|
Jiwa yang berlobang, itu ciri dominan kehidupan manusia kekinian. Perhatikan, semua mengaku benar semua mau didengar. Ini yang berada di balik kekisruhan seperti ditolaknya kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak dengan demonstrasi, pemerintah selalu disalahkan, hakim demonstrasi minta kenaikan gaji. Sebuah media lokal di Sulawesi Selatan judul beritanya di halaman pertama teratas berbunyi: “70 % APBD untuk gaji”. Bila demikian, untuk memperbaiki jalan, prasarana pendidikan, merawat rakyat terlantar sisa berapa?
Bila boleh jujur, kecenderungan serupa terjadi di semua belahan dunia. Wanita yang stres berat (jiwanya berlobang) kemudian mencoba menutupi lobang jiwanya dengan pergi ke dunia gemerlap. Hasilnya, lobangnya bukan ditutupi, malah diperkosa (dilobangi dengan lobang jiwa yang lebih besar). Pria tidak puas dengan istri, kemudian mencoba menutupi lobangnya dengan pergi ke pekerja seks komersial. Hasilnya lebih menakutkan, tidak saja muncul lobang jiwa baru yang lebih besar, nyawanya terancam aids/hiv. Pelajarannya, kebanyakan manusia mencari penutup lobang jiwanya di luar dan akhirnya kecewa. Masyarakat dan pemerintah sesungguhnya didisain untuk menutupi lobang jiwa seperti ketidakpuasan dan kemarahan. Tapi karena banyak elit yang masuk ke sektor publik diawali dengan niat mau menutupi lobang jiwanya (baca: mau cepat kaya, cepat berkuasa, dan motif diri sendiri lainnya), bukan mau menutupi lobang jiwa orang lain melalui pelayanan, akhirnya yang terjadi pemerintah malah menciptakan lobang baru yang memicu kemarahan.
Caregivers
Di titik inilah kita memerlukan banyak caregivers (manusia peduli) demi mengimbangi kecenderungan masyarakat yang ditandai oleh semakin derasnya energi untuk saling melobangi. Titik berangkatnya bisa dimulai dengan merenungkan ulang kebiasaan tua bahwa penutup lobangnya ada di luar. Guru meditasi Pema Chodron adalah sebuah lentera. Tatkala pelayanannya pada suami selama 20 tahun harus berujung pada perceraian, ia tidak mencari penutup lobangnya lewat narkoba apa lagi bunuh diri. Melainkan menutupi lobang jiwanya melalui meditasi. Dan ternyata benar, meditasi disamping bisa menutupi lobang jiwanya, juga bisa membawa Pema Chodron pada kesimpulan terindah tentang kehidupan: “you are perfect as you are”. Inilah tanda jiwa yang sudah tidak berlobang, semua sempurna apa adanya.
Ia serupa cerita sekolah binatang. Suatu hari binatang mendirikan sekolah. Pelajaran berenang dibimbing ikan, mata kuliah terbang gurunya burung, kursus berlari instrukturnya serigala. Setelah beberapa lama, sekolahnya dibubarkan. Ternyata burung sempurna menjadi burung, ikan sempurna menjadi ikan, serigala sempurna menjadi serigala. Lobang jiwa muncul saat serigala memaksa berenang sebagus ikan, tatkala ikan memperkosa dirinya agar bisa berlari sekencang serigala. Meminjam rumus sederhana Shinzen Young dalam The Science of Enlightenment, penderitaan adalah rasa sakit dikalikan dengan penolakan. Dan meditasi berkonsentrasi pada menolkan penolakan. Bila penolakannya nol, maka penderitaan juga nol.
Dalam langkah praktis, meditasi serupa menatap aliran air sungai. Kehidupan keseharian persis sama dengan barang-barang yang hanyut di sungai. Sampah, dedaunan semuanya hanya datang dan pergi. Penderitaan (lobang jiwa) muncul saat manusia dibawa hanyut oleh “sampah-sampah” kehidupan yang tidak kekal. Berharap agar kebahagiaan kekal selamanya, berdoa agar kesedihan lenyap selamanya. Padahal, semuanya datang dan pergi. Istirahat dalam meditasi terjadi, saat seseorang berkonsentrasi hanya pada melihat aliran air. Sekaligus memeluk secara alamiah - tanpa perlu menghentikan, tanpa perlu hanyut – semua mengalir apa danya. Inilah istirahat yang sesungguhnya.
Listening is nourishing
Serupa langit yang tidak bisa dipisahkan dengan warna biru, manusia yang sudah istirahat dalam meditasi tidak bisa dipisahkan dengan kerinduan berbagi kasih sayang. Dalam perspektif ini, bisa dimaklumi, bila ada yang menitipkan pesan: “listening is nourishing”. Saat mendengar, sesungguhnya kita sedang menghidupi banyak jiwa yang lapar akan perhatian dan pertolongan. Ada yang berbisik: “listening is fine tuning”. Tatkala mendengar seseorang sedang terhubung dengan diri yang lebih tinggi, kemudian rindu berbagi. Ada yang menemukan resep “the healing power of being deeply heard”. Mendengarkan secara mendalam membuat seseorang bisa menyembuhkan.
Digabung menjadi satu, bila ada manusia yang bisa menemukan kedamaian dengan mendengar, maka tatanan kosmik akan lebih seimbang. Sebagian manusia memang mengaku selalu benar, meminta selalu didengar, mencari penutup lobang jiwa di luar, tapi mesti ada yang menjaga keseimbangan kosmik melalui listening in the service of wholeness. Mendengar sebagai pelayanan pada tatanan kosmik yang holistik. Dengan cara ini, tidak saja diri ini sembuh, tatanan kosmik yang lama luka oleh keterpisahan juga tersembuhkan. Dalam tataran kesembuhan seperti ini (the ultimate healing), kesembuhan adalah terhubung rapinya tubuh ini dengan tubuh-tubuh yang lain. Lobang jiwa orang adalah lobang jiwa kita juga, kesembuhan orang adalah kesembuhan kita juga. Dan jembatan yang bisa menghubungkan keterpisahan ini bernama mendengar. Mungkin itu sebabnya mistikus Kabir pernah bergumam: “when I silenced my mouth, sat very still, and fixed my mind at the doorway of the Lord, I soon was linked to the music of the word. And all my talking came to an end”. Tatkala mulut terkunci rapi, duduk bersahabatkan keheningan, memusatkan batin hanya pada sang Jalan, kehidupan kemudian berubah menjadi nyanyian. Dan semua suara serta doa tenggelam dalam kesempurnaan keheningan. Di Timur, tatkala kesempurnaan keheningan dipeluk lembut oleh kesempurnaan kasih sayang, ia disebut praktik Buddha Avalokiteshvara. Salah satu arti Avalokiteshvara adalah Ia yang selalu melihat dan mendengar penderitaan dunia dan kemudian menyediakan tangan bantuan. Di jalan ini, bunga spiritual baru belajar mekar saat seseorang berevolusi dari bahagia karena didengar menuju bahagia karena mendengar. Selamat hari raya Tri Suci Waisak tahun 2012. Semoga semua mahluk berbahagia.
Jawa Barat, 2012-05-06 : 06:17:38 Salam Hormat S. Lee
S. Lee mulai gabung sejak tepatnya Selasa, 2011-01-04 09:12:26. S. Lee mempunyai motto Jangan menunda pekerjaan.
Berita : 6 Karya Wacana : 1 Karya Filsafat : 5 Karya Sejarah : 1 Karya Opini : 1 Karya Total : 14 Karya Tulis
DAFTAR KARYA TULIS S. Lee
Isi Komentar Renungan hari Tri Suci Waisak 2012: Mendengarkan Juga Membahagiakan 3723
BACK
ATAU berikan Komentar mu untuk karya Renungan hari Tri Suci Waisak 2012: Mendengarkan Juga Membahagiakan 3723 di Facebook
Terimakasih KASTIL CINTA KU ,
CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Bebaskan diri saat gagal, yang gagal itu peristiwanya, bukan Anda.
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti
|
|