|
Hari ini saya lagi mood untuk menulis tentang kampung halamanku, Kabupaten Kepulauan Selayar. Pada liburan sekolah di masa-masa SMP dan SMA biasanya kumanfaatkan dengan berlibur di kampung, Kota Benteng. Kota Benteng adalah ibukota Kabupaten Kepulauan Selayar.
Pada masa itu aku senang sekali naik motor untuk ke Selayar. Jarak dari Makassar ke Benteng, Selayar ± 240 km. Motor sehari sebelum keberangkatan telah diservis agar kondisinya prima. Oli dan ban menjadi perhatian utamaku. Perjalanan dimulai setelah shalat subuh, sekitar jam 4.30 WITA. Perjalanan dimulai menuju perbatasan Makassar dengan Gowa. Jalur ini di subuh hari sudah sangat padat. Pedagang sayur dari Kabupaten Gowa dengan sepeda dan sepeda motornya berbondong-bondong menuju pasar Pabaeng-baeng atau Pasar Terong di Kota Makassar. Pete-pete juga sudah mulai mencari penumpang. Petepete adalah istilah untuk angkutan umum di Sulawesi Selatan. Mungkin karena ditrayeknya tertulis Pasar Sentral – Sungguminasa PP, maka PP tersebut yang menjadi istilah Petepete. Mungkin.
Kugas motor Honda 8oo ku hingga kecepatan 60km/jam. Pada masa itu Honda 800 termasuk motor terkenal. Susana remang subuh dan kepadatan kendaraan memaksaku untuk tidak menaikkan kecepatan. Kepadatan mulai berkurang setelah mencapai daerah Limbung, Kabupaten Gowa. Mulai dari sini kecepatan sudah dinaikkan ke 80 km/jam. Jalanan sepi membuat bisa menikmati pemandangan dikiri dan kanan jalan. Hamparan sawah dengan padi yang menguning. Terkadang kita bisa melihat desa yang ada ditengah hamparan sawah. Bagaikan oase di padang pasir.
Setelah melewati Gowa, Gerbang perbatasan Kabupaten Takalar telah didepan mata. Didaerah ini terkenal dengan Pabrik Gula, Jagung rebus, dan ikan lautnya. Kemudian kita akan memasuki kabupaten Jeneponto. Suasana gersang lansung menerpa wajah. Memang daerah ini terkenal karena kegersangannya. Makanan terkenalnya adalah Coto Kuda. Yayasan HuMus (www.yayasan humus. Blogger.com)memiliki kebun bakau, kebun Jarak dan Kelompok binaan dibidang budidaya rumput laut di Kabupaten Jeneponto . Disepanjang jalan kita akan melihat empang penggaraman dan pedagang tuak manis. Sebagaian besar waktu perjalanan dihabiskan di Kabupaten ini.
Kabupaten berikutnya adalah Bantaeng, atau disebut Butta Toa (tanah tua/yang dituakan). Belanda dahulu membuat keresidenan didaerah ini, sehingga bangunan-bagunan tua dengan arsitektur eropa masih bisa kita jumpai didaerah ini. Daerah ini terkenal dengan hasil Holtikultura, dan hasil lautnya. Anda bisa memetik strawberi lansung dari pohonnya di perkebunan strawberi. Atau ingin merasakan sejuk dan segarnya air merasa, air yang lansung dari pegunungan. Jalanan di daerah ini cukup indah pemandangannya. Kita melalui beberapa kelokan jalan yang bersisian dengan tepi pantai. Debur ombak terkadang seakan menjangkau kaki kita.
Selepas itu kita akan memasuki Kota Bulukumba. Perahu Phinisi yang terkenal itu dibuat disini oleh tangan-tangan trampil orang bantaeng. Anda mungkin pernah mendengar Suku Kajang? Suku ini tinggal di Kabupaten Bulukumba. Kehidupan mereka mirip dengan suku badui di Jawa Barat. Tujuanku adalah pelabuhan feri Bira yang letaknya berdekatan dengan objek wisata Pantai Bira. Dari sini kita akan naik Kapal Feri kepelabuhan Pammatata di Selayar.
Jam 11.00 WITA aku tiba di pelabuhan ferri Bira. Kapal Ferri yang menuju Selayar telah merapat di dermaga dan Jam 14.00 akan berlayar. Pasir pantainya sangat indah. Disekitar dermaga banyak pedangang Gogos dan makanan serta minuman ringan. Perjalanan laut menyeberangi selat Selayar memakan waktu sekitar 2 jam. Bagi yang mabuk laut sebaiknya meminum obat anti mabuk. Tabiat ombak di selat ini sulit diprediksi. Bila musim pancaroba ombak bisa mencapai ketinggian 3 meter. Tetapi nahkoda yang biasa melalui daerah ini sudah berpengalaman dan bergaul akrab dengan alam. Kondisi ombak 3 meter bagi mereka bagai buaian.
Sekitar jam 16.00, kami merapat di pelabuhan Pammatata. Pemandangan dipelabuhan ini cukup indah. Hamparan pasir putih dipadu dengan tebing dan bukit. Ratusan pohon kelapa berderet rapat di tepian. Sebanding dengan pemandangan pasir putih di pantai Kuta, Bali. Keaslian masih terasa di tempat ini. Beberapa pemudik yang menggunakan motor berbarengan menuju kota benteng, ibukota kabupaten Selayar. Disanalah aku dilahirkan. Makanya menjadi tanah kelahiran. Seandainya aku lahir di Lampung, maka lampunglah tanah kelahiranku. Perjalanan ke kota Benteng memakan waktu sekitar 1,5 jam. Perjalanan di sore hari cukup menyejukkan mata. Membuat rasa penat hilang dari peredaran darah.
Perjalan ini memanjakan mata. Berkendaraan dibawah kanopi Pohon Kelapa, sementara disisi kanan terlihat mentari mulai mendekati peraduannya. Rumah-rumah penduduk dan huma dengan pagar dari batu menghias kedua sisi jalan. Kita menelusuri tepi pantai menuju kota benteng. Timbul ide di benakku untuk suatu saat membuat dokumentasi perjalanan ini. Lebih bagus lagi bila bisa berupa film dokumnter. Seiiring dengan sunset di sebelah kananku, kami tiba di kota Benteng Selayar. Kusempatkan dulu ke Pantai kota untuk menyaksikan sunset. Setelah puas, kupacu si Honda 800 menuju rumah bibi di selatan kota. Bibi tidak menyangka aku akan dating berlibur. Kubayangkan wajah kedua sepupuku yang akan terkejut melihat kedatanganku……AM 2010
, 2011-04-30 : 21:58:45 Salam Hormat
mulai gabung sejak tepatnya Sabtu, 2011-04-30 21:58:45. mempunyai motto
Berita : 1 Karya Total : 1 Karya Tulis
DAFTAR KARYA TULIS
Isi Komentar PERJALANAN KE SELAYAR 962
BACK
ATAU berikan Komentar mu untuk karya PERJALANAN KE SELAYAR 962 di Facebook
Terimakasih KASTIL CINTA KU ,
CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Orang sukses tidak malu meminta pertolongan orang lain
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti
|
|