|
JAKARTA--MICOM: Wartawan senior Rosihan Anwar meninggal pada usia 89 tahun di RS MMC karena serangan jantung. Mantan Pemimpin Redaksi Majalah Pedoman itu sempat bermain dengan cucu dan cicitnya.
Perawat almarhum Rosihan Anwar, Atika, menceritakan beliau (Rosihan Anwar) sebenarnya baru diizinkan pulang oleh dokter RS Harapan Kita dua minggu pasca-operasi jantung pada Rabu (24/3). Beliau tiba di rumah pada pukul 15.00 WIB pada Rabu (13/4).
Pada malam harinya, lanjut Tika, suhu tubuh beliau naik menjadi 180 derajat celsius, dan dia tidak bisa tidur. "Hingga pada pagi hari, suaranya mulai tidak jelas. Kendati begitu, dia tetap mau bermain dengan cicitnya di teras rumah. Dia tampak tidak kelelahan," ungkap Atika.
Namun, saat hendak waktu sarapan pagi pada pukul 07.30 WIB, beliau batuk dan seolah kehabisan napas. Cucu beliau berteriak untuk diambilkan oksigen dari kamar beliau.
"Tidak ada dua menit saya berlari mengambilkan tabung oksigen, beliau sudah tidak bernapas. Pihak keluarga langsung membawa ke rumah sakit terdekat agar bisa diselamatkan dengan alat pemompa jantung. Namun, beliau memang tidak bisa tertolong," kata Tika sambil meneteskan air mata.
Wafatnya pria kelahiran Kubang, Sumatera Barat, itu memang menyisakan duka dalam bagi Tika dan keluarga lainnya. Putri mantan Wakil Presiden Pertama Indonesia Mutia Hatta juga turut berduka.
"Sebenarnya saya mengharapkan beliau datang ke acara siraman pernikahan putra saya. Saya telah menganggap beliau sebagai ayah kedua, karena sejak kecil telah menjadi kerabat ayah," ungkapnya.
Menurut Mutia, wafatnya Rosihan Anwar menjadi kerugian bagi bangsa. Tidak hanya hilangnya pemikiran kritisnya, Indonesia juga kehilangan informasi darinya. "Dia merupakan saksi proklamasi Indonesia. Dia sangat hafal peristiwa sejarah nasional dan tokoh-tokoh di balik setiap peristiwa. Ini. Tidak dimiliki wartawan di zaman ini," kata Mutia.
Tampaknya, kesedihan tidak hanya menggelayuti keluarga dan kerabat, langit juga turut berduka. Cuaca yang sebelumnya cerah berubah menjadi mendung dan turun hujan sesaat tibanya jenazah beliau ke rumah duka pada pukul 11.30 WIB siang tadi.
Saat ini, berdasarkan pantauan Media Indonesia, jenazah tengah disalatkan. Rencananya, beliau akan dikebumikan pada pukul 15.30 WIB di TMP Kalibata. Rosihan Anwar meninggalkan 3 putr, 6 cucu, dan 2 cicit. Semuanya berkumpul di sisi jenazah.
Rosihan selama ini dikenal sebagai wartawan lima zaman. Ia telah menjadi penulis sejak zaman penjajahan Belanda sampai sekarang. Di usia senja, ia masih aktif mengirimkan tulisan ke media massa dan menulis buku.
Buku terakhir yang ditulisnya adalah Sejarah Kecil (Petite Histoire) Indonesia Jilid IV (Penerbit Buku Kompas, November 2010). Ia kini juga sedang menyiapkan memoar kehidupan cintanya dengan sang istri dengan judul yang sudah disiapkan Belahan Jiwa, Memoar Rosihan Anwar dengan Siti Zuraida. (*/OL-11)
Jawa, 2011-04-15 : 05:41:42 Salam Hormat MIS Mutiara Sukma
MIS Mutiara Sukma mulai gabung sejak tepatnya Minggu, 2011-04-24 21:23:51. MIS Mutiara Sukma dilahirkan di Bandung mempunyai motto Jadikan diri sebagai haadiah bagi kebaikan untuk sesama.
Berita : 242 Karya Resensi : 30 Karya Opini : 33 Karya Puisi : 81 Karya Cerita Pendek : 6 Karya Sejarah : 2 Karya Cerita Bersambung : 3 Karya Laporan : 15 Karya Prosa : 3 Karya Biografi : 12 Karya Wacana : 2 Karya Filsafat : 48 Karya Kisah Nyata khusus Privacy : 4 Karya Pantun : 1 Karya : 4 Karya Lyrict : 1 Karya Surat dari Hati : 68 Karya Kisah Nyata non Privacy : 1 Karya Total : 556 Karya Tulis
DAFTAR KARYA TULIS MIS Mutiara Sukma
Isi Komentar MENGENANG ROSIHAN ANWAR 843
BACK
ATAU berikan Komentar mu untuk karya MENGENANG ROSIHAN ANWAR 843 di Facebook
Terimakasih KASTIL CINTA KU ,
CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Orang yang Optimis menemukan kesempatan dalam bencana, Orang yang Pesimis hanya melihat bencana dalam setiap kesempatan
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti
|
|