Improving Quality Of Life

Visitor 15.728

Hits 2166

Online 1

KATALOG KARYA
2014.4428 - 257.KIK
Cerita Pendek - Cinta © 2014-12-26 : 16:11:33 (3401 hari 06:27:45 lalu)
The Power to be your best ternyata tak ku duga, di sini mulai cerita
KRONOLOGIS KARYA » AKU, KAU, DAN HUJAN ± Cerita Pendek - Cinta © kikilaraswati. Posted : 2014-12-26 : 16:11:33 (3401 hari 06:27:45 lalu) HITS : 777 lyrict-lagu-pilihan-lama () kumpulan puisi mutiarasukma0
RESENSI : Di tengah senja dengan alunan rintik hujan dari kaki langit membuatku terseret ke dalam bilik-bilik lamunan. Tentang cinta dan kerinduan. "Bagiku cinta kita terekam oleh rintik hujan. Setiap hujan turun, aku selalu teringat padamu. Sejak kau menolong aku dari peristiwa itu.
Aku dan kau memang terlahir dari keluarga yang beda. Status sosial kita jauh laksana bumi dan langit. Keluargamu serba berkecukupan dan keluargaku biasa saja. Kami hidup dalam kesederhaan. Banyak perbedaan diantara kita. Status sosial yang paling mencolok. Dengan cinta yang terjalin telah menyatukan aku dan kau hingga menjadi kita. Di tengah senja dengan alunan rintik hujan dari kaki langit membuatku terseret ke dalam bilik-bilik lamunan. Tentang cinta dan kerinduan.
"Bagiku cinta kita terekam oleh rintik hujan. Setiap hujan turun, aku selalu teringat padamu. Sejak kau menolong aku dari peristiwa itu. Kau melihatku yang sudah membiru beku karena kedinginan. Aku yang berteduh di pos ronda dekat rumahmu sewaktu hujan turun dengan derasnya. Awalnya aku ragu dan sudah berburuk sangka padamu saat kau menyuruhku berteduh di rumahmu saja. Ini perkenalan yang membuatku jatuh hati padamu. Meski sebenarnya aku tak begitu percaya pada cinta pandangan pertama. Aku menurut dan ikut ke rumahmu. Kau ambilkan aku baju ibumu dan handuk, lalu menyuruhku mandi. Aku menyalami ibumu saat dia keluar dari kamar dan melihatku kuyup diterpa hujan. Aku seolah terhipnotis dengan semua yang kau lakukan." Ingatan Keila mengenang cerita cintanya.
"Kei, melamun saja. Ada apa?"tegur Susan.
"Aku rindu Gilang." Keila menerangkan. Hening.
Sepi menyelimuti suasana kamarku. Susan terdiam. Mengusap lembut pundakku. Gadis itu tahu perjalanan cinta antara aku dan Gilang. Lelaki yang sudah berjuang keras menggapai restu ibunya untuk meminang gadis sepertiku.
"Kau ini seperti anak kecil saja. Akhir bulan dia kadang datang menemuimu. Jarak Surabaya-Pemalang tidak dekat, tapi rela dia melakukannya." Ujar Susan.
"Terima kasih Susan atas cambukmu yang membuatku bangkit." ucap Keila. _
Waktu merangkak. Hari yang ditunggu datang. Kepulangan Gilang menjadi jawaban atas kidung kerinduan dalam setiap sujud panjangku di sepertiga malam-Nya. Selama mengemban tugas menjadi abdi negara untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia kami hanya berkomunikasi by phone dan jejaring sosial. Hari ini kami menghabiskan waktu di alun-alun kota. Duduk di bawah rindangnya pohon beringin. Bercerita tentang cita dan cinta. Gilang adalah calon imamku. Menikah dan punya anak merupakan dambaan dari setiap wanita. Inilah yang menjadi harapan kami kelak. Jodoh takkan pernah salah. Takdir tak mungkin tertukar. Cinta akan berhenti pada muaranya.
"Love you, Kei." Ujar Gilang mengawali pembicaraan. Sejenak Keila terdiam, lalu berkata, "Love you too."
Aku dan Gilang sama-sama duduk di ujung bangku, sehingga terciptalah jarak. Kami memang tidak terbiasa duduk berdekatan. Jika jalan ke suatu tempat, di keramaian kota yang menjadi tujuan kami berkunjung. Mencintai berarti menjaga. Itulah makna cinta yang dibangun aku dan Gilang dalam menjalin hubungan ini.
"Gilang, apa ibu tahu kau pergi denganku?" Keila menyelidik.
"Ibu tidak tahu karena saat aku mau pergi, ibu sedang istirahat di kamarnya. Ibu pulang sore karena harus mengajar jam tambahan untuk kelas VI sebagai bekal ujian."
"Terima kasih Gilang, kau sudah memilih aku untuk menjadi calon pendamping hidupmu. Rupanya kau bisa bertahan dan terus berjuang meyakinkan hati ibumu. Hingga akhirnya waktu menjawab, restu ibu menyertai hubungan kita."
"Kalau tidak ada perjuangan, kita tak mungkin sudah bertunangan. Aku tak perduli dengan pandangan orang mengenai status sosial kita. Menjadi pustakawan adalah tugas yang mulia. Kau juga sudah membangun taman bacaan di samping rumahmu. Dimataku kau sosok yang sempurna, meski dalam cinta kita bukan mencari kesempurnaan dari pasangan, melainkan mencintai dengan sempurna terhadapnya." Gilang tersenyum. Semua akan baik-baik saja.
Semburat merah jingga sudah memayungi. Mentari segera berlalu dan sebelum mengubah cahaya langit menjadi gulita. Saatnya kami kembali ke peraduan. Gilang menemaniku sampai rumah. Pamit dengan ibu dan bapak. Lalu dia pulang ke rumahnya yang hanya 20 menit dijangkau dari rumahku. Tak kusangka, rintik gerimis menemani kepulangan dia. Seolah semakin terekam dalam ingatan, antara aku, dirinya dan hujan.
Rindu menggelitik. Sudah enam bulan Gilang tak pulang ke Pemalang. Saat kutanya, dia hanya bilang,"Lagi sibuk." Ya, aku coba mengerti dengan kesibukannya. Aku tak ingin banyak menuntut. Apalagi kami baru bertunangan selama satu tahun. Tak elok bila aku memaksakan kehendak untuk bertemu dengannya setiap akhir pekan. Dia masih punya orang tua sehingga Gilang juga harus punya waktu untuk memperhatikan mereka.
Aku terdiam. Duduk di teras rumah dengan kepala mendongak menghadap angkasa raya. Memandang gemintang dan sang dewi malam. Mendengarkan simfoni alunan lagu dari band letto-Ruang Rindu. Aku terbawa dalam suasana malam. Tak kusadari kedatangan sosok Susan sudah duduk di dekatku.
"Kau tak boleh egois. Ini hanya soal waktu, tak penting dipermasalahkan. Tak hanya kau yang punya kerinduan, tapi mungkin juga dengan Gilang. Cobalah kau mengerti, Kei. Berhentilah untuk protes kepada Gilang," tegur Susan.
"Aa....a...aku rindu dia," suaranya sedikit terbata-bata.
"Kei, isi kerinduanmu dengan do'a. Kau juga bisa alihkan dengan membaca buku. Aku punya referensi buku yang pantas kau baca. Buku yang berjudul 'Sakinah Bersamamu' karya Asma Nadia karena kelak kau akan berumah tangga. Bacalah buku itu. Isinya menarik dan kau bisa temukan tips untuk membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warrohmah," imbuhnya menasehati.
"Baiklah Susan. Aku mengalah. Biarlah nanti waktu yang mempertemukan kami kembali. Gilang di sana berkerja, aku harus memupuk semangatnya. Jujur, terasa pahit memang yang namanya penantian, tapi demi cinta yang sudah kami bangun dengan perjuangan, kucoba untuk mengerti dan berdamai dengan keadaan ini," Keila merangkul bahu sahabatnya.
Semangat yang membara. Kerinduan coba ditepisnya diganti dengan syahdu do'a dalam setiap sujud-sujud panjang disepertiga malam. Aku menguatkan hati untuk meminta kepada yang Mahacinta. Meminta untuk segera persatukan cinta kami dalam ikrar suci yaitu pernikahan.
Pernikahan itu terjadi. Gilang datang ke rumahku dengan keluarga besarnya. Meminta aku dari ayah untuk menjadi makmumnya. Aku gugup melihat kedatangannya yang tiba-tiba tanpa memberi tahu terlebih dahulu. Undangan pernikahan sudah disebar. Seminggu lagi prosesi pernikahan aku dan Gilang terlaksana. Dalam hati aku berpikir,"Mimpikah aku?" Kucubit pipiku dan terasa sakit. Sesaat tersadar bahwa ini nyata bukan ilusi. Pernikahan sederhana. Tak banyak tamu yang kami undang. Hanya teman dekat dan sanak saudara. Bening air mata tak sanggup kubendung. Ketika getar hati mendengarkan ijab qobul yang Gilang lantunkan dari balik pintu kamar yang berbatasan dengan ruang tengah, tempat berlangsungnya ikrar janji suci. Ibu menggandengku. Menempatkan posisiku di samping Gilang. Ijab qobul telah usai. Kini aku resmi menjadi seorang istri. Ini babak pertama dalam hidupku. Gilang mengecup kening dan menyematkan cincin di jari manisku.
"Moga Allah memberiku berkah umur untuk selalu menemanimu." Ujarku ketika mencium punggung tangan lelaki yang kini menjadi suamiku.
"Aamiin."
Kesabaran dalam penantianku akhirnya berbuah manis. Allah mendengarkan permintaanku. Alhamdulillah, kami senantiasa bersama dalam mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warohmah.

Share


Jawa Barat, 2014-12-26 : 16:11:33
Salam Hormat
Kiki Laraswati

Kiki Laraswati mulai gabung sejak tepatnya Sabtu, 2012-05-05 19:29:34. Kiki Laraswati mempunyai motto
Cerita Pendek : 3 Karya
Filsafat : 1 Karya
Berita : 1 Karya
Surat dari Hati : 1 Karya
Puisi : 5 Karya
Total : 11 Karya Tulis


DAFTAR KARYA TULIS Kiki Laraswati


Isi Komentar AKU, KAU, DAN HUJAN 4428
Nama / NameEmail
Komentar / Comment
BACK




ATAU berikan Komentar mu untuk karya AKU, KAU, DAN HUJAN 4428 di Facebook



Terimakasih
KASTIL CINTA KU ,



CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Apa yang saya kerjakan adalah mempersiapkan diri saya sampai saya tahu, saya bisa mengerjakan apa yang harus saya kerjakan.
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti