Improving Quality Of Life

Visitor 19.615

Hits 355

Online 10

KATALOG KARYA
2013.4284 - 16.AYU
Cerita Pendek - Cinta © 2013-03-02 : 01:05:06 (4285 hari 07:30:36 lalu)
The Power to be your best ternyata tak ku duga, di sini mulai cerita
KRONOLOGIS KARYA » PENYESALAN YANG SIA-SIA ± Cerita Pendek - Cinta © Ayu. Posted : 2013-03-02 : 01:05:06 (4285 hari 07:30:36 lalu) HITS : 5647 lyrict-lagu-pilihan-lama Aku Bersujud Acha (2529) Editor
RESENSI : Cerita ini dikirim seseorang via Chatroom dengan alasan Mutiara Sukma dinilainya cocok untuk menempatkan cerita bermakna. Namun sayang, setelah chat dilakukan nama sahabat ini menghilang bahkan identitas dan FB nya pun tidak dapat ditemukan. Judul Asli Love Story (Cerita Cinta) ditulis oleh Rea Marsha dengan keterangan penulis asli tidak diketahui.
Kisah ini berawal dari pertemuan seorang wanita dengan lelaki yang sama-sama sedang melaksanakan sebuah kegiatan kemah. Jin dan Sinta begitulah nama lelaki dan wanita tersebut.
Mereka berbeda sekolah tetapi karena memang kegiatan kemah bakti tersebut dilaksakan secara serempak oleh semua SMA maka mereka akhirnya sama-sama bertemu di perkemahan tersebut.
Letak tempat kemah Jin dan Sinta tersebut sebenarnya cukup jauh, tetapi karena mereka sering apel pagi bersama seluruh siswa, akhirnya tatapan-tatapan kecilpun tidak terhindari. Perlahan Jin mulai berani mendekati Sinta jika ada waktu senggang istirahat. Tetapi belum berani untuk berkenalan, Jin hanya tersenyum kecil jika lewat didepan Sinta. Akhirnya setelah beberapa kali bertemu dan saling melempar senyum, mereka berkenalan.
"Hei, hari ini panas banget ya?"
"Iya panas nih, mungkin karena gunung ini udah gundul kali ya, makanya panas."
"Anyway, kita belum kenalan kan? Nama aku Jin.Nama kamu siapa?"
"Namaku Sinta"
Begitulah proses perkenalan mereka yang sangat singkat tersebut akhirnya membuat keduanya semakin dekat dari hari kehari.
Kemah sudah hampir satu minggu mereka laksanakan, dan keduanya juga semakin akrab. Sampai akhirnya mereka berdua harus terpisah karena kegiatan kemah telah usai. Tetapi kemah berakhir atau tepatnya di acara Malam Keakraban, Jin sengaja berada disamping Sinta agar jika mereka tidak bertemu lagi, maka tidak ada kesedihan karena rasa rindu.
"Sin, klo kegiatan ini udah kelar, kita masih bisa ketemu lagi ga ya?" Tanya Jin.
"Aku juga ga tau Jin, tetapi klo emang kita ga bisa ketemu lagi, gimana?" Jawab Sinta.
"Yang pasti aku bakal kehilangan kamu banget" Jin terlihat sedih dengan mengatakan hal tersebut.
Begitulah malam keakraban mereka lalui dengan kesedihan karena kemah akan usai besok dan mereka akan segera kembali kerumah masing-masing.
Esok hari pun tiba, saat dimana mereka harus segera persiapan untuk pulang. Jin yang masih merasakan sedih akhirnya memiliki niat untuk menembak Sinta untuk dijadikannya seorang pacar, agar mereka bisa terus bertemu jika keduanya telah sama-sama sudah kembali kerumah.
Didekatinya Sinta yang saat itu sedang mengepak pakaiannya.
"Boleh ngomong sebentar ga?" Jin mendekat.
"Boleh, ngomong aja Jin, ada apa?" Sinta berdiri dan mendekat ke Jin yang ada di luar camp.
"Tapi ga disini, bisa kita kedepan sebentar?"
"Oh, yaudah yuk!"
Mereka berdua kedepan camp dan disitulah Jin mengatakan bahwa dia sayang kepada Sinta. Akhirnya mereka berdua telah menjadi sepasang kekasih karena Sinta ternyata juga menyukai Jin.
Dengan bertukar no handphone dan alamat rumah, mereka berharap akan bisa menjalin hubungan yang langgeng nantinya.
Kegiatan camp sudah berlalu sekitar 2 hari, Sinta dan Jin juga seperti biasa melakukan aktifitasnya masing-masing dengan tetap saling menjaga komunikasi mereka berdua.
Sejak hari pertama mereka sampai dirumah, Jin sudah main kerumah Sinta. Dia juga berkenalan dengan orang tuanya yang terlihat sangat ramah kepada Jin.
"Tau ga aku bawa apa?" Tanya Jin
"Bawa apaan sih, kok repot-repot?" Sinta seakan melarang Jin membawa sesuatu.
"Merem dulu dong, nanti baru aku kasih surprisenya"
"Oke, deeehhh..."
"SURPISEEEEE....!!!"
"Ya ampun Jin kok sampe segitunya sih" Jawab Sinta yang terlihat bahagia karena dibawakan sebuah boneka pink yang lucu.
Begitulah kejadian hari pertama yang sangat berkesan untuk keduanya karena sudah 2 hari sejak camp mereka tidak bertemu.
Sejak hari pertama itulah Jin menawarkan Sinta untuk menjemputnya tiap hari jika berangkat kesekolah.
Mereka tersenyum bahagia setiap hari karena bertemu dan bercanda bersama. Rasa sayang dan cinta semakin dalam mereka rasakan satu sama lain. Sampai dengan hari ke 56 mereka bersama atau tepatnya hampir 2 bulan bersama memadu kasih dan cinta berdua. Tidak lupa Jin juga selalu membawa sebuah boneka tiap hari mereka bertemu.
Walaupun mereka berdua selalu bersama dan terlihat bahagia, sedikitpun Jin tidak pernah mengatakan "Aku Sayang Padamu" kepada Sinta. Sinta-pun merasa semakin lama tidak nyaman karena hal tersebut.
Suatu ketika saat Jin main kerumahnya, Sinta berkata kepada Jin.
"Jin, kamu sayang ga sih sama Sinta?"
"Ehmm, Aku....aku pulang dulu ya, ini bonekanya buat kamu"
"Lho kok malah pulang"
Sinta tidak habis pikir, kenapa Jin tidak mau mengatakan sayang kepada dirinya. Saat ditanya sayang atau ga, malah Jin bergegas pulang. Sampai terbesit dalam pikiran Sinta, apakah Jin tidak serius sayang kepada dia ya?
Lalu tiba akhirnya Sinta yang akan merayakan hari ulang tahunnya yang ke 17 tahun, dan besar harapan Sinta agar Jin bisa datang ke hari tesebut. Karena ini merupakan hari yang sangat penting bagi dirinya, Sinta berpikir tentu Jin akan memberikan sebuah surprise yang sangat indah sepanjang hidupnya.
Ulang tahun Sinta jatuh 2 hari lagi, dirinya terlihat selalu bahagia saat bersama dengan Jin.
"Kamu kenapa sih kok senyum-senyum terus"
"Ah ga pa2 kok, cuma seneng aja"
"Oh"
Begitulah Jin yang terlihat sangat dingin menjawab kebahagiaan Sinta. Lalu tiba saatnya ulang tahun Sinta yang ke 17 yang tepat jatuh pada hari minggu. Dengan mengenakan sebuah gaun pesta yang cantik, Sinta menyambut semuatamu undangan yang pada sore itu datang kerumahnya, karena memang acaranya berlangsung pada sore hingga malam.
Sudah pukul 8 malam, Jin belum terlihat datang di pesta ulang tahun Sinta. Dia mulai cemas dan berpikir sesuatu yang buruk mungkin terjadi kepada Jin.
Waktu terus berjalan, dan semua tamupun telah pergi karena acara telah usai. Sinta semakin cemas dan tidak karuan karena Jin tidak kunjungtiba. Dia mencoba menelpon ke no handphone Jin tetapi tidak aktif.
Dengan perasaan campur aduk, Sinta terus menunggu Jin yang belum datang tersebut. Sembari berdoa dia juga berpikir, "Apa Jin lupa hari ulang tahunku?" begitulah yang dipikirkan oleh dirinya.
Pagi pun tiba, Sinta yang saat itu tertidur di sofa depan tidak menemukan Jin datang pada malam hari ulang tahunnya. Sembari menangis karena kecewa akhirnya Sinta segera mandi dan bergegas berangkat kesekolah.
Hari itu Jin tidak terlihat menjempur Sinta seperti biasanya. Merasa aneh dan seakan masih kurang percaya Jin lupa dengan hari ulang tahunnya, dia akhirnya memutuskan untuk mampir kesekolah Jin terlebih dahulu sebelum berangkat kesekolahnya.
Sesampainya di sekolah, apa yang Sinta temukan? ternyata Jin sedang bercanda dengan teman-teman wanitanya sembari tertawa seakan mereka akrab satu sama lain. Sinta yang melihat pemandangan yang menyakitkan tersebut akhirnya mendekati mereka dan marah kepada Jin.
"Oh jadi gini ya kelakuan kamu selama ga sama aku?"
"Si..Sinta?"
Dengan marah Sinta segera bergegas pergi meninggalkan mereka. Anehnya Jin tidak mengejar Sinta yang marah karena peristiwa tersebut. Sinta yang menangis saat itu seakan tidak diperdulikan oleh Jin.
Seharian dari sepulangnya Sinta dari sekolah, hanya menangis karena sakit hati kepada Jin. Dari pagi sampai malam dia hanya menangis terus menerus dengan masih terpikir peristiwa tadi pagi saat Jin bersama dengan wanita lain.
Sudah berkali-kali Jin menelpon tetapi Sinta mengabaikan panggilan dari Jin tersebut dan berjanji tidak akan pernah mau lagi bertemu dengan Jin sampai kapanpun.
Lalu selang beberapa jam, bel sepeda motor berbunyi dari luar rumah Sinta. Sinta yang saat itu memang belum tidur mendapat pesan singkat yang berbunyi "Tolong kamu keluar sebentar Sinta, aku mau ngomong sama kamu".
Sinta yang memang sangat mencintai Jin akhirnya tidak menolak untuk keluar rumah untuk menemui Jin yang saat itu berada diluar rumah.
"Mau apa lagi kamu?! ga puas kamu udah nyakitin aku hari ini" Tegas Sinta dengan nada tegas dan marah.
"Aku mau minta maaf sama kamu" Jawab Jin dengan nada lemah.
"Maaf kata kamu?! kamu ga sadar sudah buat aku sakit seperti ini?!"
"Sinta, aku...mau ngasih ini ke kamu...."
Jin membawa sebuah boneka besaaaar sekali yang tidak biasanya boneka yang dia berikan kepada Sinta. Tetapi Sinta semakin marah besar kepada Jin.
"Buat apa lagi kamu bawain boneka lagi ke aku? apa dengan membawa boneka itu, aku akan memaafkan kamu Jin? TIDAAAAKKK....!!!"
Dengan merebut bonek yang dipegang oleh Jin, dibuangnya kejalan boneka tersebut.
Dengan perasaan sedih Jin kaget dan perlahan berjalan menuju ke boneka tersebut berniat mengambilnya.
Tiba-tiba terdengar dari jarak jauh sebuah mobil yang melaju kencang mengarah ke Jin yang tepat berada ditengah sedang mengambil boneka tersebut. Lalu...."BRAAAKKK...!!!!" Jin tertabrak dan Sinta berteriak, TIDAAAAAKKKK....!!! JIIIINNNN.....!!!
Mobil tersebut menghempaskan tubuh Jin sampai beberapa kilometer. Jin meninggal dunia seketika karena pendarahan pada bagian kepalanya. Sinta seketika itu pingsan dan orang-orang yang berada disekitar segara mengamankan tubuh Jin yang sudah tidak bernyawa lagi.
Jin telah tiada, hanya sebuah kenangan Sinta akan kepedihan yang tidak akan pernah kembali untuk selamanya. Sinta merasa sangat bersalah karena dirinya lah yang menyebabkan kematian orang yang paling dia sayangi.
Lalu sembari menangis, dia kembali mencoba mengenang semua kenangan indah bersama dengan Jin. Dilihatnya sekeliling kamar sambil meneteskan air mata, kamar yang penuh denganboneka-boneka pemberian Jin. Dengan bertambah sedih Sinta memeluk boneka tersebut erat-erat, tiba-tiba "I LOVE YOU..." "I LOVE YOU..."
"hah?" Sinta kaget...
Dari perut boneka tersebut berbunyi "I LOVE YOU" Lalu Sinta mulai memencet perut boneka lainnya lalu, "I LOVE YOU" semakin tidak percaya dipencet lah semua perut boneka pemberian dariJin yang berjumlah 59 boneka tersebut. Semakin deras air mata Sinta, "kenapa aku ga sadar klo selama ini Jin selalu ingin mengatakan cinta kepadaku lewat boneka-boneka yang ia berikan kepadaku?"
Lalu Sinta mengambil boneka yang paling besar dan merupakan boneka yang ke-60 pemberian Jin kepada dirinya sebelum jin meninggal. Dipencetnya pula perut dari boneka tersebut. Lalu terdengarlah rekaman suara Jin, dia mengatakan seperti ini"
"Sudah 60 hari kita bersama Sinta, tetapi sampai hari ini pun aku belum bisa mengatakan kata cinta kepadamu. Tiap hari aku berharap bahwa boneka ini bisa mewakili kata cintaku tersebut untuk dirimu, tetapi ternyata kamu tidak pernah menyadarinya. Aku tahu bahwa aku adalah seorang pengecut, tetapi yang perlu kamu tahu kalau aku....cinta....kamu sampai akhir hayatku"
Begitulah rekaman suara Jin yang dia berikan sesaat sebelum Jin kecelakaan dan merenggut dirinya. Sinta menangis dan tidak pernah akan mendapatkan kembali sosok Jin yang ternyata sangat-sangat mencintainya.

Share


Jl. Ry Kopo 34, 2013-03-02 : 01:05:06
Salam Hormat
Ayu Lestari Dwi

Ayu Lestari Dwi mulai gabung sejak tepatnya Minggu, 2010-11-28 08:09:24. Ayu Lestari Dwi mempunyai motto Jika kita enggan melakukan hal yang kecil manamungkin kita dapat melakukan tugas yang besar
Berita : 156 Karya
Puisi : 81 Karya
Novel : 2 Karya
Cerita Pendek : 3 Karya
Lyrict : 6 Karya
Filsafat : 19 Karya
Cerita Bersambung : 1 Karya
Laporan : 3 Karya
Opini : 10 Karya
Surat dari Hati : 79 Karya
Sejarah : 2 Karya
Sajak : 1 Karya
Biografi : 3 Karya
Pantun : 2 Karya
Resensi : 6 Karya
Surat Cinta : 2 Karya
Total : 376 Karya Tulis


DAFTAR KARYA TULIS Ayu Lestari Dwi


Isi Komentar PENYESALAN YANG SIA-SIA 4284
Nama / NameEmail
Komentar / Comment
BACK




ATAU berikan Komentar mu untuk karya PENYESALAN YANG SIA-SIA 4284 di Facebook



Terimakasih
KASTIL CINTA KU ,



CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Bebaskan diri saat gagal, yang gagal itu peristiwanya, bukan Anda.
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti