaman perjuangan, ketika mereka bahu membahu dalam sebuah perlawanan melawan penjajahan”
“Tapi setidaknya kau juga mengetahui namaku”
“Nah itu lebihnya, aku juga mengetahui namamu adalah Priyatna, pemuda terpelajar yang di gadang gadang mempunyai masa depan”
“Hanya itu?” tanya Priyatna.
“ Ya, hanya itu saja” jawab Ambika.
“Kalau hanya itu saja yang kau tahu tentang diriku, baiklah..mumpung kau berhadapan langsung dengan seorang pemuda yang bernama Priyatna, bertanyalah langsung kepadanya, tentang dirinya, tentang keinginannya, tentang perasaanya atau bahkan tentang masa depannya yang telah di gariskan berjodoh dengan seorang gadis cantik bernama Ambika”.

Selepas pertemuan itu, sosok pemuda Priyatna selalu hadir dalam hati dan hari hari Ambika.
Seperti yang sudah sudah, pertemuan pasti ada perpisahan. Priyatna kembali ke kota, dan Ambika menunggu kedatangan priyatna kembali diwaktu yang telah ditentukan.
Orang tua mereka berdua telah sepakat melangsungkan pernikahan antara Priyatna dan Ambika.
Hari dan tanggal telah tentukan, dan itu menjadi titik awal bagi ambika dan priyatna mengarungi bahtera hidup bersama sama dalam sebuah mahligai rumah tangga.
“Jangan kau merasa seperti siti nurbaya, yang merasa tersia sia dalam kehidupan dikarenakan perjodohan bodoh yang diikat oleh kedua orang tuanya, jadilah siti nurbaya yang lain, siti nurbaya yang setuju dengan pilihan orang tuanya karena pada dasarnya kita juga saling mencinta” kata Priyatna, sebelum pemuda itu pamit kembali ke kotanya.
Ambika hanya merunduk, perasaannya campur aduk, karena sesungguhnyalah cinta mereka sudah tumbuh ketika mereka bertemu pertama kalinya berapa tahun yang lalu. Ketika mereka dipertemukan pertama kalinya oleh kedua orang tuanya.

Sampai saat ini, cerita berjalan sangat indah. Dan ketika Ambika kembali ke kamarnya, langsung saja ia duduk dihadapan cermin, ia ingin bertanya kepada sahabat yang paling dia percaya. Sosok yang menyerupai dirinya yang selalu muncul ketika dirinya berada tepat dihadapanya.
“Kau sangat cantik hari ini Ambika” kata sosok dibalik cermin.
“terimakasih, kau tahu mengapa?” tanya ambika.
“Aku tahu apa yang kau tahu dan aku tak tahu apa yang tak kau tahu” jawabnya.
Ambika tersenyum.
Seperti gadis gadis umumnya, mereka sangat antusias apa bila bercerita tentang seorang pemuda. Semua hal disapu bersih oleh cerita, tentang setangkup harapan, tentang masa depan juga tentang kelebihan kelebihan pujaan hatinya.
Di sini Ambika betah berlama lama. Tarian hatinya yang melunglai akan bayangan kekasih, berharap waktu tak akan lama berselang.
Waktu dirasa ingin dia lipatkannya, supaya datang saat saat indah itu lebih cepat.
Begitulah, kembali Ambika merawat rindunya, kerinduan yang dari hari ke hari kian mekar indah di balik dadanya.
Akan dimintanya sekuntum lagi bunga yang berkelopak jingga, sebagai cinderamata. Lalu, hendak ditunggunya sang pangeran di depan garis cakrawala, saat malam datang menggantikan senja.





Share


Yogyakarta, 2012-04-17 : 18:09:17
Salam Hormat
Gigih Santosa

Gigih Santosa mulai gabung sejak tepatnya Minggu, 2012-02-26 09:57:36. Gigih Santosa dilahirkan di Gunung mempunyai motto Hidup adalah jalan untuk kembali kepada Nya.
Cerita Bersambung : 9 Karya
Cerita Pendek : 14 Karya
Prosa : 1 Karya
Puisi : 6 Karya
Kisah Nyata non Privacy : 1 Karya
Total : 31 Karya Tulis


DAFTAR KARYA TULIS Gigih Santosa


Isi Komentar Perempuan di Balik Cermin. (Bagian 1) 3664
Nama / NameEmail
Komentar / Comment
BACK




ATAU berikan Komentar mu untuk karya Perempuan di Balik Cermin. (Bagian 1) 3664 di Facebook



Terimakasih
KASTIL CINTA KU ,



CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma

MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti