Improving Quality Of Life

Visitor 19.109

Hits 71

Online 3

KATALOG KARYA
2012.3694 - 63.NAT
Filsafat - Keimanan © 2012-04-24 : 10:09:13 (4574 hari -03:04:26 lalu)
The Power to be your best ternyata tak ku duga, di sini mulai cerita
KRONOLOGIS KARYA » AKU SIAPA..? ± Filsafat - Keimanan © Nata. Posted : 2012-04-24 : 10:09:13 (4574 hari -03:04:26 lalu) HITS : 2017 lyrict-lagu-pilihan-lama () kumpulan puisi mutiarasukma25
RESENSI : Tak ada seorang pun di muka bumi in tanpa melakukan kesalahan termasuk para Nabi dan Rasul-pun pernah berbuat salah. Kesalahan dapat diibaratkan pohon pengganggu dalam kehidupan diri. Jika dibiarkan, ia akan tumbuh kembang bahkan mengakar menembus dasar hati... Kalau sudah begini dengan cara apa kita perbaiki..? Mengandalkan rahmat dan ampunan Allah ? Aku Siapa..?
TIDAK ADA SESUATU YANG LEBIH BERAT DARIPADA RAHMAT DAN AMPUNAN TUHAN
Ya Rabb, jauhkanlah aku dari kesalahan sebagaimana Engkau jauhkan antara Timur dan Barat. Ya Rabb, sucikanlah hati ini sebagaimana beningnya embun yg menetes diujung dedaunan. Ya Rabb, bersihkanlah lisan dan laku inii dari kesalahan-kesalahan sebagaimana bersihnya air yg mengalir dari mataair dipegunungan.

Barangsiapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari arah barat, maka Allah akan menerima taubatnya. HR. Muslim
Anyone who repent before the sun rises from the west, Allah willaccept his repentance. HR. Muslim

Setiap kita pernah jatuh dalam kubangan dosa namun sepatutnya jangan sampai tenggelam didalamnya, cobalah untuk bangkit perlahan dan berjalan menjauhinya dengan istighfar, sebanyak dan sebesar apapun dosa yang telah kita perbuat. Karena ampunan dan rahmat Allah lebih besar dan lebih berat dari dosa kita itu. "Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai ampunan (yang luas) bagi manusia sekalipun mereka zhalim, dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar sangat keras siksaan-Nya" [QS. ar-Ra'd: 6].

Pada suatu hari Umar bin Khathab masuk ke rumah Rasulullah dalam keadaan menangis, padahal beliau terkenal orang yang keras dan kuat hati. "Di depan pintu Rasulullah ini, ada seorang pemuda yang menangis tersedu-sedu. Aku terharu melihatnya, hingga aku sendiri turut menangis." Rasulullah berkata, "Perintahkan dia masuk!" Anak muda itu pun masuk ke rumah Rasulullah dalam keadaan masih mencucurkan air mata. Rasulullah bertanya, "Apakah sebabnya engkau menangis, wahai anak muda?" "Aku menangis mengenang dosaku yang amat banyak. Saking banyaknya, rasanya pundakku tiada kuasa lagi memikulnya.", jawab anak muda.
Rasulullah bertanya, "Apakah engkau menyekutukan Tuhan, syirik?""Tidak!" jawab pemuda."Kalau demikian, Tuhan akan mengampuni dosa-dosamu, walaupun dosamu itu seberat langit, bumi dan gunung," sahut Rasulullah. "Dosaku lebih berat daripada itu lagi," kata pemuda itu."Apakah dosamu itu lebih berat dari seluruh tahta?" tanya Rasulullah."Memang, lebih berat dari itu, ya Rasulullah," jawab pemuda itu. "Apakah lebih berat daripada Arsy?" Jawab pemuda itu, "Lebih berat lagi!""Apakah dosamu itu lebih berat dari Tuhanmu sendiri, yang mempunyai sifat pengampun dan penerima taubat?" sahut Rasulullah. Jawab pemuda itu, "Tidak ya Rasulullah, ampunan Tuhan lebih berat daripada dosaku. Tidak ada sesuatu yang lebih berat daripada ampunan Tuhan."
Tanya Rasulullah, "Terangkanlah dosa yang telah engkau lakukan itu, dan jangan engkau segan dan merasa malu-malu."
Akhirnya, anak muda itu menerangkan, "Saya bekerja sebagai penjaga kuburan, sudah tujuh tahun lamanya. Pada suatu hari, meninggal seorang budak perempuan milik seorang golongan Anshar, dan dikuburkan di pemakaman yang saya jaga itu. Saya digoda oleh iblis sehingga diwaktu malam aku bongkar kuburan itu kembali. Saya curi kain kafan yang membalut mayat wanita itu. Kemudian saya meninggalkan tempat itu. Pada suatu ketika yang lain, saya berjalan kembali ke dekat kuburan itu. Tiba-tiba wanita yang sudah mati itu bangkit dari kuburnya dan berkata kepada saya dengan suaranya yang lantang, "Celakalah engkau hai anak muda! Tidakkah engkau melakukan perbuatan kejam terhadap seorang wanita yang tidak berdaya lagi? Sampai hatikah engkau membiarkan aku menghadap Tuhan dalam keadaan telanjang?"
Mendengar keterangan itu, maka Rasulullah sangat marah seraya berkata, "Engkau memang seorang yang fasik dan akan masuk neraka!"

Seketika itu juga beliau mengusir anak muda itu. Dengan gemetar tetapi masih dalam keadaan kesadaran, anak muda itu menyesali perbuatannya itu tiada putus-putusnya. Setiap malam ia berkhalwat dan tak habis-habisnya menyesali perbuatannya yang zalim itu. Dia selalu memohon do'a kepada Tuhan, "Ya Tuhanku, aku menyatakan taubat dari perbuatan yang sesat itu. Jika Engkau, ya Tuhan, masih memberikan ampunan atas dosa yang aku perbuat itu, maka sampaikan hal itu kepada Rasulullah. Jika dosaku itu memang tidak Engkau ampuni lagi, maka turunkanlah api dari langit untuk membakar kulitku sehingga aku menjadi hangus, sebagai balasan atas dosa yang aku lakukan itu."
Sementara tidak berapa lama, kemudian Malaikat Jibril menyampaikan kepada Rasulullah wahyu yang menyatakan bahwa Tuhan mengampuni dosa anak muda itu, sebab taubatnya itu dilakukan dengan tulus ikhlas. Setelah wahyu turun, maka Rasulullah memanggil anak muda itu menyampaikan kepadanya berita yang menggembirakan itu.

Betapa maha luasnya ampunan Allah, tiada sesuatu yg lebih berat dari ampunan-Nya. Bahkan dosa hamba-Nya yg menurut Rasulullah sudah teramat berat dan tak mungkin mampu dipikul hamabanya dimahkamah-Nya nantinya namun dengan keihlasan taubatnya, dengan air mata yg tiada henti menetes membasahi pipi karena takut akan dosa-dosa ternyata mampu mengetuk pintu ampunan-Nya. Betapa Allah Maha penerima taubat. Betapa Allah Maha Welas atas semua hamba. Sepenuh bumi kita sudah melakukan dosa, sebanyak buih di laut kita pernah berbuat khilaf, serta seberserak pasir di pantai kita bernista maka hanya dengan taubat semuanya dapat tertebus. Dan dengan rahmat Nya yang agung, Allah merengkuh hamba yang kembali. Jua, karena cinta Nya yang paripurna, Allah akan segera menghampiri seorang anak manusia yang kembali pada Nya meski dengan tertatih dan merangkak.

Tapi mengapa sampai saat ini kita sepertinya enggan mengingat bahwa hanya dengan ampunan dari Allah kita diselamatkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga?. Tapi mengapa kita zalim terhadap diri kita sendiri dengan menjauhkan tingkah laku pada sandaran keimanan? Tapi mengapa kita terasa asing dengan berbuat baik dan mengharap ampunan Allah?, tapi mengapa malah kita berpindah dari satu maksiat kepada maksiat yg lain? Tapi mengapa kita tak menyadari betapa lemahnya diri kita?? Sepatutnya kita memohon ampunan kepada Allah karena Dia Maha Pengampun.” . namun tidaklah berarti bahwa kita diperintahkan meminta ampun hanya dgn lisan semata tetapi juga dengan perbuatan, karena memohon ampun hanya dgn lisan saja tanpa disertai perbuatan adalah pekerjaan para pendusta. Menyegerakan bertaubat hanya dilakukan oleh mereka yang berakal sehat. Kita yang menunda taubat ibarat kita yang ingin mencabut pohon yang mengganggu, namun karena merasa sulit mencabutnya kita menundanya hingga esok atau lusa, atau minggu depan, atau … tanpa kita sadari bahwa semakin hari akar pohon itu makin menghujam di tanah, sedangkan kita semakin tua dan lemah. Jangan menunda-nunda taubat karena mengandalkan rahmat dan ampunan Allah.

Hikmah dari adanya perbuatan dosa, agar fitrah diri kita yang serba lemah segera menyadari kekurangan dan segera memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan, karena rahmat dan ampunan Allah amat luas dan melebihi segala dosa hambanya. bukankah kita dapat berpikir logis dalam masalah keduniaan namun tidak demikian dalam urusan akhirat? Berhentilah sesaat kita di sisi sebuah kuburan. Resapilah bagaimana kesempitan liang lahat. Bayangkanlah bila kita berada di dalamnya. Tatkala semua pintu tertutup, tak ada tempat berlari, lalu gundukan tanah yang menimbun di atasnya. Tak ada keluarga, tak ada sahabat. Gelap, sunyi senyap dan mengerikan. Tak ada yang bisa kita dapatkan di dalamnya kecuali amal yang kita lakukan. Renungkanlah, berharap apa kita saat itu? Apakah pada saat itu kita baru berharap untuk diberi kesempatan kembali keduania untuk bertaubat.

Dalam setiap detik yang berdetak. Dalam menit yang berhamburan tak akan pernah bisa kembali. Juga dalam bilangan jam yang menukik tak terhentikan. Diamlah sejenak. Lihatlah di kedalaman jiwa. Tengok sebentar ujud hati kita. Adakah rupanya bersinar ataukah kita temukan ujud yang legam?. Dan pabila rupa yang kedua yang kita jumpai, maka tak perlu mengadospsi perkataan sebagai manifestasi malu “Dengan apa kubahasakan malu ini pada Allah Yang Maha Kuasa. Haruskah dengan isak yang menyesak? Dengan kata yang menyemesta? Dengan keluhan-keluhan panjang?”
Tapi pernahkah kita malu dengan bebukit dosa yang diperbuat?. Pernahkah merasa enggan bertemu Allah, karena malu atas segala salah yang tak akan luput dari pernglihatan Nya?. Malulah dari sekarang. Malulah dengan sebenar-benar malu, dengan sepenuh malu. Terlalu sering kita berada di sudut yang gelap karena keluar dari orbit benderang Nya. Terlalu mudah kita ingkari nikmat Nya yang agung, hingga kita benar-benar tidak tahu malu. Sekali lagi, Malulah kepada Tuhan yg didalam genggaman-Nya hidup dan mati kita berada??

Malu adalah sebagian dari iman, itu adalah sabda Rasulullah. Tapi malu yang seperti apa?. Dari Abdullah Ibn Mas’ud diriwayatkan bahwa Nabi bersabda “Orang yang malu kepada Allah dengan sepenuh malu adalah orang yang menjaga kepalanya dari isinya, menjaga perutnya dari segala rezeki tidak halal, selalu mengingat kematian, meninggalkan kemewahan dunia dan menjadikan perbuatan akhirat sebagai hal yang lebih utama. Sesiapa yang melakukan semua itu, maka ia telah malu kepada Allah dengan sepenuh malu”. Dan, tahukah kita apa yang Allah berikan sebagai imbalan kepada kita yang malu kepada Nya? Sebuah perlindungan tanpa tanding. Itu janji Nya.

Disisa umur yg masih dianugerahkan-Nya jangan kita lelah bertaubat dengan lisan dan perbuatan, menundukkan hawa nafsu dengan mengikuti panggilan kebenaran. Tanamkan tekad untuk lebih banyak memanfaatkan kesempatan dengan berdzikir pada Allah. Bila tercetus dalam benak dan hati untuk melanggar perintah Allah, ingatlah apa harapan dan keinginan orang-orang yang telah meninggalkan kehidupan ini. Saat kita dibelenggu rasa malas melakukan amal shalih, ingatlah, apa harapan dan keinginan orang-orang yang telah mati. Mereka sangat ingin kembali dan melewati hidup sejenak dalam taat kepada Allah. Segala puji dan syukur hanya untuk Allah, karena kita saat ini masih merasakan nikmat hidup. Kita ingin, jika jenak kehidupan ini menjadi penuh nilai dengan memperbanyak ketaatan. Kita pasti berharap, jika rentang perjalanan hidup di dunia ini, jamnya, menitnya, detiknya, adalah ketaatan kepada Allah. Sehingga kita bisa berharap kebahagiaan di awal memasuki kesendirian di liang kubur…

Rasulullah telah mengajarkan Abu Bakar untuk mengucapkan sebelum salam: "Wahai Allah, sesungguhnya aku telah berbuat zalim kepada diriku dengan kezaliman yang banyak, dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Engkau, maka ampunilah daku dengan ampunan dari-Mu, dan kasihilah aku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemberi ampunan dan Maha Penyayang ". Aamiin

Share


Sumatra, 2012-04-24 : 10:09:13
Salam Hormat
Nata Heriadi

Nata Heriadi mulai gabung sejak tepatnya Rabu, 2012-03-28 07:41:31. Nata Heriadi mempunyai motto
Filsafat : 31 Karya
Surat dari Hati : 1 Karya
Opini : 1 Karya
Resensi : 1 Karya
Total : 34 Karya Tulis


DAFTAR KARYA TULIS Nata Heriadi


Isi Komentar Aku Siapa..? 3694
Nama / NameEmail
Komentar / Comment
BACK




ATAU berikan Komentar mu untuk karya Aku Siapa..? 3694 di Facebook



Terimakasih
KASTIL CINTA KU ,



CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Ilmu pengetahuan dan teknologi harus dilandasi iman dan taqwa serta akhlakul karimah, agar menjadi umat yang terhormat, bahagia dan selamat di dunia dan akhirat.(almarhum H. Abdurahman dalam bidang pendidikan)
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti