Pandemi COVID 19 pada tahun 2020 di seluruh dunia telah memberi banyak inspirasi dari ribuan informasi ribuan sumber informasi. Beraneka ragam ekspresi yang ditampilkan sesuati nuansa dan pendalaman setiap pribadi dan golongan. Semua hanya memberi gambaran fenomena sosial yang sesungguhnya di era 2020-an.
CORONA hendaknya jangan dianggap hanya faktor kesehatan tetapi faktor kehidupan secara keseluruhan, oleh karenanya yang paling urgen untuk dilakukan adalah mawas diri dan intropeksi diri.
Sesuai pemahaman ilmu pengetahuan dan tehnologi saat ini, maka protokol kesehatan harus diterapkan sebagai upaya menekan laju perkembangbiakan dan penyebaran virus CORONA. Namun, dampak terhadap kehidupan ternyata mengganggu sektor-sektor penghidupan masyarakat secara keseluruhan dimana tak satupun negara yang akan mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya sehingga protokol kesehatan tidak dapat sepenuhnya diterapkan oleh banyak negara.
Sekuat apa peraturan diterapkan tak mungkin berjalan seperti yang diharapkan dalam mengurangi pandemi COVID 19. Pun demikian, dengan menjalankan protokol kesehatan dengan baik setidaknya mampu menekan laju COVID 19 sedemikian rupa setidaknya untuk diri sendiri dan keluarga selanjutnya lingkungan secara keseluruhan yang lebih luas. Oleh karena itu, seyogianya COVID 19 harus dianggap sebagai bentuk penyadaran dari Sang Pencipta Alam Semesta sebab tak ada cara untuk melawan VIRUS CORONA.
Semua harus berfikir positif :
1. Ketika jarak diberlakukan bukanlah untuk membuat penyakit hati - penyakit sosial semakin meraja lela tetapi justru menumbuh kembangkan kesadaran bahwa hidup saling ketergantungan satu sama lain dan menumbuhkan cinta kasih sesama tanpa memilih dan memilah golongan suku dan agama sebab VIRUS CORONA tidak mengenal itu semua.
2. Ketika ibadah dilakukan di rumah-rumah seharusnya menjadi tolok ukur bahwa semua pribadi yang beragama untuk menengok diri dan keluarganya, untuk memperbaiki bentuk-bentuk hubungan antara keluarga dan tuhan-Nya, menengok sedalam-dalamnya pada hati nurani... Intropeksi dan mawas diri dimulai dari diri sendiri dan keluarga...
3. Ketika kebersihan diri diberlakukan, seakan menanamkan pada semua orang bahwa kebersihan bukan sekedar sebagai bagian keimanan akan tetapi harus diterapkan dalam kehidupan seharti-hari sebagai bukti kita memiliki iman.
4. Ketika masker diberlakukan tidak dipandang semata-mata sebagai cara mengurangi resiko penyebaran virus pada orang lain melalui masker akan tetapi mengajarkan pada kita semua bahwa begitu pentingnya orang lain dalam kehidupan kita sehingga kita harus menghargai orang lain seperti kita menghargai diri sendiri bahkan diatas diri kita. menempatkan orang lain sebagai orang yang sangat penting dalam kehidupan kita sehingga harus kita lindungi dan jangan pernah memandang orang lain lebih rendah dari kita betapapun mungkin terlihat lebih hina atau lebih bodoh dari kita. Sebab VIRUS CORONA tidak memandang siapa dia, semuanya sama.
Akhirnya berfikir positif menjadi penting sekali bahkan harus ditanamkan pada setiap pribadi. Menghargai orang lain, memang bukan segalanya namun kehidupan yang tidak menghargai orang lain adalah orang yang jauh lebih hina dan penuh kenistaan.
Kebenaran manusia hanyalah kebenaran kepentingan, kebenaran ilmu pengetahuan dan tehnologi belum mampu menterjemahkan hukum alam sepenuhnya dan tak akan mampu menterjemahkan semuanya. Sehingga mengajarkan bahwa tidak semua hal harus logis dan realistis akan tetapi ada banyak hal dimana kita cukup meyakini dan menjalaninya saja sepenuh hati. Banyak contoh hal ini.
Dari semua hal diatas maka adalah wajar bilamana seluruh dunia mulai memandang PANDEMI COVID 19 harus dipandang sebagai sesuatu yang harus disikapi dengan lebih bijaksana dengan HIDUP BERDAMPINGAN DENGAN VIRUS CORONA dalam NEW NORMAL sebab kehidupan harus tetap berjalan dalam pandemi COVID 19. Sehingga PANDEMI COVID 19 harus dijadikan sebuah media dalam membangun TATANAN BARU dalam bersosial, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
KEBENARAN itu tidak bangga dengan kesalahan orang lain. Kebenaran adalah kebenaran bukan dalil pembenaran dan CINTA harus menjadi pengendali dari semua nafsu-nafsu yang ada yang selama ini mungkin lebih liar dari yang liar-liar