matahari terjun bebas
ke dalam kobar matanya
marah serupa api membakar
siap lebur bersama dendam.
pun.., waktu setitik sapa bening
menjelma embun menggenang gelora
terlanjur sudah menyala bara
melumat orasi basi yang garing.
matahari dicabik sangsi
serpihannya membungkus perih
luka lara dwi warna teramat lirih
gunung kecewa bunting erupsi.
duhai kau saudara sebangsa
air mata, darah dan nyawa
adalah pondasi negeri tercinta
marwahnya ada di pundak kita.
medan, 16 03 2012
abdul malik